NOVA.id - Menikah, sedari dulu memang bukan hanya urusan kita dan pasangan saja.
Melainkan juga ada dua keluarga yang berbeda, yang ikut membentuk keluarga baru.
Dengan demikian, kita dan pasangan pun otomatis akan menjadi anggota baru di keluarga satu sama lain.
Baca Juga: Pernah Dibully Berhidung Jelek, Anjasmara Bagikan Potret Bangun Tidur Dian Nitami yang Cantik Alami
Masalahnya kemudian, kok ada masa-masa di mana pasangan seperti pilih kasih dengan keluarga kita, ya?
Setiap kali Lebaran tiba, misalnya, maunya selalu berkumpul di kediaman pasangan.
Boro-boro pergi bersilaturahmi ke keluarga kita.
Baca Juga: 5 Inspirasi Kaftan Artis untuk Lebaran 2019: Dari Luna Maya hingga Raisa
Untuk menelepon mengucapkan selamat pun, seperti harus berkali-kali diingatkan.
Belum lagi soal uang kiriman ke keluarga.
Selalu saja, kepentingan keluarganya terus yang diutamakan.
Baca Juga: Pernah Dikabarkan Sudah Menikah, Rossa Beri Doa Ulang Tahun ke 30 Afgan saat Foto Bersama
Kok, lama-lama jadi kesal sendiri, ya?
Katanya keluarga?
Hal seperti ini, sebenarnya bisa dimaklumi.
Pasalnya sebelum menikah dulu, mungkin orang terdekat pasangan memang adalah keluarga.
Sehingga pasangan sudah terbiasa memberikan perhatian kepada mereka.
“Mungkin saja ada pasangan yang tidak semudah itu untuk beradaptasi atau belum benar-benar bisa menjiwai bahwa sekarang keluarga kita juga merupakan bagian dari keluarganya yang membutuhkan perhatian seimbang.
"Bisa saja perilaku mengutamakan keluarganya juga tidak dia lakukan secara sadar,” ujar Inez Kristanti, M.Psi., psikolog., psikolog klinis dewasa di Angsamerah Clinic dan dosen paruh waktu di Unika Atma Jaya.
Baca Juga: Dikabarkan Lolos Jadi Anggota DPR RI, Olla Ramlan Justru Bingung
Namun, jika terus-menerus terlihat pilih kasih, kita juga bisa gerah, dong, dengan perilakunya?
Bahkan, bisa jadi berbagai pikiran buruk dan emosi yang ada datang menghantui dan memengaruhi keharmonisan hubungan kita dengan pasangan.
Lantas, bagaimana mengatasinya?
Baca Juga: 3 Tahun Bercerai, Denada Bagikan Momen Kompak Bersama Jerry Aurum
Well, apapun masalah dalam rumah tangga yang membuat kita merasa tak nyaman dengan pasangan, kuncinya cuma satu: komunikasi.
Ya, cobalah untuk belajar dan berani mengomunikasikan apa yang kita rasakan terhadap pasangan.
Misalnya mulai pembicaraan dengan bilang, “aku merasa bahwa...” dan penting untuk menghindari kata-kata yang cenderung memojokkan atau menuduh pasangan.
Baca Juga: Dikabarkan Pindah Keyakinan, Bunga Zainal Justru Tampil Glamor di Acara Buka Puasa
Seperti “kamu sih...” atau “kamu kok...” dan berbagai kata tuduhan lain yang biasanya lebih sering dan ringan terlontar.
“Ketika kita menyampaikan keberatan, katakan dengan kalimat yang menyampaikan apa yang kita pikirkan atau rasakan, karena kita kan tidak tahu kalau dari sudut pandang pasangan bagaimana. Baru setelah menyampaikan apa yang kita rasakan, ajak pasangan untuk berdiskusi,” saran Inez.
Namun, jangan juga menjadi asal berbicara tanpa melihat waktu, situasi, dan kondisi.
Baca Juga: Camilan Nikmat Rendah Lemak Buat Kamu Si Emotional Eater
Nah, karena komunikasi adalah kunci, maka membicarakannya pun perlu memilih momen yang cukup kondusif.
Misal, di saat kedua pihak sedang sama-sama tenang dan tidak terburu-buru untuk mengerjakan sesuatu, atau juga tidak dalam kondisi tubuh dan pikiran yang lelah dan tertekan.
“Lebih baik lagi kalau Anda dan pasangan memiliki waktu khusus secara rutin untuk mengevaluasi hubungan.
"Misalnya, setiap Jumat malam atau setiap Minggu pagi, sehingga topik ini bisa menjadi salah satu yang dibicarakan dalam pembicaraan tersebut,” ujar Inez.(*)