Jangan Anggap Remeh Rasa Sedih Sehabis Melahirkan, Bisa Jadi Gejala Baby Blues!

By Maria Ermilinda Hayon, Jumat, 31 Januari 2020 | 00:00 WIB
Jangan Anggap Remeh Rasa Sedih Sehabis Melahirkan, Gejala Baby Blues (Daisy-Daisy)

NOVA.id - Kehadiran bayi mungil di dalam keluarga pasti menambah rasa bahagia bagi pasangan rumah tangga.

Apalagi, jika kehadirannya sudah diidam-idamkan sejak lama.

Namun, apa jadinya jika sesaat setelah si kecil lahir, kita sebagai ibu malah merasa resah dan cemas karenanya?

Baca Juga: Solusi Hadapi Baby Blues akibat Mom Shaming, Para Ibu Pasti Bisa!

Munculnya perasaan tersebut menandakan kita mengalami sebuah kondisi yang dinamakan baby blues.

Apa itu?

Baby blues merupakan kondisi perubahan mood dan perasaan negatif yang dialami oleh ibu terhadap bayinya setelah melahirkan. Hal ini menurut saya wajar dialami seorang ibu, apalagi ibu baru,” ujar Karina Negara, B.A., M.Psi., psikolog keluarga dan co-founder Kalm.

Baca Juga: Mengenal Mom Shaming, Baby Blues, dan Post Partum Depression: Tantangan Besar Para Ibu setelah Berjuang Melahirkan

Yap, berdasarkan data, ada sekitar 60%-80% ibu baru mengalami baby blues dan 20% di antaranya memiliki kecenderungan untuk mengalami postpartum depression (PPD).

“Memang mungkin frekuensi dan kecendengannya akan lebih tinggi di ibu baru karena benar-benar merupakan fase baru di hidupnya.

Ya, benar-benar berubah.

Baca Juga: Banting Anak, Istri dari Supir Ojek Online Ini Menderita Baby Blues Parah Karena Mom Shaming

Ada hal-hal yang mungkin mengagetkan.

Jadi, sudah merencanakan pun tapi ada yang di luar antisipasi,” jelas Karina saat ditemui NOVA belum lama ini.

Lantas apa, sih, penyebab baby blues?

Baca Juga: Tak Hanya Lemas, Ini 3 Ciri dan Gejala Jika Ibu Terkena Baby Blues

Sejatinya, salah satu faktor baby blues bisa terjadi karena adanya perubahan hormon.

Yap, ketika dan setelah melahirkan, kondisi hormon pada diri seorang perempuan bisa jadi kacau balau.

Selain itu, menurut Karina, ada juga faktor eksternal yang memengaruhi seorang ibu mengalami kondisi ini.

Baca Juga: Kenali Ciri Baby Blues dan Dampaknya pada Ibu Serta Bayi

Apalagi bila bukan karena perubahan besar dalam hidupnya.

“Ini ada sosok baru, nih. Ada orang baru yang harus aku urus, bayi kecil mungil yang bersandar padaku. Kalo enggak ada aku, dia enggak bisa ngapa-ngapain. Nah, jadi ada pikiran-pikiran kekhawatiran seperti itu. Ya, memang faktanya hidup berubah dan hormonnya banyak yang kacau. Jadi, lengkap, deh,” jelas Karina.

Dengan keadaan tersebut, sudah tentu akan ada tanda dan gejala yang ditimbulkan.

Baca Juga: Ini Pentingnya Dukungan Suami untuk Mengatasi Baby Blues

 

Menurut Karina, tandanya bisa berbeda-beda pada setiap ibu.

Tidak semua yang mengalami baby blues bentuknya atau tampilannya sama persis satu dengan yang lainnya.

Namun, paling tidak ada beberapa ciri umum yang bisa jadi acuan kalau saja kita mengalami baby blues.

Baca Juga: 9 Cara Ibu Berdamai dengan Sindrom Baby Blues

“Paling standar adalah perasaan sedih, ada low mood atau down. Seperti merasa lesu, sedih, cemas, kurang tidur, takut, dan lainnya. Ya, baby blues juga enggak hanya menyangkut perasaan tapi juga fisiknya. Ada rasa capek dan down,” ujar Karina

Normalnya, kondisi ini berlangsung selama dua minggu di awal masa setelah persalinan.

Menurut Karina, bisa jadi H+1 atau H+7 setelah melahirkan tanda hadirnya baby blues akan muncul dan dirasakan.

Kembali lagi, tergantung pada konsisi setiap orang.(*)