NOVA.id - Obat-obatan yang dijual bebas tampaknya sangat efektif dalam menyembuhkan masalah kesehatan.
Bahkan karena mudah didapatkan, sebagian dari kita mungkin akan bergantung pada obat-obat tersebut kala merasa ada yang tak beres dengan kesehatan kita.
Salah satu obat yang dijual bebas dan kerap dikonsumsi adalah pereda nyeri.
Baca Juga : Nyaman dan Aman Naik Motor, Jangan Lupa Pastikan 3 Hal Ini
Namun tahukah Sahabat NOVA tentang efek mengonsumsi obat pereda nyeri tersebut?
Siapa sangka obat pereda nyeri ternyata memiliki efek samping tersendiri, terutama bagi perempuan.
Lalu seberapa berbahaya obat pereda nyeri bagi perempuan? Simak penjelasannya berikut ini.
Baca Juga : Ini Persiapan Wajib Buat Ibu-Ibu yang Sering Antar Jemput Anak Sekolah Naik Motor
Mengutip dari Boldsky, studi terbaru telah menemukan bahwa penggunaan obat antiinflamasi non-steroid jangka panjang (NSAID), umumnya dikenal sebagai obat penghilang rasa sakit yang dijual bebas, telah diketahui menyebabkan infertilitas (kemandulan) pada perempuan.
Hampir semua NSAID yang ada di pasaran diketahui menghambat produksi enzim tertentu dalam tubuh perempuan yang hanya bertanggung jawab untuk ovulasi, implantasi, dan plasentasi.
Ibuprofen dan diphenhydramine adalah beberapa obat penghilang rasa sakit yang umum ditemukan hampir di setiap lemari obat.
Baca Juga : Buka Puasa Bersama, Ayah Ibel Manjakan Menantu dengan Buatkan Masakan untuk Ammar Zoni dan Irish Bella
Obat-obatan ini digunakan untuk mengobati berbagai gangguan kesehatan, mulai dari sakit punggung kecil hingga demam.
Namun, penggunaan jangka panjang dari obat ini diketahui mengacaukan siklus ovulasi dan hormon reproduksi pada perempuan dan menjadi penyebab utama disfungsi ovulasi.
Bahan aktif yang ada dalam obat penghilang rasa sakit seperti ibuprofen dan diphenhydramine memang sangat bagus untuk menghilangkan rasa sakit.
Baca Juga : Tampil Berhijab, Celine Evangelista Konsultasi dengan Ustaz Riza Muhammad
Namun, mereka menekan produksi prostaglandin, hormon yang mengatur siklus ovulasi pada perempuan.
Obat-obatan ini juga menyebabkan disfungsi hormon tertentu jika digabungkan dengan kebiasaan gaya hidup buruk lainnya seperti merokok dan minum alkohol berlebihan.
Baca Juga : Gisel Sensor Omongan Gempi saat Ucapkan Selamat Ulang Tahun untuk Gading, Kenapa?
Penggunaan jangka panjang dari obat-obatan ini dapat menyebabkan infertilitas (kemandulan) permanen, yang mungkin ternyata tidak dapat diobati.
Untuk itu sebisa mungkin selalu konsultasi dengan dokter terkait kondisi kesehatan dan obat-obatan yang akan kita konsumsi. (*)