Tanya Jawab Psikologi NOVA: Aku Stres, Ibu dan Adikku Bertengkar Tanpa Henti

By Tiur Kartikawati Renata Sari, Selasa, 16 April 2019 | 20:15 WIB
Tanya Jawab Psikologi NOVA: Aku Stres, Ibu dan Adikku Bertengkar Tanpa Henti (Pixabay/RyanMcGuire)

Ananda Sam Yth.,

Senang sekali membaca cerita bahwa Anda mencoba untuk selalu bersabar karena ia adalah Ibu Anda, jarang lho, anak laki-laki yang punya tingkat kesabaran seperti Anda, akan tetapi sayangnya, saya kok menduga bahwa yang Anda katakan sabar sebenarnya bukanlah sabar dalam artian positif, yaitu, menunda respon, untuk meraih manfaat yang lebih maksimal ketimbang Anda langsung berteriak atau menyerang ibu, seperti yang dilakukan adik, mengapa saya katakan demikian? Karena, kalau memang mekanisma sabar yang bekerja dalam diri Anda adalah sesuatu yang positif sifatnya, sehingga berdampak positif juga untuk Anda, Anda tidak butuh minuman keras dan mabuk-mabukan untuk melampiaskan kekesalan Anda, bukan begitu?

Memang rasanya neraka bangetlah, ya, kalau satu-satunya orangtua yang kita miliki, karena ibu single parent, emosinya labil plus agresif pula, cuma dia yang kita miliki, dan menurut Sam, Anda juga sudah melakukan banyak hal untuk menyadarkan ibunda, menghadapi orang sulit (difficult people) seperti ibunda memang hanya menyajikan bebrapa pilihan yang tidak semuanya juga menyenangkan dan membuat nyaman, yang pertama, adalah seperti yang Sam lakukan, membiarkan, mencoba tidak merespon secara spontan, dan tak berpeluang untu menasihati apalagi mengajak ibunda mengubah dirinya, yang kedua, seperti adik T, menyerang balik, attack, marah, bahkan lari dari rumah untuk menghindar dari ibu yang jadi sumber permasalahan.

Akan tetapi, Anda sudah merasakan sendiri, bukan, kedua hal ini tak mengasilkan perubahan apa pun pada tiga orang yang terhubung karena ikatan darah ini, enak sekali kalau yang suka marah adalah ibu kos ya, kita tinggal pindah saja, tetapi mana bisa kita tukar ibu kandung kita?

Baca Juga : 11 Tahun Bercerai, Yuni Shara Sebut Henry Siahaan: Papanya Anak-anak...

Ternyata, kedua model solusi di atas tidak efektif, ya, Sam, nah, karena konflik, pertengkaran selalu melibatkan dua orang atau lebih, maka solusi yang tersedia untuk terjadinya perubahan ke arah positif, hanya satu kan, ya? Sam dan adik T yang mengubah diri, lho, kan yang sumber masalah adanya di ibu? Benar, tapi ketika kita tidak bisa berharap darinya, sehingga tidak ada perubahan, kitalah yang seharusnya berinisiatif, saya tidak mau memakai kata berkorban, mengalah, karena memang bukan itu, karena ini berarti kita memberikan kendali diri kita ke orang lain, walau itu ibu sendiri.

Buat apa hidup kalau kita tak memiliki diri kita sendiri, kan? Kok ekstrem, Bu Rieny? Sebenarnya saya hanya mau ring the bell ke benak Sam dan adik T bahwa yang memiliki Anda, adalah diri Anda sendiri, hal kedua, sama seperti individu lain di dunia ini, Anda punya segala hak untuk merasa nyaman, mandiri, dan merdeka menentukan pilihan hidup yang beranggung jawab, dalam kaitan dengan ini, jelas ya Sam, mabuk-mabukan bukanlah pilihan yang bertanggung jawab, demikian pula, minggat dari rumah.

Hadapi Sam, hadapi adik T, tetapi kali ini dengan cara yang berbeda, yaitu, saat saya ring the bell dan Anda memahaminya, Anda mau juga, kan, menerima kenyataan bahwa satu-satunya yang akan mengubah semua ini adalah bila Anda dan adik T yang berubah.

Baca Juga : Dari Pakaiannya, Foto Mesra Mirip Angel Karamoy dan Pasha Ungu yang Dulu Viral Diyakini Steven Rumangkang Asli