NOVA.id - Kalau ada pertanyaan siapa yang ingin menjadi ibu tunggal, perempuan berumahtangga tak akan pernah memberikan jawaban.
Di awal pernikahan, pasti semua perempuan berpikir rumah tangga yang dibina bersama suaminya berjalan sesuai kemauan.
Masalahnya, bahtera rumah tangga enggak selamanya mulus.
Baca Juga: Ini Alasan Mengapa Kita Masih Kangen Mantan Pacar Padahal Sering Disakiti dan Telah Putus Hubungan
Ujungnya, bisa jadi si istri malah menjadi ibu tunggal.
Kondisi seperti itu seringkali bikin perempuan kebingungan.
Kepada siapa dia harus mengadu dan bersandar?
Baca Juga: Rehat Medsos, Cinta Laura Ngetwit: Poligami itu Kekerasan terhadap Perempuan
Padahal beban psikologis yang dipikul cukup menyesakkan, seperti yang dirasakan Maureen Hitipeuw, pendiri komunitas Single Moms Indonesia.
Beruntung, Maureen berhasil bangkit dari keterpurukan setelah bercerai dengan suaminya tahun 2010 lalu.
Maureen berusaha bangkit dari kehancuran, untuk kembali menata hati dan mencari pekerjaan dengan membawa anak laki-lakinya, yang saat itu baru berusia 3 tahun.
Baca Juga: Menikah dengan Pria Lebih Muda, Goo Hye Sun Ungkap Kehidupan Pernikahannya ke Novel
Kini Maureen berhasil membuat sekitar 1.400 ibu tunggal kembali menemukan harapan, melalui komunitas yang dia bangun bersama dua sahabatnya sejak 2014.
Namanya Single Moms Indonesia (SMI), yang memanfaatkan platform Facebook sebagai salah satu wadah komunikasinya.
Kehadiran komunitas SMI ternyata tak sekadar mewadahi ibu tunggal semata, tapi juga memberikan dukungan penuh kepada mereka untuk bangkit.
Baca Juga: Potret Frederik Kiran, Cucu Soekarno dari Ratna Sari Dewi, Berparas Bule!
“Sebenarnya lebih ke pemberdayaan ibu tunggal, supaya mereka bangkit lagi pasca perceraian, atau karena pilihan sendiri."
"Misalnya hamil di luar nikah dan memutuskan mempertahankan kehamilan. Itu juga butuh support,” ungkap Maureen kepada NOVA beberapa waktu lalu. (*)