Daus mengungkapkan kekagumannya terhadap sosok Hendrik karena tetap berusaha keras menafkahi keluarganya.
Bahkan disaat pamornya menurun, almarhum rela menjadi buruh di perusahaan tekstik saat job di layar kaca perlahan berkurang.
Hendrik rela menderita asal keluarganya tetap bisa makan dan dapur tetap bisa 'ngebul' setiap hari.
Baca Juga: Tak Lagi Eksis di TV, Pemenang Ajang Pencarian Bakat Ini Jadi Tukang Nasi Liwet Demi Sambung Hidup
Lebih lanjut, kata Daus, yang tak dapat dilupakan dari sosok Hendrik sahabatnya adalah, tak pernah mengeluh masalah hidup kepada teman sesama artis. Masalah itu selalu disembunyikan.
"Mau ada masalah rumah tangga atau masalah sakit, dia nggak pernah cerita. Dia selalu ceria," ujar Daus.
Sempat ngemis hingga debt collector
Sebelum terjun dalam dunia hiburan, Hendrik sempat memiliki ragam pekerjaan.
Namun, bisa dibilang pekerjaannya jauh dari kata layak.
Hendrik lahir dari keluarga keturunan Tionghoa, di Bekasi pada tahun 1979.
Terlihat sederhana, kalem, rendah hati siapa sangka di awal kehidupan remajanya ia adalah remaja yang nakal sampai-sampai dia di-drop out oleh sekolahnya.
Setelah ia dikeluarkan dari sekolahnya Hendrik pun menjadi "gembel" di daerah kisaran Jakarta Timur.
Baca Juga: Anaknya Berharap Ibunya Bukan Madonna, Ini Ungkapan Hati Penyanyi Legenda Dunia