Kunci Upgrade Gaji: Tingkatkan Kinerja Dulu, Negosiasi Gaji Kemudian

By Aghnia Hilya Nizarisda, Jumat, 5 Juli 2019 | 16:54 WIB
Shot of a man and woman using a laptop while working on a project together in a workshop (Shapecharge)

NOVA.id - Dalam berkarier, pastilah ada banyak sekali faktor yang membuat kita bertahan di sebuah perusahaan.

Entah karena kita suka dengan pekerjaannya, kita mendapat lingkungan yang nyaman, syukur-syukur lalu bisa menemukan pasangan.

Lebih dari itu, barangkali di tempat yang sekarang, kita pun bisa mendapat kebebasan untuk berkembang.

Baca Juga: Dapatkan Pekerjaan Impian dengan Manfaatkan Jejaring Sosial, Seperti Apa?

Namun bagaimana bila semua hal tadi kita dapatkan, tapi gaji kita malah mentok di situ-situ saja, atau kalaupun naik, cuma sedikit-sedikit saja?

Kalau sudah begini, kok rasanya ingin langsung protes minta kenaikan gaji, ya? Tapi eits, tunggu dulu!

Karena, “Untuk meminta kenaikan gaji secara personal, harus ada persiapan. Persiapkan data dan fakta mengapa kita berhak meminta kenaikan gaji," ujar Andien.

 Baca Juga: Meghan Markle dan Pangeran Harry Batal Lakukan Pembaptisan Archie Hari Ini, Ada Apa?

Konsultan karier ini pun menegaskan, "Gali fakta yang mendukung permintaan gaji akan dikabulkan sebanyak mungkin."

Fakta Soal Gaji (Novita Putri/NOVA)

Ada berbagai hal yang bisa dijadikan penguat permintaan kita.

Misalnya berhasil menyelesaikan proyek melebihi target.

Kalau berhasil mendapatkan klien baru yang memberi pemasukan besar, hingga inisiatif yang sukses diimplementasikan, juga bisa jadi penguat.

 Baca Juga: Kembali Bisa Donorkan ASI, Sarwendah: Tak Berhenti Aku Bersyukur

Yang perlu dicatat, Andin bilang, “Sebagai seorang profesional, permintaan kenaikan gaji juga harus dengan alasan yang profesional."

"Jangan pernah minta kenaikan gaji dengan alasan keperluan pribadi seperti orangtua sakit, anak masuk sekolah, atau mau beli rumah baru," sambung Andin.

Selain itu, menurut Andin, alasan utama perusahaan menaikkan gaji ialah kinerja. Kinerja tinggi akan jadi dasar kuat minta naik gaji.

 Baca Juga: Farhat Abbas Sepelekan Kasus Ikan Asin Fairuz A Rafiq: Sampai Sewa Pengacara Internasional, Luar Biasa!

“Apabila kinerjanya unggul, perusahaan akan memberi kenaikan gaji lebih tinggi dibandingkan yang kinerjanya biasa-biasa saja," kata Andin.

Namun, ada kalanya perusahaan memakai pertimbangan kedua dala menaikan gaji, yakni potensi dan loyalitas.

"Jika kinerja rata-rata, tapi memiliki potensi untuk dikembangkan dan menunjukkan loyalitas, perusahaan akan mempertimbangkan kenaikan yang layak,” ujar Andin.

 Baca Juga: Menghilang Setelah Kriss Hatta Divonis Bebas, Hilda Vitria Kecewa Atas Putusan Hakim

Kesepakatan Dua Pihak

Andin bilang, “Jika merasa kinerja kita jauh lebih tinggi dari rekan lain, maka meminta kenaikan 10%-20% masih wajar."

"Kalau bisa menunjukkan potensi besar, perusahaan tentu tak mau kehilangan Anda," ujar Andin yang menjelaskan kalau angka kenaikan lagi lagi-lagi sesuai kinerja.

Karyawan pun perlu mengenali “harga” dirinya sendiri dan bagaimana bisa sampai ke angka tersebut dengan penalaran yang rasional dan logis.

Baca Juga: Ernest Prakasa dan Meira Anastasia Ingin Obati Korban Bullying Melalui Film

Meskipun selalu ada proses negosiasi karena belum tentu permintaan kita yang tinggi langsung disetujui perusahaan.

Apa sih yang dibutuhkan perusahaan? (Novita Putri/NOVA)

Negosiasi ini sendiri mestilah melibatkan karyawan dan atasan langsung.

Tujuannya mencari titik temu agar kinerja yang telah ditunjukkan dihargai semestinya.

Sehingga, hubungan baik dengan atasan langsung adalah hal krusial yang harus dijaga oleh setiap karyawan.

 Baca Juga: Aldi Maldini Ngaku Kesulitan Berperan Jadi Anak Nakal

“Lewat atasan langsung permohonan kenaikan gaji kita ajukan. Karena atasan langsung yang paling paham dengan kinerja bawahan," ujar Andinn.

"Apabila kita dianggap tangan kanannya, tentu negosiasi gaji akan lebih terbuka. Sebelum bertemu atasan, infokan keinginan untuk melakukan negosiasi gaji

Agar atasan tidak dikejutkan dengan permintaan Anda. Bagaimanapun permintaan kenaikan gaji adalah hal sensitif dan membutuhkan persiapan dari kedua belah pihak,” sambungnya.

 Baca Juga: Kembali Liburan untuk Bertemu Pujaan Hati, Intip Gaya Santai Luna Maya Sambil Tenteng Tas Mewah di Bandara

Pahami Kondisi dan Situasi

Jangan dilupakan jika secara umum, setiap perusahaan memberikan kenaikan gaji, lo, setiap tahunnya.

Jika tak berasa jumlahnya, ya maklum saja, karena kenaikan itu pertimbangannya sekadar berdasarkan inflasi.

Lantas, kalau sudah begitu, kapan saat yang tepat kalau mau minta kenaikan gaji?

 Baca Juga: Dihipnotis, Ini Kata Hati Raffi Ahmad pada Yuni Shara yang Belum Tersampaikan: Kenapa Musuhan, Mbak?

Tak ada patokannya, semua tergantung kondisi dan situasi. Tapi hal lain yang perlu diperhatikan yakni suasana hati atasan.

Andin mengingatkan untuk mengusahakan tidak minta kenaikan gaji saat atasan sedang jelek mood-nya.

“Bagaimanapun permintaan kenaikan gaji adalah hal yang sensitif dan membutuhkan persiapan dari kedua belah pihak," ujar Andin mengingatkan.

Baca Juga: Ingin Solo Traveling ke Surabaya? Ini 5 Destinasi Ramah Perempuan

"Apabila sudah dua tahun lebih tidak mendapatkan kenaikan gaji, walau sekadar kenaikan standar, maka ini perlu ditanyakan,” sambungnya. 

Pasalnya, jika belum berani ambil langkah duluan untuk negosiasi, karyawan bisa meminta “tantangan” untuk membuktikan kemampuannya.

Jangan Pernah Lakukan Ini di Linkedin. (Novita Putri/NOVA)

Namun, ingat untuk harus benar-benar siap, sebab jika gagal, mesti siap juga dengan konsekuensinya.

Baca Juga: Tak Tahu Pablo Benua Derita Penyakit Ganas, Rey Utami Rela Dinikahi: Awalnya Lihat Hartanya!

Walaupun sikap tersebut tetap dinilai positif karena kita proaktif dalam menunjukkan kinerja.

“Namun, cara ini perlu hati-hati, pertimbangkan kondisi perusahaan. Jika sedang alami kesulitan finansial dan pakai cara ini, mungkin tidak akan berdampak besar,” ungkap Andin.

Kondisi finansial dan situasi keuangan perusahaan penting untuk dipahami agar permintaan kenaikan gaji bisa terpenuhi.

Betapa tidak, selain faktor kinerja, faktor perusahaan itu sendiri bisa jadi alasan kita gagal meminta kenaikan gaji, lo.

Baca Juga: Sunan Kalijaga Komentari Kasus Ikan Asin: Saya Mundur Jadi Pengacara Kalau Rey Utami dan Benua Nggak Kena!

Jangan Mengancam

Jika tak mau gagal, Andin mengingatkan untuk mempertimbangkan dan mempersiapkan segalanya, termasuk kapan situasi yang dirasa tepat.

Selain itu, yang lebih penting, kata Andin, “Jangan mengancam, misalnya berkata, Apabila tidak naik gaji akan resign. Hal ini sangat tidak profesional.”

Ada baiknya bila percobaan pertama gagal, tanyakan langsung ke atasan kapan saat yang tepat untuk mengajukan lagi.

Baca Juga: Saling Tuding, Galih Ginanjar Mengaku Minta Video Diedit, Rey Utami dan Pablo Benua Beri Tanggapan

Jangan lupa untuk tanyakan juga apa saja yang perlu ditingkatkan supaya kenaikan gaji pantas didapatkan. 

Lantas, jika saat itu tiba dan atasan menolak lagi dengan berbagai alasan, padahal kinerja Anda sudah meningkat dan memenuhi semua yang disarankan bagaimana?

"Lihat situasi di sekitar Anda. Apakah karyawan lain juga diperlakukan seperti Anda?” ujar Andin memberi penekanan.

Baca Juga: Terbakar Emosi, Astrid Tiar Tanyakan pada Rey Utami dan Benua: Mulut Sampah, Apa Nggak Dididik Orang Tua?

 

Apakah ada yang salah dengan budaya perusahaannya? Apakah ada hal-hal lain yang negatif di perusahaan tersebut, selain ketiadaan kenaikan gaji?

Intinya kita harus sadar sendiri apakah kita akan terus mencoba meminta kenaikan gaji atau perlu melakukan “move” lain.

Perhatikan Ini Kalau Mau Jadi Kutu Loncat (Novita Putri/NOVA)

Tapi, bagaimana kalau ternyata gaji yang kita terima di bawah standar?

Baca Juga: Barbie Kumalasari Panik Berliannya Dituding Palsu karena Alat Pendeteksi Tunjukan Keganjilan Ini

Tentu alasan yang dibutuhkan berbeda.

“Tunjukkan data valid terkait standar gaji di posisi Anda dan Anda masih digaji di bawah standar," terang Andin.

"Data ini bisa didapat dari riset pasar, survei yang dikeluarkan perusahaaan riset, atau info-info yang didapat dari klien dan teman-teman di perusahaan yang sejenis,” lanjutnya. (*)