Minta Tisu Toilet, Perempuan Ini Dipukuli Sampai Lebam oleh Dua Gadis Korea

By Tentry Yudvi Dian Utami, Selasa, 16 Juli 2019 | 21:00 WIB
Perempuan Ini Dipukuli Sampai Lebam dan Berdarah oleh Dua Gadis Korea, Saat Meminta Tisu Toilet (worldofbuzz)

NOVA.id  - Seorang perempuan asal Swedia yang tinggal di Seoul, Korea Selatan dipukuli dan diserang oleh 2 gadis Korea.

Dilansir dari Worldofbuzz (16/07), kisahnya bermula pada Kamis, 11 Juli 2019, saat itu perempuan bernama Sarah bersama temannya berada di sebuah toilet umum di Itaewon.

Temannya saat itu sedang berada di dalam toilet sementata ia menunggu di luar dengan salah satu gadis Korea yang juga sedang menunggu seseorang.

Baca Juga: Pilu, Anak Ini Harus Masuk Gelembung Plastik untuk Melewati Sungai Demi Bisa Sekolah

Kemudian, Sarah melihat tidak ada tisu di dalam toilet sehingga ia meminta pada gadis Korea itu untuk meminta tisu.

Tapi, gadis itu kemudian memukuli Sarah di kepala dan menjambak rambutnya secara tiba-tiba.

Gadis Korea lainnya yang keluar dari toilet kemudian ikut memukuli Sarah juga.

Baca Juga: Rian dan Rai DMasiv Saling Dorong di Atas Panggung, Manajer Ungkap Penyebabnya

“Temannya datang dari dalam dan mulai menyerang saya, memukul kepala saya, mengigit saya, mencakar saya, dan mencoba untuk mencekik saya. Dia bahkan menyerang teman saya yang membantu saya,” tulis Sarah.

Barulah, beberapa pekerja keluar untuk membantu dan membawa Sarah bersama temannya ke luar, tetapi pekerja itu malah melindungi dua gadis Korea tersebut seolah-olah mereka korban.

Tak hanya itu, selama berada di dalam kantor polisi, Sarah dan temannya mengaku jika ia diperlakukan tidak adil, karena polisi tidak mengizinkannya untuk berbicara.

Baca Juga: Hope Academy, Hadir Sebagai Solusi Pendidikan di Lingkungan Urban

“Saya teriak dan bertanya, kenapa dia menyerang saya dan polisi bilang ke saya untuk tetap diam. Saya merasa tidak adil dan tidak dihargai, dan mereka melawan kita,” jelas Sarah.

Gadis Korea itu juga teriak ke Sarah dalam bahasa Korea yang meminta Sarah untuk keluar dari negaranya.

“Saya terguncang, saya tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi, karena saya tidak pernah bertengar dan diserang sebelumnya. Saya merasa tidak aman, saya berpikir untuk tidak bisa hidup di sini lagi,” jelasnya.(*)