Tak Perlu Takut Vulgar! Ini Cara Ajarkan Seks Sejak Bayi Hingga Remaja

By Jenny, Selasa, 11 Juni 2019 | 22:00 WIB
Tidak Perlu Vulgar! Ajarkan Pendidikan Seks Sejak Bayi Hingga Remaja (iStockphoto)

NOVA.id - Pendidikan seks dari bayi, kenapa tidak?

Tidak perlu takut vulgar, kita dapat mengajarkan pendidikan seks sejak bayi hingga remaja.

Buat mereka paham wawasan soal seks, sehingga tidak keliru ketika dewasa.

Baca Juga: Suka Antar Jemput Anak Sekolah Naik Motor? Lakukan Ini Agar Anak Aman dan Nyaman

Tanpa perlu juga mengalihkan pertanyaan mereka, jawablah dengan bijaksana.

Jika sebagai orang tua kita tak memberi jawaban maka anak akan mencari sendiri jawabannya di luar sana.

Dirangkum dari Today's Parent, ini cara seru menjawab pertanyaan anak soal seks dari berdasarkan usia.

Baca Juga: Camilan Nikmat Rendah Lemak Buat Kamu Si Emotional Eater

1. Anak-2  Tahun

"Bicarakan soal seks pada anak, sebelum mereka bisa bicara," ungkap Silverberg, seorang peneliti.

Jujur itu penting, termasuk jujur memberitahukan nama alat kelamin kepada balita.

Mereka perlu nama sebenarnya, beritahu saja itu penis, vulva, vagina, klitoris, selangkangan, dan puting.

Baca Juga: Nyaman dan Aman Naik Motor, Jangan Lupa Pastikan 3 Hal Ini

Jika sudah tahu namanya, ketika cedera pada bagian kelamin mereka bisa menjelaskan dengan benar bagian yang terluka.

Menjelang usia 2 tahun, kita bisa mulai berbicara tentang apa, kapan, dan di mana dapat menyentuh organ seksual atau tubuh lainnya.

Selanjutnya, kita bisa jelaskan soal aturan tempat telanjang yang hanya bisa dilakukan ketika berganti pakaian di di kamar mandi atau kamar tidur.

Baca Juga: Sudah Dapat Restu, Luna Maya Bertemu Keluarga Besar Faisal Nasimuddin di Bali

2. Anak 2-5 Tahun

Fokus utama untuk kelompok usia ini adalah belajar tentang batasan apa yang boleh dan tidak boleh disentuh oleh orang lain.

Ajari juga si anak bertanya sebelum mereka menyentuh orang lain, sehingga tidak sembarang naik ke punggung orang dewasa atau menyentuh sesukanya.

Ingatkan soal alat kelamin yang tak boleh disentuh oleh orang lain.

Baca Juga: Liburan Keluarga ke Australia, Intip Gaya Sederhana Nagita Slavina yang Pakai Sweater Ratusan Ribu Rupiah

Jika anak bertanya soal proses kelahiran, ceritakan saja proses bertemunya sel sperma dengan indung telur.

Bukankah banyak video edukasi kelahiran bayi yang bisa kita tonton sambil mendidik anak?

Ayo ajarkan!

Baca Juga: Bikin Jokowi Terbahak, Intip Tingkah Jan Ethes Saat Lakukan Tanya Jawab dengan Kaesang Pangarep

3. Anak 6-8 Tahun

Jelaskan proses pertumbuhan rambut di kemaluan, pertambahan ukuran penis atau vagina, menstruasi, dan mimpi basah.

Anak usia ini juga kebanyakan telah piawai dalam teknologi digital.

Ingatkanlah prinsip-prinsip digital yang ramah anak seperti harus cermat terhadap isi internet, karena tidak semua benar.

Baca Juga: Tak Ingin Manjakan Sang Anak, Hengky Kurniawan Minta Shakila Beli Sendiri Mainan yang Diinginkan Pakai Amplop Lebaran

Kemudian, harus beretika dalam mengunggah sesuatu, misalnya jangan dengan pakaian terbuka atau tubuh telanjang.

Selain itu, ajarkan untuk merahasiakan identitas pribadi dari orang asing dan internet hanya untuk hal inspiratif.

Jelaskan situs-situs tertentu yang tidak bisa diakses oleh anak.

Baca Juga: Foto Keluarga Terbaru SBY Tanpa Ani Yudhoyono, Annisa Pohan: Kami Berusaha Tersenyum

4. Usia 9-12 Tahun

Jelaskan bahwa tidak semua perempuan harus berambut panjang sama seperti tidak semua anak lelaki harus berambut pendek, meski secara budaya bangsa Indonesia umumnya seperti itu.

Mengenai postur tubuh yang berbeda, pastikan anak mencintai tubuhnya sendiri dengan memberitahu bahwa setiap orang berkembang berbeda-beda dan itu bukanlah masalah.

Sebagai peringatan, jelaskan kemungkinan terjadi kekerasan seksual pada anak baik di dunia nyata maupun maya.

Baca Juga: Jangan Dibuang! Ini Segudang Manfaat Air Beras, Buat Rambut Halus hingga Obati Eksim

Ini penting, agar anak bisa menjaga dirinya sendiri ketika orang tua sedang pergi.

Dengan demikian, anak terjaga dari kekerasan seksual.

Bahkan, mereka bisa menjadi pahlawan kecil untuk mengurangi angka pelecehan seksual pada anak yang saat ini marak terjadi.

Baca Juga: Tak Dapat Sinyal Internet di Kampung Halamannya, Bocah Ini Menangis dan Mengamuk di Jalanan

5. Usia Remaja

Mereka telah banyak mendengar, maka buatlah anak nyaman bercerita tentang cinta yang ia alami selama masa pubertas.

Jelaskan kencan yang aman untuk perempuan dan sikap bijak sebagai remaja laki-laki.

Ajarkan soal hasrat seksual dan cara pengendaliannya, sehingga tak melakukan seks pra nikah.

Baca Juga: Selamat Hari Laut Sedunia 2019, Yuk Lakukan Ini untuk Jaga Laut Kita

Jika kita tidak mengajarkan anak soal seks, maka dunia akan mengajarkannya dan bisa jadi caranya salah!

Selamat mengajarkan pendidikan seks pada anak! (*)