Derita Mereka Tak Lekas Berlalu, Ini Cara Membantu Korban KDRT

By Tentry Yudvi Dian Utami, Jumat, 20 September 2019 | 13:05 WIB
Jangan salahkan korban KDRT, justru kita harus tahu bagaimana membantu mereka. (photodeti)

NOVA.id - KDRT tak hanya berarti “Kenapa Dikau Ringan Tangan”, tapi juga membuat hati pilu dan jiwa rusak.

Dobel celaka, jika anak kita pun menjadi saksi perbuatan biadab itu.

Pertanyaan yang paling sering diajukan adalah bagaimana membantu korban KDRT?

Baca Juga: Perempuan Jadi Korban Kekerasan? Jangan Diam, Bila Perlu Balas!

“Setiap hari ia hanya menangis di kamar, tidak mau makan, tidak bersosialisasi, bahkan tidak mau melihat cahaya matahari.

"Saat tidur, ia sering berteriak kesakitan karena mimpi buruknya,” cerita Putri bingung melihat kondisi Nisa, temannya.

Tapi, kebingungan Putri kontan terjawab begitu melihat tangan Nisa masih membayang lebam dan di wajahnya ada bekas goresan luka. “Tolong aku,” pinta Nisa sambil bercucuran air mata.

Baca Juga: Alasan Kenapa Perempuan Harus Belajar Teknik Beladiri, Salah Satunya Cegah KDRT

Meskipun Bagas—sebut saja begitu—tak lagi menganiaya istrinya itu, sebagai sahabat, Putri sangat geram.

Dan ia ingin sekali menolong Nisa. Tapi, dia tak tahu caranya.

Sebelum melangkah lebih lanjut, Putri perlu tahu dulu sebab musabab Nisa sampai menderita seperti itu.

“Kalau enggak biasa dikasarin, jelas dia akan trauma berat.

"Dia enggak mau makan, menangis terus, bahkan merasa putus harapan,” jelas Psikolog, Oriza Sativa.

Bahkan jika tidak ditangani serius, bisa saja Nisa mengalami depresi berat.

Yang ditandai dengan kehilangan arah, tidak mengenali dirinya lagi, merasa sangat rendah diri, sampai kehilangan harapan untuk hidup.

Begitulah dampak betapa jahatnya perilaku kekerasan dari segi apapun.

Kendati berat, kita perlu menolong Putri, dan utamanya Nisa. Dia harus dipulihkan.

Baca Juga: Jangan Ragu ke Psikolog, Kesehatan Mentalmu Juga Perlu Dirawat

Konsultasi dengan Ahli Kejiwaan

Salah satu hal awal yang bisa kita lakukan dalam proses recovery adalah mengajak Nisa untuk melakukan konsultasi.

“Iya, harus konsultasi. Ia harus disembuhkan dulu mentalnya untuk menghadapi proses yang akan terjadi ke depannya,” ungkap Oriza.

“Ahli kejiwaan biasanya akan menganalisa terlebih dahulu gangguan kejiwaan apa yang didapatinya.

"Analisa itu bisa didapati dengan wawancara, psikotes hingga tes gambar, barulah kita mengobatinya dengan psikoterapi.”

Baca Juga: Kurangi Risiko Kekerasan Seksual Terhadap Anak dengan 5 Ajaran Ini

Nah, proses psikoterapi ini merupakan sebuah proses untuk menyembuhkan masalah yang berkaitan dengan pikiran, trauma, perilaku, bahkan masa lalu.

Tidak sembarang orang bisa melakukannya, melainkan hanya ahli kejiwaan.

Terapi tersebut biasanya bisa membantu kita untuk sembuh secara perlahan dan mengembalikan rasa percaya diri korban KDRT.

Kendati demikian, langkah ini tidak bisa dilakukan sekali waktu.

Baca Juga: Bangkit dari Trauma Kekerasan Seksual bersama LPSK RI & Yayasan Pulih

“Semua butuh proses, bisa tiga kali hingga enam kali, bergantung dengan klien,” bilang Oriza.

Barulah, setelah kuat mental, ia menjadi siap dan diharap bisa tegar.

Misal, jika harus menghadapi proses hukum atau mediasi dengan pelaku kekerasan.

Para tenaga ahli itu pun biasanya juga akan melakukan pendampingan terhadap korban hingga mendapatkan solusi terbaik bagi diri mereka.

Baca Juga: Fakta dan Cerita Kasus KDRT di Indonesia, dari Artis Sampai Mungkin Sahabat Kita

Tenaga ahli ini sendiri dapat kita temui ketika melapor ke pihak kepolisian atau lembaga saat mengadu pertama kali.

Menjadi Pendukung yang Baik

Namun—yang tak kalah penting—seperti yang dilakukan Putri, kita harus aktif membantu teman-teman yang keburu trauma pasca terkena KDRT.

Sebab, “Saat seseorang dikasari, secara langsung itu akan memengaruhi self esteem.

"Ia merasa tidak dihargai dengan perlakukan kasar,” ujar Oriza.

Baca Juga: Maia Estianty Trauma KDRT, Al, El, Dul Tangisi Ibunya Salat Istikharah: Mereka Lihat Bagaimana Bapaknya Memperlakukan Aku

Kesembuhan psikologi memang lebih berat dibanding fisik.

Saat fisik seseorang terluka, ia bisa sembuh dalam waktu berminggu-minggu.

Tapi, soal psikologis, butuh waktu menahun bahkan seumur hidup.

Mereka butuh bantuan kita, karena saat seseorang mengalami KDRT, mereka akan mengalami gangguan perilaku.

Baca Juga: Marshanda: Pergi ke Psikolog Bagai Ubah Racun Jadi Harta Karun

Kita bisa membantu mereka dengan menata kembali perilakunya secara perlahan.

Jika ia mengalami gangguan susah makan, maka kita mengatur pola makannya.

Pemberian vitamin, nutrisi dan gizi baik juga diperlukan.

Baca Juga: Jarang Terlihat Jenguk Ahmad Dhani, Mulan Jameela Beberkan Fakta Hubungannya dengan Sang Suami Selama Dipenjara

“Jika ia malas mandi, mandikan ia, pokoknya dibenahi dulu perilakunya itu,” jelas Oriza.

Selain makan, pola tidur mereka juga berantakan.

Maka dari itu, kita perlu memberikan kenyamanan untuk tidurnya.

Sesederhana tidur harus diselimuti.

Jika dinilai sudah membaik, barulah korban tersebut dibawa ke ahli kejiwaan untuk dipulihkan psikologisnya.

Dan ingat, jangan pernah terucap menyalahkan mereka.

Karena tanpa disalahkan, perlakuan yang mereka alami sudah sangat berat. (*)