Begini lo, Cara Terbaik Larang Anak Mainkan Game Kekerasan

By Jeanett Verica, Rabu, 1 Mei 2019 | 22:00 WIB
Begini, Lho, Cara Terbaik Larang Anak Mainkan Game Kekerasan (iStock)

NOVA.id - Mendidik anak di usia mereka yang masih sangat kecil memang terkenal susah-susah gampang.

Apalagi kalau anak sudah mulai bergaul dan terpapar banyak informasi yang tidak kita ketahui.

Seperti ajakan atau pengaruh untuk bermain game, misalnya.

Baca Juga : Pertama Kalinya dalam Monarki, Kaisar Jepang Akihito Mengundurkan Diri dari Jabatannya dan Disiarkan Live

Syukur-syukur kalau game yang mereka mainkan adalah game yang mendidik dan membuat mereka tumbuh menjadi anak yang cerdas dan pintar.

Bagaimana bila game yang mereka mainkan adalah game kekerasan?

Bisa-bisa, mereka akan menjadi anak yang agresif dan mudah terpengaruh oleh berbagai perilaku kekerasan di dalam game tersebut.

Baca Juga : Demi Anak Sehat dan Cerdas, Mereka Butuh Duduk Lebih Sedikit dan Bermain Lebih Banyak

Sehingga, apa yang bisa kita lakukan sebagai orangtua adalah, tentu dengan mengawasi anak-anak kita sebaik mungkin.

Dan kalaupun anak kita telah doyan main game kekerasan, kita wajib melarang mereka.

Namun perlu diingat, orangtua pun tak boleh asal melarang.

Baca Juga : Curhat Ibunda Pembobol Situs NASA, Kaget Lihat Putra Dijemput Intel Kepolisian

Kita perlu mengetahui cara berkomunikasi yang baik dengan anak.

“Jika orangtua banyak berkomunikasi dengan anak dan menerapkan pola asuh authoritative dengan cara menyeimbangkan antara aturan dan kasih sayang pada anak, maka anak akan mengerti dan akan lebih banyak membaca buku dan belajar dari pada bermain game kekerasan,” papar Psikolog Adib Setiawan.

“Dengan menolak game kekerasan, maka kita ikut berkontribusi terhadap masa depan bangsa,” katanya.

Baca Juga : Ramadan Sehat, Ini Cara Konsumsi Mie Instan yang Cocok untuk Santap Sahur dan Berbuka

Menurut Adib, semua jenis game yang utamanya bermuatan unsur kekerasan atau melukai/mencelakai orang lain, seperti memukul dan menembak atau melibatkan senjata tajam, sebaiknya dilarang untuk anak.

Kecuali sudah di atas 17 tahun dan remaja tersebut bercita-cita ingin jadi tentara, maka bolehlah memainkan game kekerasan.

Akan tetapi, itu pun tetap tidak boleh terlalu lama alias harus ada batasan waktu, sekitar 30-60 menit dalam sekali main dan tidak setiap hari pula.

Baca Juga : Duh, Miss V Kering Juga Bikin Suami Tak Puas Saat Bercinta!

Memang, diakui oleh Adib, game kekerasan bukan satu-satu faktor terjadinya kekerasan yang dilakukan oleh anak-anak atau remaja.

Masih ada sejumlah faktor lain yang juga ikut memengaruhinya, seperti: video kekerasan, orangtua yang kasar atau agresif, atau sistem pendidikan yang tidak peduli pada komunikasi.

Adanya bullying atau pandangan orangtua yang diajarkan pada anak bahwa masalah bisa diselesaikan dengan kekerasan atau fisik, serta lemahnya peran pengasuhan orangtua, baik ayah maupun ibu, kepada anaknya, juga turut menjadi faktor terjadinya kekerasan.

Baca Juga : Shireen dan Zaskia Sungkar Akui Tak Pernah Berantem karena Honor: Orangnya Sama-Sama Malas

Lantas apa yang bisa kita lakukan?

Tentu, selain menjauhkan mereka dari yang namanya game kekerasan, kita bisa mendidik dan membesarkan mereka dengan penuh kasih sayang.(*)

Julie Erikania