"Nada tinggi bukan berarti 100% marah apalagi dendam. Bisa juga bawaan anatomi tubuh. Kita tahu orang-orang dari etnis tertentu bisa bersuara besar.
Bisa juga karena profesi. Contoh, Tukang Parkir, Guru Olahraga, Pembicara, Interviewer, Polisi rata-rata suaranya besar," jelas Handoko.
Handoko menekankan analisi gestur tersebut hanya sebagai hipotesis awal saja.
Baca Juga: Deretan Kerajaan Bisnis Medina Zein, Miliki 400 Karyawan Namun Kini Terjerat Kasus Narkoba
Dia membutuhkan video berdurasi lama untuk menganalisis lebih dalam soal ekspresi penyerang Novel.
"Analisis itu baru hipotesis awal. Perlu video durasi panjang dalam konteks Investigasi atau Interview langsung," kata Handoko.
Melansir Kompas.com, Kabareskrim Polri Komjen Listyo Sigit Prabowo mengatakan, pihaknya memahami berbagai opini yang berkembang di publik terkait pengungkapan kasus penyiraman air keras terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan.