Jual Beli Barang Preloved Fashion Bisa Selamatkan Bumi dan Kantong! Coba Lewat Platform Ini yuk!

By Maria Ermilinda Hayon, Sabtu, 9 November 2019 | 23:00 WIB
Ide Kreatif di Tengah Limbah Fashion dan Beauty Dari Tinkerlust (Instagram)

Hal ini juga pernah dialami oleh Aliya Amitra, COO dan Co-Founder Tinkerlust.

Tumpukan baju yang kian menggunung di lemari pakaiannya membuat kegelisahan tersendiri.

Keresahan ini membuatnya rutin membersihkan lemari, paling tidak dua kali setahun.

Setelahnya ia menjual barang-barang yang tak lagi ia pakai. Tapi, kok, banyak kesulitan yang dirasa.

Baca Juga: Tampil Bergaya dengan Barang Mewah Harga Murah, Berburu Barang Preloved Saja yuk! 

“Untuk menjual barang preloved (bekas pakai) di Jakarta, tuh, kayaknya ribet banget. Harus ikut bazar, nitip ke orang. Ya, yang kadang-kadang gak jelas juga gitu, lho, konsepnya. Ujungnya kadang akhirnya aku cuma bagi-bagi. Tapi, kan banyak juga barang yang value-nya masih bagus yang kalau aku bagi-bagi masih sayang,” ujar Aliya pada NOVA.

Kebalikan dari Aliya, Samira Shihab, CEO dan Co-Founder dari Tinkerlust juga memiliki kesulitan untuk mencari barang vintage dan preloved saat kembali ke Indonesia setelah lama tinggal di Amerika.

Nah, dua masalah ini justru menjadi cikal-bakal terbentuknya Tinkerlust di tahun 2015 silam, lo.

Tapi, sebenarnya apa itu Tinkerlust?

Baca Juga: Marisa Tumbuan, Bisnis Preloved Bermodal Passion