Duh, Kakak dan Adik Bertengkar? Tak Masalah, Ini 3 Manfaatnya!

By Maria Ermilinda Hayon, Rabu, 19 Juni 2019 | 21:00 WIB
Ilustrasi anak bertengkar (Nakita.Id)

NOVA.id - Apa yang kita rasakan ketika melihat anak-anak Anda mulai bertengkar?

Pusing dan kesal?

Ah, tunggu dulu. Karena sebenarnya, pertengkaran antara kakak dan adik ini sudah biasa terjadi. Dan uniknya, momen bertengkar mereka diam-diam bisa jadi pembelajaran yang baik, lho!

Baca Juga: Tuai Kecaman, Saran Iis Dahlia untuk Sarwendah Ternyata Bahayakan Kesehatan Thania Putri Onsu 

Karenanya, penting bagi si kakak dan adik untuk bertengkar atau saling ngambek sesekali.

Sebab, ada banyak manfaat yang didapat anak bagi tumbuh kembangnya.

Apa saja, ya?

Baca Juga: Ultah ke-70, Suami Ingrid Kansil dapat Kiriman Spesial dari Ibas Yudhoyono

1. Menerima Pandangan Lain

Dalam bertengkar, anak bisa menyadari bahwa tidak selamanya apa yang dia pikirkan itu sesuai dan yang paling benar.

Dia jadi bisa belajar bahwa orang lain juga bisa memiliki persepsi atau pandangan yang berbeda dengan dirinya.

Hal ini tentu akan membuka pikirannya terhadap perbedaan.

Baca Juga: Film Bridezilla Lahir dari Fenomena Pernikahan Artis yang Terlalu Dieksploitasi

2. Bisa Berempati

Anak juga akan belajar berempati ketika pertengkaran dengan saudaranya muncul.

Ia akan belajar dan menyadari bahwa orang lain juga punya kebutuhan, orang lain juga bisa punya perasaan yang berbeda dengannya.

Sehingga dia belajar menjadi tidak egois.

Baca Juga: Mobil Aurel Hilang Saat Jalan Bareng Mantan, Ashanty Geram: Aku Kasih Angkot Beneran Kamu!

 

3. Mengasah Kemampuan Menyelesaikan Masalah

Saat anak bertengkar, sebagai orangtua, kita jangan langsung mengintervensi dan menengahi.

Tapi, biarkan anak untuk mencoba mencari jalan keluar dan menyelesaikan masalah dengan caranya sendiri.

Baca Juga: Berita Terpopuler: Syahnaz Sadiqah Terkejut Lihat Janin Kembarnya hingga Lamanya Sperma Bertahan di Dalam Miss V 

Dengan begitu, kemampuan menyelesaikan masalahnya akan terasah.

Namun bila kondisinya sudah sampai tahap yang tidak sehat, barulah orangtua bertindak.(*)