NOVA.id - Rabu (10/07) nanti, akan ada fenomena langka, di mana planet Saturnus akan bisa dilihat dengan mata telanjang oleh kita.
Peristiwa ini terjadi hanya setahun sekali karena di saat itulah planet Saturnus berada dekat dengan Bumi.
Berikut ini fakta mengenai planet kedua terbesar di tata surya yang ternyata mengalami hujan berlian di planetnya lo!
Baca Juga: Sempat Digosipkan Pacaran dengan Ifan Seventeen, Kini Juliana Moechtar Merasa Kecewa, Kenapa?
1. Planet terbesar kedua di tata surya
Planet Saturnus merupakan planet terbesar kedua setelah Jupiter.
Planet ini sebagian besar terbuat dari gas dan memiliki banyak helium.
Karena terbuat dari gas, planet ini bisa mengapung di dalam air.
Baca Juga: Liburan ke Bali, Mantan Suami Paramitha Rusady Bingung: Santai Sedikit Nggak Dosa kan?
2. Memiliki cincin
Sebagian planet di tata surya memiliki cincin, salah satunya Saturnus.
Cincin yang dimilikinya sangat besar bahkan panjangnya antara Bumi ke bulan, namun tebalnya sangat tipis, kurang dari 1 km.
Baca Juga: Tak Disangka, Pangeran William Perlakukan Kate Middleton Seperti Pelayan Sebelum Menikah Dulu!
3. Memiliki 62 bulan
Saturnus memiliki sebanyak 62 bulan yang mengitarinya.
Beberapa di antaranya adalah Titan yang terbesar kedua di tata surya.
4. Hujan berlian di Saturnus
Bukan hujan air seperti yang biasa di alami di Bumi.
Di planet Saturnus, kita bisa menemui hujan berlian.
Hal ini diungkapkan para ilmuwan AS yang melakukan penelitian terhadap planet ini.
Berlian ini terbentuk dari badai petir yang mengubah metana menjadi jelaga yang mengeras dan menjadi potongan-potongan grafit.
Baca Juga: Berkontribusi di Soulcial Fest, Glenn Fredly Ungkapkan Rasa Syukurnya: Damai Sejahtera
Potongan grafit ini jatuh menjadi berlian "batu hujan es" yang akhirnya mencair.
Berlian ini akan akan menyerah pada tekanan yang ada pada Saturnus dan membuatnya mencair.
Dan dalam setahun, Saturnus akan memproduksi 1000 ton berlian.
"Intinya adalah bahwa 1000 ton berlian per tahun sedang dibuat di Saturnus." ungkap Dr. Kevin Baines dari University of Wisconsin-Madison dan Jet Propulsion Laboratory NASA.
Tak hanya di Saturnus, ternyata hujan berlian ini juga terjadi di planet Jupiter. (*)