Sulit Dipercaya, Ini Kejiwaan Orang Saat Bergosip, Apa Kata Ahli?

By Tentry Yudvi Dian Utami, Jumat, 24 Mei 2019 | 14:00 WIB
Sulit Dipercaya, Ini Kejiwaan Orang Saat Bergossip, Apa Kata Ahli? (jacoblund)

NOVA.id – Saat berkumpul dengan teman, apa yang biasanya kita lakukan kalau bukan membicarakan orang lain alias bergosip

Rasanya sih kita memang berdiskusi dan bertukar pendapat, tapi sekali lagi topik pembicaraannya biasanya orang lain (dan itu sama dengan bergosip!)

Tapi kalau dibilang bergosip membuat kita bahagia, setujukah Sahabat NOVA?

Sebuah studi yang diterbitkan dalam Social Psychological and Personality Science menyatakan bahwa umumnya seseorang menghabiskan waktu rata-rata 52 menit per hari untuk bergosip.

Baca Juga: Jadi Anak Bos, Perlakuan Azriel Hermansyah pada ART Tertangkap Kamera hingga Jadi Sorotan 

Gosip jadi pilihan kegiatan yang menyenangkan dilakukan, terutama saat orang yang jadi topik pembicaraan sedang tak ada.

Dan isi pembicarannya bukan soal menyebarkan kabar buruk atau rumor ya, tapi sekedar bertukar informasi.

Misalnya, Anda cerita ke teman kerja kalau tetangga Anda baru saja beli mobil baru.

Atau sesederhana soal teman masa kecil Anda yang akan segera menikah bulan depan.

Studi baru tadi mendapati bahwa selama 52 menit tadi, informasi yang dipertukarkan sebetulnya tidak berbahaya (malah cenderung membosankan).

Jadi bukan soal si bos sedang dekat dengan karyawan yang duduk di kubikel tengah.

Lantas, kenapa juga kita menghabiskan 52 menit tadi dengan menggosipkan hal-hal yang tak penting?

Baca Juga: Berita Terpopuler: 13 Tahun Dipenjara, Lidya Pratiwi Segera Bebas hingga Puput Nastiti Devi Rayakan Ultah ke-22 di Swiss

Mark Leary, PhD, profesor psikologi dan ilmu saraf di Universitas Duke yang mengambil spesialisasi dalam psikologi sosial dan pribadi menjelaskan pada Health.

Bergosip adalah insting dasar manusia karena kehidupan kita berakar dalam kelompok.

Tak hanya hidup berkelompok, kita pun bergantung pada orang-orang dalam kelompok untuk bertahan hidup.

“Sehingga, mereka perlu memiliki informasi sebanyak mungkin tentang orang-orang yang ada di sekitarnya.

"Ini untuk mengetahui seperti apa orang-orang lain, siapa yang bisa dan tak bisa dipercaya, siapa yang melanggar aturan kelompok, siapa yang berteman dengan siapa, apa kepribadian dan sudut pandang orang lain, dan sebagainya,” jelas Mark.

Baca Juga: Selamat, Perempuan Lebih Butuh Banyak Tidur Ketimbang Laki-laki, Ini Kata Ahli!

Misalnya, saat masih kecil, bergantung pada orangtua untuk makanan dan tempat tinggal.

Atau kita bergantung pada pihak manajemen di kantor, mungkin untuk uang dan asuransi kesehatan.

Jadi, saat seorang teman kerja bilang kalau si bos mau memecat orang, kita pasti langsung mencari pekerjaan lainnya.

Jadi bergosip adalah cara kita bertahan hidup.

Baca Juga: Tingkatkan Kesadaran Tentang Gangguan Tiroid, PITA TOSCA Gelar Sharing Knowledge Lewat DEKAT

Bergosip untuk bertahan hidup sama tuanya dengan manusia itu sendiri.

Baca Juga: Tak Ingin THR Lebaran Habis dalam Sekejap? Ini 4 Cara Ampuhnya!

"Gosip tidak hanya mengajarkan kita tentang orang yang menjadi subjek pembicaraan, tetapi juga tentang orang yang berbicara," kata Mark.

“Dari siapa dan apa yang Anda gosipkan, saya bisa belajar hal-hal tentang sikap, apa yang Anda percaya, dan cara Anda berurusan dengan orang lain.”

“Bahkan jika saya tidak terlibat dalam kegiatan bergosip, hanya dengan mendengarnya saja saya bisa tahu apa yang mereka anggap penting, apakah mereka bisa dipercaya untuk menyimpan rahasia, dan sebagainya,” pungkas Mark.

Baca Juga: Jadi Makanan Favorit Orang Indonesia, Ikan Mujair Ternyata Berbahaya untuk Kesehatan, Ini 5 Faktanya!

Wah, bisa dipraktikkan tuh, Sahabat NOVA.

Lain kali kalau ada yang bergosip, bagaimana kalau kita memperhatikan saja?

Malah kita jadi bisa belajar soal orang-orang yang bergosip itu! Hehe. (*)