Habibie Ainun, Kisah Cinta yang Menginspirasi Rakyat Indonesia

By Maria Ermilinda Hayon, Jumat, 13 September 2019 | 15:54 WIB
Habibie-Ainun, Kisah Cinta yang Menginspirasi Rakyat Indonesia (Instagram/@b.jhabibie)

 

NOVA.id- Selain prestasinya yang membuat Indonesia bangga, terselip kisah cinta antara BJ Habibie dengan mendiang istri, Hasri Ainun Habibie, yang melekat erat di benak banyak orang.

Bukti nyata dari ketulusan cinta dan kasih sayang antara insan manusia, bisa kita saksikan dari perjalanan panjang dua sejoli Habibie Ainun, kala memadu kasih.

Pantas saja jika sekarang banyak orang mengidolakan Habibie Ainun, hingga melabeli pasangan ini dengan sebutan relationship goals mereka.

Baca Juga: Haru! Video Presiden Pertama Timor Leste, Xanana Gusmao Cium Kening Habibie yang Jatuh Sakit

Tapi, siapa sangka jika jauh sebelum julukan itu disematkan, Pak Habibie sempat tak tertarik sama sekali dengan Bu Ainun?

Kok, bisa-bisanya?

Baca Juga: Kronologi Kecelakaan Tragis Adik Boy William, Tabrak Tembok Rumah Warga hingga Renggut Nyawanya

Ledekan Saat Muda

Semua berawal dari kisah yang bersemi di masa sekolah.

Saat itu Habibie kecil tak begitu mengenal Ainun muda.

Ya, jauh dari rasa tertarik ataupun naksir, rasanya.

Baca Juga: Sonny Septian Ulang Tahun, Fairuz A Rafiq Berharap Terus Bersama di Dunia dan Akhirat

Justru saat itu Pak Habibie lebih dekat dengan ayah dari Bu Ainun, R. Mohamad Besari, yang adalah teman ayahnya.

Tapi yang bikin lucu, saat duduk di bangku SMA keduanya sering dijodoh-jodohkan.

Bukan tanpa sebab, pasalnya Pak Habibie dan Bu Ainun sama-sama dicap sebagai siswa paling muda di kelas, dan juga cerdas oleh salah satu guru kala itu.

Baca Juga: Berita Terpopuler: Ria Irawan Mulai Sulit Bicara, Sang Suami Minta Waktu Bertobat hingga Ucapan BJ Habibie Saat Ditinggal Ainun untuk Selamanya

Adapun Ainun satu angkatan lebih muda dari Habibie.

Nah, karena kerap dijodohkan seperti itu, Pak Habibie sempat merasa malu, menolak, dan bahkan mengejek Bu Ainun.

“Saya bilang, Jawa, gendut, jelek. Kamu kok hitam kayak gula Jawa?” cerita Pak Habibie secara eksklusif dalam acara Rosi Spesial Kemerdekaan: Habibie, Kemerdekaan dan Cinta di Kompas TV, seperti dikutip dari Kompas.com.

Hebatnya, meski sering diledek Pak Habibie, tak pernah sedikitpun Bu Ainun muda marah padanya.

Baca Juga: Jangan Lewatkan 3 Tempat Wisata Alam Terbaik di Lombok Ini, ya! 

Waktu Berhenti di Rangga Malela

Waktu berlalu, Pak Habibie harus melanjutkan pendidikan ke Jerman, setelah sebelumnya sempat mengenyam pendidikan di ITB.

Delapan tahun berselang, kembalilah dia pulang ke pelukan tanah Indonesia.

Saat itulah kisah cinta lama kembali dimulai, dalam episode yang lebih dalam.

Baca Juga: Dua Buah Ini Dianggap Bisa Kurangi Risiko Penyakit Jantung! Benarkah? 

Dipertemukan kembali dengan Bu Ainun, sempat membuat Pak Habibie terkejut melihat Ainun yang lebih cantik daripada Ainun yang dikenal sebelumnya.

“Ainun, cantiknya. Kok gula jawa jadi gula pasir,” ucap Habibie, dikutip dari Kompas.com.

Sejak itulah, niat Pak Habibie mendekati Bu Ainun semakin bulat terbentuk.

Baca Juga: BJ Habibie Ternyata Senang Santap Makanan Tradisional Indonesia yang Satu Ini! Catat Resepnya 

Meskipun, dia harus berjuang dan bersaing dengan para laki-laki berada, yang mencoba merebut hati Ainun.

Tapi itu bukan alasan Pak Habibie menyerah.

“Kalau memang dia dilahirkan untuk saya, kamu jungkir balik, saya yang dapat. Kenapa harus susah?” ucap Pak Habibie ketika menjawab kritikan teman-teman yang merendahkannya untuk mendekati Bu Ainun, dikutip dari twitter @MataNajwa.

Baca Juga: Lama Bungkam, Franda Akhirnya Minta Maaf pada Orang Tua Zylvechia Kimberly: Tak Ada Niatan untuk Menyakiti Kalian

Hingga tiba di suatu malam, tanggal 9 Maret 1962 saat Hasri Ainun begitu memukau di mata Bacharuddin Jusuf Habibie.

Saat itu, Pak Habibie awalnya ingin mengajak Bu Ainun menonton film di bioskop.

Tapi, cuaca Bandung kala itu demikian cerah.

Baca Juga: Mengenang BJ Habibie: Sering Disebut Sosok yang Serius, Ternyata Dirinya Senang Menonton Sinetron 

Akhirnya, Pak Habibie pun mengajak Bu Ainun berjalan kaki dari rumah di Jalan Rangga Malela ke Kampus Fakultas Teknik Universitas Indonesia, sekarang ITB, melewati bekas sekolah mereka di Jalan Dago, dan kembali ke Rangga Malela.

Kurang lebih satu jam berjalan kaki, Pak Habibie memberanikan diri mengungkapkan perasaannya dan diterima dengan baik oleh Bu Ainun.

“Sejak itu, saya secara batin tidak pernah berpisah dengan Ainun, demikian pula Ainun dengan saya...,” ujar Habibie dalam bukunya yang berjudul Habibie dan Ainun.

Baca Juga: Salah Satu Kunci Kepuasan dalam Hubungan Intim: Bimbing Tangan Suami ke Area Sensitif!

Perjalanan Sakit BJ Habibie (NOVA/Aryodhia)

Setelah masa pendekatan, akhirnya mereka pun resmi menikah pada tanggal 12 Mei 1962 silam.

Kekuatan cinta mereka semakin teruji dan terbukti saat Bu Ainun mengidap penyakit kanker ovarium.

Pak Habibie dengan tulus hati, cinta, dan kesetiaannya menemani sang istri.

Baca Juga: Berhenti Berhubungan Intim dengan Pasangan, 5 Hal Ini yang Akan Terjadi pada Tubuh Kita 

Hingga momen haru terjadi pada hari jadi pernikahan mereka yang ke-48, sekaligus jadi perayaan terakhir mereka.

Kala itu Pak Habibie mencium bibir Ainun sembari berbisik, "Saya selalu akan mendampingimu, di mana pun kamu berada.

"Jiwa, roh, dan batin kita sudah menyatu, dan manunggal sepanjang masa.”

Baca Juga: Hidup Sederhana, Ini Tips Hemat Belanja Makeup dan Produk Kecantikan

 

Sepuluh hari berselang, Ibu Ainun menghembuskan napas terakhirnya pada 22 Mei 2010 silam.

Takdir cinta memang tidak ada yang tahu.

Kalau dipikir, ada saja cara Tuhan mempertemukan dua insan manusia dalam ikatan tali cinta, bahkan hingga kembali ke keabadian.

Baca Juga: Ingin Tidur Nyenyak dan Berkualitas? Hindari Konsumsi 5 Makanan Ini Sebelum Terlelap

Kini waktunya Pak Habibie menyusul kembali Si Gula Jawa ke alam baka.

“Dulu saya takut sekali mati, tapi sekarang tidak, karena yang pertama menemui saya adalah Ainun,” tutur Pak Habibie.

Sahabat NOVA bisa membaca cerita lengkap kisah cinta Habibie Ainun di Tabloid NOVA yang terbit 16 September 2019. (*)