NOVA.id - Sejak 21 Juli 2019, seorang pengguna Facebook bernama Niko Tidar Lantang Perkasa menguak kasus penyadapan data pribadi konsumen ojek online Gojek dan Grab.
Diduga olehnya, hal itu dilakukan oleh perusahan financial technology (fintech) atau aplikasi pinjaman online.
Ia meyakini database konsumen telah diambil oleh perusahan fintech melalui enkripsi, wah bagaimana ya tips bagi kita untuk menghadapinya?
Baca Juga: Stop Jadi Perempuan Sein Kanan tapi Belok Kiri, Ini 4 Cara Agar Bugar dan Konsentrasi Naik Motor
Sebelum masuk ke tips, kita perlu memahami bahwa menurut Search Security, enkripsi seharusnya digunakan untuk melindungi informasi pribadi konsumen.
Kemudian, data konsumen yang diambil Fintech tersebut ternyata tak hanya dari aplikasi Gojek, Grab, tetapi juga Tokopedia, Lazada, My Telkomsel, My Im3, dan My XL.
Wah apa benar yah demikian?
Baca Juga: Tidak Pernah Merasa Cantik? Simak Definisi Cantik Menurut Wulan Tilaar
Head of Financial Identity and Privacy Working Group AFTECH, Ajisatria Suleiman, membenarkan bahwa beberapa Fintech ilegal kerap melakukan pengambilan data konsumen.
Hasil investigasi Kompas juga menunjukkan terjadi penjualan data pribadi konsumen pada aplikasi belanja online besar yakni Tokopedia dan Bukalapak.
Menanggapi hal itu, Senior Manager Corporate Affairs Gojek, Alvita Chen, pun memastikan data konsumen aman seperti diberitakan Kompas.com.
Baca Juga: Tabloid NOVA Terbaru: Duh, Doyan Makan Junk Food, Susan Sameh Operasi
"Keamanan akun dijaga melalui OTP, yakni One Time Password, yang bersifat seperti pin kartu ATM pada umumnya," Ujarnya.
Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) pun berpendapat bahwa Permen Kominfo Nomor 20 Tahun 2016 tentang Perlindungan Data Pribadi belum begitu mampu menjaga data pribadi seseorang.
Kemudian, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku pihak yang mengawasi perusahan Fintech, meminta konsumen untuk berhati-hati.
"Jangan tergoda iming-iming hadiah atau imbalan uang dengan memberikan identitas diri (KTP, SIM, Passport) dan foto diri ke orang lain," ujar Juru Bicara OJK Sekar Putih Djarot seperti diberitakan Kompas.com.
"Data Anda dapat disalahgunakan untuk membuat akun palsu dan bertransaksi keuangan tanpa sepengetahuan Anda," sambung dia.
Nah, lo jadi apa yang harus kita lakukan nih?
Baca Juga: Gunung Tangkuban Parahu Erupsi, Wirang Birawa Ramal Deretan Bencana hingga Akhir Tahun
Fast Company, menyarankan kita untuk menghapus data dari galeri handphone sesering mungkin.
Jangan menyimpan jejak digital yang mungkin bisa disalahgunakan.
Simpan saja di memori pribadi dan tak perlu disebarluaskan secara online.
Baca Juga: Tabloid NOVA Terbaru: Andien Ajak Kawa Tutup Mulut Pakai Plester
Jangan juga memperbanyak aplikasi yang tidak penting.
Jika harus memasang sebuah aplikasi, pahami baik-baik tentang syarat dan ketentuan agar tak menyesal nantinya.
Yuk lakukan, agar data pribadi kita terlindungi! (*)