“Kalau ketemu langsung orang kadang berpikir terutama saya sekarang di daerah pemilihan 'oh teh Tina, ternyata enggak seserius itu ya, ternyata senang bercanda ya',” jelasnya.
Tak hanya itu, mungkin karena dilatih untuk melapalkan bahasa Indonesia yang baik dan benar saat masih menjadi pembawa acara berita, logat Sunda yang dimilikinya seakan memudar hingga membuat orang lain salah menduga.
“Orang juga kadang berpikir saya bukan asli Sunda, saya tidak tahu apakah karena wajah saya enggak terlalu kelihatan sunda atau karena logat berbicara saya pada saat berbicara bahasa Indonesia enggak kelihatan Sunda sama sekali, tapi kalau sudah berbicara bahasa Sunda, percayalah saya Sunda pisan.”
Baca Juga : Klinik Kecantikan Bagaikan Musuh Bagi Tina Talisa, Kenapa ya?
“Kalau di daerah pemilihan juga saya sering menggunakan bahasa Sunda dan ini membuat saya bahagia karena serasa saya kembali ke akar budaya saya,” tutur mantan finalis Puteri Indonesia 2003 ini.
Tak sampai disitu, tuntutan pekerjaan juga nyatanya menjadikan orang lain salah persepsi pada dirinya.
Padahal menjaga pola makan dan asupan makanan bukanlah kebiasaannya.
“Soal makanan karena harus menjaga penampilan pada saat masih menjadi news anchor maka harus diet ketat menjaga makanan ini itu, faktanya tidak seperti itu. Saya makan segala macam, makan jeroan, duren, senang makanan pedas dan relative sangat pedas, saya makan jengkol, pete, saya pemakan segala,” tukasnya.