Ramalan 2020 tentang Kesehatan: Waspadai Gangguan Mental Makin Meningkat!

By Maria Ermilinda Hayon, Kamis, 14 November 2019 | 08:00 WIB
Ramalan 2020 tentang Kesehatan: Waspadai Gangguan Mental Makin Meningkat! (KatarzynaBialasiewicz)

NOVA.id - Selain prediksi kehidupan selebritas Tanah Air, prediksi tentang isu kesehatan pun banyak dinanti-nantikan.

Wajar saja, karena kesehatan adalah modal utama kita menjalani kehidupan, sehingga perkembangan tentangnya selalu jadi pertanyaan.

Sudah banyak hal di bidang kesehatan yang kita lewati di tahun ini.

Baca Juga: Berita Terpopuler: Ramalan 2020 Ahli Tarot Sebut Kasus Gisel Porak-Poranda hingga Tanggapan Aurel Hermansyah Saat Ayah Barunya Unggah Isu Perselingkuhan 

Mulai dari stunting yang masih dialami banyak anak Indonesia, masalah klasik obesitas, dehidrasi akut, kanker darah, juga autoimun yang jadi perbincangan karena diderita salah satu selebritas Tanah Air, hingga munculnya virus baru yang menghebohkan seperti cacar monyet.

Bahkan, belakangan isu kesehatan yang jadi perbincangan tak hanya seputar penyakit fisik, tapi juga kesehatan mental.

Isu ini semakin terangkat sejak beberapa selebitas secara terbuka mengakui mengalami depresi. Sebut saja Marshanda, Ariel Tatum, dan artis Korea Sulli yang meninggal karena depresi.

Nah,  sekarang sudah hampir genap setahun dan kita akan move on ke 2020.

Lantas, bagaimana prediksi kesehatan di 2020 nanti?

Baca Juga: Ramalan 2020: Peluang Bisnis untuk Perempuan Makin Terbuka Lebar!

Tak jauh berbeda dengan 2019, gaya hidup yang tidak terlepas dari perkembangan teknologi dan kemajuan zaman masih menjadi faktor utama pencetus beragam gangguan kesehatan di 2020 nanti.

Gaya hidup yang seperti apakah?

Salah satunya kebiasaan mengonsumsi junk food (didorong diskon makanan yang menarik), makanan tinggi karbohidrat, ditambah dengan kurangnya gerak dan olahraga serta kurangnya istirahat karena padatnya rutinitas.

Baca Juga: Ramalan 2020: Wirang Birawa Beri Peringatan Tegas, Mbak You Beberkan Gonjang-Ganjing Dunia Selebriti Mulai Rujuk sampai Selingkuh!

Dr. Moh Adib Khumaidi., SpOT., Ketua Terpilih/Wakil Ketua Umum 1 PB IDI mengatakan bahwa perubahan gaya hidup masyarakat saat ini menyebabkan munculnya berbagai macam risiko penyakit.

Khususnya penyakit tidak menular yang saat ini menjadi peringkat teratas penyakit terbanyak yang sekaligus naik secara signifikan dalam 10 tahun terakhir.

Sebut saja penyakit stroke, penyakit jantung iskemik (jantung koroner), diabetes, kanker, gagal ginjal, hipertensi, fatty liver, osteoporosis, obesitas, dan penyakit paru obstruktif khronik (PPOK).

Baca Juga: Wah, Orang yang Suka Bermain Gawai 5 Jam Per Hari Mudah Terkena Obesitas dan Serangan Jantung

Alhasil, peningkatan angka kesakitan penyakit tidak menular (PTM) ini pun akan memberikan konsekuensi pada peningkatan beban pembiayaan kesehatan.

Tampaknya prediksi ini benar adanya.

Ya, seperti kita tahu beberapa waktu lalu iuran BPJS kesehatan sudah sah naik dua kali lipat dan mulai berlaku Januari 2020 mendatang, karena defisit dana.

Baca Juga: Penderita Penyakit Jantung Meningkat, Ternyata Ini Alasannya

“Oleh karena itu saya masih memprediksi bahwa kasus-kasus PTM masih tinggi dalam lima tahun ke depan. Perlu ada upaya-upaya untuk edukasi kepada masyarakat terkait  gaya hidup sehat.

Melalui upaya yang dilakukan individu untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya, termasuk pencegahan penyakit, perawatan kebersihan diri, penjagaan kebugaran melalui olahraga dan makanan bergizi,” ujar dr. Adib pada NOVA.

Selain itu, kasus PTM ini tinggi karena didukung juga dengan naiknya angka usia harapan hidup (UHH), di mana UHH naik dari 64 tahun menjadi 71 tahun.

Baca Juga: Jelang Hari Diabetes Sedunia, Inilah Fakta Penyakit dan Cara Mengobati Diabetes

Selain penyakit tidak menular, gaya hidup yang bergeser ke arah yang tidak sehat ini pun membawa kita pada serangan gangguan kesehatan mental, lho.

“Selain PTM, perubahan gaya hidup atau istilah sekarang gaya hidup milenial, juga dapat memberikan risiko peningkatan angka kesakitan HIV-AIDS dan penyakit jiwa seperti depresi dan skizofrenia,” ungkap dr. Adib.

Yap, gaya hidup bukan hanya terbatas pada pola makan dan olahraga saja.

Baca Juga: Merasa Mengalami Gangguan Mental Sejak SMP, Ariel Tatum Kumpulkan Uang Saku Demi Konsultasi ke Psikolog

Tapi Menurut dr. Adib lebih luas pada pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya.

Dengan begitu, gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang yang berinteraksi dengan lingkungannya.

Nah, gaya hidup saat ini di mana masyarakat dituntut serba-cepat menimbulkan tekanan sehingga risiko orang mengalami depresi pun menjadi tinggi.

Baca Juga: Berkali-kali Coba Bunuh Diri, Ariel Tatum Ungkap Gejala Awal Alami Gangguan Mental 

Ramalan Kesehatan 2020 . Beby Djenar: Waspadai Gangguan Psikis Pada Anak (NOVA)

 

Belum lagi keberadaan dan perkembangan gawai dan media sosial yang membuat kesehatan mental seakan terancam.

Sebab banyaknya tindak kejahatan yang mungkin terjadi.

Sebut saja cyber bullying dan hate comment yang sudah sering memakan korban jiwa akibat orang tak mampu menahan tekanan yang ditimbulkan.

Baca Juga: Jangan Ragu ke Psikolog, Kesehatan Mentalmu Juga Perlu Dirawat 

Nah, melihat perkembangan dan pertumbuhannya, masalah gangguan kesehatan mental ini diprediksi akan semakin mendominasi dunia kesehatan di 2020 karena pola hidup seperti yang disebutkan tadi.

Selain itu, masyarakat pun belakangan ini makin akrab dan sadar dengan berbagai istilah gangguan kesehatan mental seperti skizofrenia, bipolar, kecemasan, atau depresi.

Salah satu contohnya, ya seperti kasus Sulli yang sempat menggemparkan jagat raya itu.

Baca Juga: Tak Hanya Badan, Ini Alasan Mengapa Mental Juga Harus Selalu Sehat

 

Naiknya kesadaran ini pun tercermin lewat munculnya sejumlah komunitas, kampanye, event, film, hingga perbincangan di media sosial oleh public figure dan influencer Tanah Air terkait kesehatan mental.

Menyambut tahun 2020, yuk kita mulai benahi kesehatan kita, baik fisik maupun mental.(*)