Memahami Fenomena Penghinaan pada Pejabat, Mulai dari Perspektif Hingga Solusinya

By Dionysia Mayang Rintani, Jumat, 7 Februari 2020 | 15:36 WIB
Walikota Surabaya, Tri Rismaharini ()

 

Sementara, berkaca dari kasus penghinaan terhadap pejabat lain, Siti menjelaskan, dengan memenjarakan pelaku yang menghina mungkin menjadi solusi jangka pendek.

"Justru solusi jangka panjang adalah dimulai dari anak-anak tentang nilai-nilai tertentu, bagaimana cara menyampaikan pendapat," ujarnya.

Cara ini bisa dimulai dari lingkup terkecil, yaitu keluarga, sekolah, maupun masyarakat.

Baca Juga: Quraish Shihab Mendapatkan Bintang Tanda Kehormatan Tingkat Pertama dari Pemerintah Mesir

Selain itu, yang perlu kita perhatikan adalah lebih menghargai anak-anak kita berdasarkan sikap dan perilaku bernilai luhur, bukannya nilai-nilai rapor yang cemerlang saja.

"Barangkali memang konsep kekuasaan kita mulai bergeser, tidak lagi milik siapa yang memiliki kapital, kharisma, atau otoritas, namun telah menyebar kepada siapa pun berasal dari mana pun," imbuh Siti.

Baca Juga: Menyayat Hati, Beredar Video Perawat di Rumah Sakit di China Menangis Meraung-raung karena Kelelahan Tangani Pasien yang Terinfeksi Virus Corona

Walau demikian, Siti menilai warganet yang menghina Risma juga memiliki kuasa untuk mengatur Risma yang punya jabatan.

"Inilah yang disebut filsuf Michael Foucault sebagai governmentality," pungkasnya. (*)

 

Artikel ini pernah tayang di laman Kompas.com dengan judul Risma dan Fenomena Penghinaan terhadap Pejabat...