Jual Beli Barang Preloved Fashion Bisa Selamatkan Bumi dan Kantong! Coba Lewat Platform Ini yuk!

By Maria Ermilinda Hayon, Sabtu, 9 November 2019 | 23:00 WIB
Ide Kreatif di Tengah Limbah Fashion dan Beauty Dari Tinkerlust (Instagram)

NOVA.id - Apakah Sahabat NOVA punya pakaian yang baru sekali dipakai lalu tersingkir ke lemari bagian belakang?

Atau jangan-jangan kamu juga punya pakaian yang belum pernah dipakai sama sekali sejak kamu beli beberapa bulan lalu, dengan label harga yang masih menggantung?

Lalu baju-baju itu teronggok di sebuah sudut lemari atau tergantung begitu saja di balik pintu.

Baca Juga: Bikin Beda JFW 2020, Tinkerlust Hadirkan Parade Busana Upcycling 

Mungkin kamu lupa, karena kamu sudah punya baju yang baru lagi!

Alhasil, baju-baju itu menumpuk dan jadi sampah.

Tenang, Sahabat NOVA tak sendirian.

Baca Juga: Annisa Pohan Jual Barang Preloved untuk Donasi Bersama Tinkerlust, Seperti Apa?

Hal ini juga pernah dialami oleh Aliya Amitra, COO dan Co-Founder Tinkerlust.

Tumpukan baju yang kian menggunung di lemari pakaiannya membuat kegelisahan tersendiri.

Keresahan ini membuatnya rutin membersihkan lemari, paling tidak dua kali setahun.

Setelahnya ia menjual barang-barang yang tak lagi ia pakai. Tapi, kok, banyak kesulitan yang dirasa.

Baca Juga: Tampil Bergaya dengan Barang Mewah Harga Murah, Berburu Barang Preloved Saja yuk! 

“Untuk menjual barang preloved (bekas pakai) di Jakarta, tuh, kayaknya ribet banget. Harus ikut bazar, nitip ke orang. Ya, yang kadang-kadang gak jelas juga gitu, lho, konsepnya. Ujungnya kadang akhirnya aku cuma bagi-bagi. Tapi, kan banyak juga barang yang value-nya masih bagus yang kalau aku bagi-bagi masih sayang,” ujar Aliya pada NOVA.

Kebalikan dari Aliya, Samira Shihab, CEO dan Co-Founder dari Tinkerlust juga memiliki kesulitan untuk mencari barang vintage dan preloved saat kembali ke Indonesia setelah lama tinggal di Amerika.

Nah, dua masalah ini justru menjadi cikal-bakal terbentuknya Tinkerlust di tahun 2015 silam, lo.

Tapi, sebenarnya apa itu Tinkerlust?

Baca Juga: Marisa Tumbuan, Bisnis Preloved Bermodal Passion

Tinkerlust adalah marketplace yang hadir untuk melayani kebutuhan perempuan Indonesia dalam berjual beli barang-barang preloved fashion dengan kualitas dan orisinalitas yang terjamin.

“Memang ketika lahirnya Tinkerlust itu, kita pengin memudahkan para perempuan untuk menjual barang-barangnya dengan effortless.

Pokoknya yang beresin adalah si service ini. Begitu pun saat ingin membeli. Makanya kita pengin buat Tinkerlust,” ungkap Aliya.

Baca Juga: Limbah Fashion Mengancam, Teknik Upcycling Jadi Solusi Andalan

Preloved Berkualitas

Meskipun Tinkerlust menjual barang preloved, kualitasnya tak kalah dengan produk fashion baru, lo.

Ya, pasalnya Tinkerlust menerapkan stkamur yang ketat dalam tahap penjualan produk fashion di platform-nya.

Kita tak bisa sembarangan, sebab ada sistem kurasi yang dilakukan untuk tetap menjaga kualitas dari produk yang akan dipasarkan.

Baca Juga: Gelar Perayaan Modest Fashion Founders Fund 2019, Bekraf Ingin Indonesia Berpotensi Menjadi Kiblat Fashion Dunia

Sehingga, aman dan nyaman bagi calon penjual dan pembeli nantinya.

“Kurasinya cuma satu, tapi memang bener-bener items yang dilihat itu cukup banyak ‘titik-titiknya’. Satu adalah authenticity-nya. Kalau barang itu enggak asli sudah pasti kita reject.

"Kedua kita lihat apakah barang itu ada nodanya, apakah barang itu pernah di-alter seperti dikecilin misalnya, itu akan kita reject. Jadi, ya, proses kurasinya ada banyak titik yang akan kita lihat,” jelas Aliya.

Selain itu, brand juga menentukan.

Baca Juga: Rumah Sumpek Banyak Barang Bekas? Gunakan Beberapa Cara Ini Saja!

Meskipun tak ada standar, paling tidak barang yang akan dijual mengandung brand dengan bukti seperti adanya toko, baik secara online ataupun offline.

Lokal atau brand luar itu bukan masalah, ya.

Tak hanya pakaian, ada juga preloved makeup dan preloved skincare yang sudah berjalan selama dua tahun belakangan.

Baca Juga: Jangan Dibuang, Lakukan Cara Ini Saja Agar Barang Bekas Jadi Baru

Lima Lipstik Lokal Multifungsi (NOVA/Irfan Maki)

Sama, lo, tetap berlaku sistem kurasi yang ketat.

“Kalau untuk skincare dan makeup kita make sure brangnya itu belum expired dan masih di atas 6 bulan. Terus isinya enggak boleh kurang dari 50 persen. Packaging-nya juga enggak boleh rusak. Lalu, kita juga melakukan basic hygiene. Jadi, setiap barang yang menyentuh badan si seller-nya akan ada basic hygine pakai alkohol,” jelas Aliya.

Lantas, bagaimana kalau ingin menjual?

Baca Juga: Risa Maharani, Lulusan SMK yang Berhasil Fashion Show di La Mode Sur La Seine à Paris 

Nah, ini yang menarik.

Di Tinkerlust disediakan pilihan free pickup bagi Kamu yang berniat menjual produk fashion yang sudah terbengkalai di rumah, lo.

Ini berlaku bagi kita yang ingin menjual produk preloved fashion dalam jumlah lebih dari sepuluh dan berdomisili di kota Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar, dan Medan.

Baca Juga: Lewat Semangat Masa Muda, Bonolo dan Kasual Rayakan Hari Sumpah Pemuda

Setelahnya kita tinggal tutup mata dan menunggu barang laku terjual.

“Para seller tinggal siapin barangnya, nanti kita akan ambil, kurasi, foto, dan dimasukin ke website. Itu free of charge. Jadi, untuk berjualan di Tinkerlust ketika sign up itu tidak ada potongan apa pun. Potongan baru terjadi ketika barangnya terjual. Itu baru kita ada potong komisinya,” jelas Aliya.  

Nah, potongan komisinya mulai dari 15 sampai 40 persen dari produk yang terjual berdasarkan kisaran harganya. 

Baca Juga: Dua Desainer Ini Hadirkan Koleksi Busana yang Terinspirasi dari Perempuan Urban di JFW 2020 

Tentang penentuan harga, Tinkerlust menggunakan pricing system yang memberikan saran harga pada si penjual.

Kita bisa terima atau menaikkan/menurunkannya sampai akhirnya ada kesepakatan harga bersama.

Tapi, apa, sih, untungnya jual beli barang preloved?

Kenapa enggak sekalian beli baru?

Baca Juga: Bawa Unity In Diversity di JFW 2020, Barli Asmara Ajak Daliatex hingga Meldi Rosdianti berkolaborasi

Bumi hingga Kantong

Hal yang paling utama dan pertama adalah membantu menyelamatkan bumi dari limbah fashion.

Hal ini juga yang digalakan oleh Tinkerlust.

Bahkan konsep ini dibawa pada pagelaran mode bergengsi di Jakarta, yakni Jakarta Fashion Week 2020 dengan menampilkan fashion show  “A Story of Second Change”.

Baca Juga: Kembali Diadakan, Cotton Day Indonesia 2019 Pertemukan Pelaku Industri Fashion Tanah Air 

Dengan menggandeng tiga desainer ternama, parade ini seakan memberikan kesempatan untuk pakaian preloved untuk didesain ulang secara upcycling menjadi pakaian baru yang ciamik.

“Kita sudah ikut JFW dua tahun. Kita mau kasih edukasi dan awareness tentang sustainable fashion. Karena temanya sudah menjurus ke arah sana. Tahun ini pun banyak orang yang nge-launch pakai barang yang tidak bahaya untuk lingkungan,” ungkap Aliya.

Yap, masih bisa keren tapi tetep ramah lingkungan, kok.

Baca Juga: UBS Gold Luncurkan Alphastar di Jakarta Fashion Week 2020, Bertabur Bintang!

 

Eits, bukan semata-mata hanya untuk bumi, tapi lebih dekat untuk diri sendiri.

“Selain menyelamatkan lingkungan, kita juga pengin kasih tahu bahwa, you need to be finansial responsible juga.

Pengin keren tapi, you don’t have any saving or you can not enjoy things that more important, buat aku kenapa harus abis untuk jadi keren?” tutupnya.

Kita bisa menjual atau membeli barang preloved di tinkerlust.com. (*)