NOVA.id - Bagi setiap ibu pasti menginginkan hal terbaik untuk anaknya bahkan dari sang buah hati masih berada dalam kandungan.
Salah satu yang menjadi perhatian para ibu adalah pemberian ASI eksklusif bagi si kecil.
Air Susu Ibu (ASI) adalah sumber makanan utama dan terbaik yang mudah dicerna bagi Si Kecil sejak baru lahir hingga usia 6 bulan.
Baca Juga: Adiknya Berselisih dengan Pamela Safitri, Andika Eks Kangen Band: Takut Dibilang Pansos
ASI juga mengandung zat gizi lengkap yang dibutuhkan bayi untuk tumbuh kembang di masa emasnya, seperti karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan zat gizi lainnya.
Pemberian ASI sejak dini, akan mencegah malnutrisi pada bayi, membantu melindungi bayi terhadap virus dan bakteri, mendukung tumbuh kembang serta kecerdasan bayi.
Namun, ada beberapa kondisi yang bisa menyebabkan ASI tak lancar, salah satunya adalah merasa tak bahagia dan stres.
Menelisik lebih jauh, stres dapat dipicu dari keadaan sekitar kita, salah satunya adalah pendapat dan nasihat dari banyak pihak soal pengasuhan anak.
Sehingga, masih banyak fakta dan mitos yang diterima oleh sang ibu.
Bahkan, ada beberapa mitos seputar menyusui yang harus diperhatikan oleh para ibu. Berikut fakta dan mitos seputar menyusui.
Baca Juga: Damai, Ini yang Dikatakan Yan Widjaya Saat Bertemu Aura Kasih Secara Langsung
1. Ibu yang sedang sakit harus berhenti memberi ASI pada bayi
MITOS
Saat ibu menyusui sedang sakit, antibodi dalam tubuhnya akan keluar melalui ASI ibu, seperti yang diungkapkan Dr. Ameetha Drupadi, CIMI yang ditemui Tim NOVA di acara Parent Session Fakta dan Mitos Menyusui bersama Asifit dan Nakita.id di kawasan Palmerah, Jakarta Pusat.
Antibodi tersebut akan terisap oleh bayi ketika menyusu, sehingga bayi memiliki antibodi terhadap penyakit tersebut.
Adapun beberapa kondisi yang harus dihindari untuk ibu menyusui bayinya adalah ketika ibu sedang susah menyusui secara kondisi. Misalnya, ketika ibu sedang dalam kondisi lemah atau sakit parah.
Baca Juga: Begini Tingkah Lucu Anak Siti Nurhaliza yang Bermain Tas Sang Bunda Seharga Rp14 Juta
2. ASI harus disimpan di kulkas terpisah
FAKTA
ASI yang disimpan bercampur dengan makanan lain di dalam kulkas yang sama memiliki kemungkinan terkontaminasi oleh bakteri yang terdapat pada makanan.
Sehingga, sebaiknya ASI harus disimpan di kulkas yang berbeda. Namun, jika ibu hanya memiliki satu kulkas saja di rumah, bisa gunakan trik yang satu ini.
Caranya, simpanlah ASI pada rak yang terpisah dari makanan lain.
"Diatur raknya, misalnya satu rak ASI, di bawah ayam," kata Dr. Ameetha.
Selain itu, gunakan tempat kedap udara untuk mengurangi kemungkinan ASI terkontaminasi bakteri.
Simpan ASI pada bagian kulkas yang paling dalam dan sebisa mungkin minimalisasi buka-tutup kulkas yang terlalu sering.
Baca Juga: Dihujat karena Panggil Seorang Pria dengan Sebutan Monyet, Cita Citata Beri Balasan Menohok
3. Ibu menyusui harus minum susu agar ASI lancar
MITOS
Seorang ibu tentu harus mengkonsumsi makanan bergizi, terlebih jika ibu tengah hamil.
Namun, ada beberapa yang mengatakan jika meminum susu dapat memperlancar ASI kelak dan ternyata pernyataan tersebut itu adalah mitos belaka.
Susu mengandung banyak kalsium. Namun, Ameetha mengatakan, konsumsi kalsium alami punya manfaat yang jauh lebih besar.
Usahakan ibu mengonsumsi gizi seimbang dan memenuhi kebutuhan kalori.
Umumnya, kalori yang dibutuhkan ketika menyusui mencapai sekitar 200 hingga 500 kalori.
Beberapa sumber kalsium tinggi di antaranya ada pada ikan-ikanan atau sumber protein tinggi yang bisa dikonsumsi hingga tulangnya.
"Susu saja tidak cukup. Pilihan kalsium juga tidak hanya susu," ucapnya.
Baca Juga: Lagi-Lagi Jane Shalimar Bongkar Kelakuan Vanessa Angel ke Doddy Sudrajat: Daddy Nggak Bisa Kasarin
4. Rasa ASI jadi pedas setelah ibu makan masakan pedas
MITOS
Cita rasa dari makanan yang dimakan ibu tidak akan keluar pada ASI.
Ameetha menyebutkan, rasa pedas pada makanan biasanya dihasilkan dari cabai.
Di dalam cabai, kata Ameetha, terkandung enzim capcaisin yang menimbulkan rasa pedas.
Namun, ketika cabai dikonsumsi dan dicerna dengan baik oleh tubuh, cita rasa pedas tersebut tidak akan keluar lewat ASI.
Meskipun ibu mengkonsumsi masakan pedas, rasa ASI tetap akan sama.
"Yang tidak boleh adalah jika makan pedasnya berlebihan, kemudian ibu jadi diare dan akhirnya menghambat untuk menyusui," ucap Founder komunitas pejuang ASI Indonesia itu.
Baca Juga: Lama Tak Terdengar Kabarnya, Mantan Terindah Sahrul Gunawan Sempat Kena Tipu karena Dianggap Sombong
5. Daun katuk meningkatkan produksi ASI
FAKTA
Dr. Ameetha menjelaskan bahwa galactagogue, senyawa yang berada di dalam daun katuk dapat meningkatkan produksi ASI.
Tak cuma galactagogue saja, daun katuk juga terkenal memiliki nutrisi lain, yakni vitamin C, vitamin D, hormon prolaktin yang melancarkan ASI, dan antioksidan yang dibutuhkan oleh ibu menyusui.
Baca Juga: Ayah Kandung Betrand Peto Tak Bolehkan Ruben Onsu Berkunjung ke Rumahnya, Sang Anak: Rumah Hancur
Disarankan bagi ibu hamil untuk mengkonsumsi sekitar 200 mg daun katuk untuk meningkatkan dan memperlancar ASI. (*)