Trauma Serangan Bom Saat Konser, Ariana Grande Alami Penyakit PTSD?

By Winggi, Senin, 15 April 2019 | 19:30 WIB
Trauma Serangan Bom Saat Konser, Ariana Grande Alami Penyakit PTSD? (dok. Instagram @arianagrande)

NOVA.id - Baru-baru ini penyanyi seksi, Ariana Grande mengunggah hasil scan otaknya ke Instagram Story miliknya.

Pada unggahannya tersebut terdapat foto yang tertulis "healthy brain" dan "PTSD brain".

Kemudian pada foto di bawahnya terdapat keempat gambar yang terlihat lebih jelas.

Baca Juga : Jenguk Kriss Hatta di Penjara, Mbah Mijan Sebut Kondisinya Semrawut dan Mengerikan

Pada gambar tersebut ia menuliskan "hilarious and terrifying" dan "not a joke".

Lalu apakah benar, Ariana Grande memiliki PTSD?

Dalam sebuah wawancara yang dilakukan Ariana dengan British Vogue pada Juni 2018, ia mengungkapkan jika ia memang menderita PTSD setelah serangan teroris pada Mei 2017 saat konsernya di Manchester Arena, Inggris.

Baca Juga : Tampil di Program TV Amerika, BTS Jadi No 1 Trending Topic Twitter Sedunia!

Menurut ABC News, serangan tersebut berupa bom bunuh diri yang dilakukan oleh pihak ISIS.

Serangan tersebut menewaskan sedikitnya 22 orang dan melukai banyak orang.

Dalam wawancara Vogue, Ariana mengungkapkan bahwa ia sering merasa pusing dan gelisah setelah pemboman Manchester.

Trauma Serangan Bom Saat Konser, Ariana Grande Alami Penyakit PTSD? | dok. womenshealthmag.com (dok. womenshealthmag.com)

Baca Juga : Ratu Elizabeth Tak Bolehkan Meghan Markle Pakai Perhiasan Putri Diana! Kenapa?

Dan itu merupakan tanda-tanda dari PTSD.

"Itulah yang dikatakan semua orang padaku," kata Ariana kepada Vogue.

Ariana juga menambahkan jika banyak orang yang menderita setelah kejadian teror tersebut.

Baca Juga : Rahasia Cantik ala Michelle Joan, Pakai Masker Kunyit hingga Jaga Pola Makan

"Sulit untuk dibicarakan karena begitu banyak orang telah menderita kerugian yang begitu parah dan luar biasa.

Tapi ya, PSTD adalah hal yang nyata," ungkapnya.

"Saya tahu banyak keluarga dan penggemar saya, serta semua orang di sana mengalami penderitaan yang sangat besar juga," tambah Ariana.

Baca Juga : Sudah Nyoblos di London, El Rumi Ungkap Harapannya untuk Calon Pemimpin Indonesia!

PTSD merupakan kelainan yang berkembang pada beberapa orang yang mengalami peristiwa mengejutkan, menakutkan, hingga berbahaya, menurut National Institute of Mental Health (NIMH).

Gejala PTSD termasuk kilas balik, menghindari situasi tertentu, dan merasa tegang atau gelisah sepanjang waktu.

Biasanya gejala ini terjadi dalam tiga bulan setelah insiden traumatis.

Baca Juga : Kandungannya Sempat Bermasalah, Asri Welas Akhirnya Melahirkan Putra ke-3

PTSD juga cukup umum terjadi, Pusat Nasional untuk PTSD mengungkap sekitar tujuh atau delapan dari setiap 100 orang akan mengembangkan PTSD dalam hidup mereka.

Perempuan juga lebih mungkin mengalami PTSD dibanding pria, tetapi gen juga berperan dalam faktor risiko PTSD.

Menurut NIMH, perawatan yang paling umum untuk PTSD termasuk antidepresan bersama dengan psikoterapi.

Baca Juga : Kemeriahan BeautyFest Asia 2019 Bertabur Beauty Expert dari Dalam dan Luar Negeri!

Mengenai pengaruh PTSD pada otak dan pemindaian otak Ariana - tidak jelas apa jenis pemindaian otak yang dialami Ariana.

Tetapi menurut penelitian tahun 2010 di Journal of Neural Engineering, jenis pemindaian otak yang disebutkan magnetoencephalograhy (MEG) dapat membantu menentukan perbedaan di otak mereka yang terkena PTSD.

Baca Juga : Adu Gaya Mayangsari vs Mantan Istri Bambang Trihatmodjo saat Disanggul Jawa, Siapa Lebih Kece?

Untuk penelitian ini, para peneliti dapat membedakan pasien PTSD dari subyek kontrol dengan akurasi 90 persen menggunakan MEG, yang sebagai 248 sensor yang merekam interaksi di otak pada milidetik dengan basis milidetik (jauh lebih cepat daripada pencitraan resonansi magnetik fungsional).

Seiring dengan mendiagnosis mereka dengan mengalami PTSD, para peneliti juga dapat menilai tingkat keparahan PTSD pasien. (*)