7 Kesalahan Orangtua dalam Mendidik Anak, Jangan Pernah Lakukan Lagi!

By Presi, Minggu, 9 Februari 2020 | 13:05 WIB
7 Kesalahan Orangtua dalam Mendidik Anak , Jangan Lakukan Lagi! (evgenyatamanenko)

NOVA.id - Setiap orangtua memang memiliki cara tersendiri dalam mendidik seorang anak.

Namun, seringkali orangtua tidak menyadari bahwa cara mereka mendidik anak ternyata dapat merusak masa depan sang buah hati.

Untuk menghindari hal itu, dilansir dari Brightside, simak kesalahan-kesahalan umum yang sering dilakukan orangtua kepada anaknya.

Baca Juga: Anak Dibully Temannya, Ini Saran dari Psikolog untuk Orangtua

1. Menghukum anak di depan orang lain

Tak jarang seorang ibu atau ayah memarahi bahkan menghukum anak di hadapan orang lain.

Mungkin kita sebagai orangtua tidak memikirkan orang lain, tetapi sebenarnya anak kita sangat peduli terhadap pendapat orang di sekitarnya.

Mempermalukan sang anak di depan publik dapat membuat anak itu menjadi pribadi yang tidak percaya diri dan sulit bagi mereka mengubah sifat tidak percaya diri itu.

Baca Juga: Cerita Pilu Pangeran Harry yang Mengaku Kesehatan Mentalnya Sempat Tergganggu Pasca Ibunya Alami Kecelakaan Tragis, hingga Harus Jalani Terapi Bertahun-tahun

2. Pengaruh dari masa lalu

Hal-hal yang terjadi di masa kecil seringkali terbawa sampai saat kita memiliki anak. Meski begitu, itu tidak berarti kita harus mengulang kesalahan orang tua kita.

Sebagai contoh, kita sekarang tahu bahwa hukuman fisik hanya memiliki konsekuensi negatif.

Tetapi banyak di antara kita yang masih menggunakan hukuman semacam ini dan mencoba membenarkan tindakan kita, dengan mengatakan bahwa orangtua kita pernah melakukannya kepada kita

Jika seperti itu terus, mau sampai kapan? Sebaliknya, kita harus memutus siklus negatif ini.

Baca Juga: Anak Mulan Jameela dan Ahmad Dhani Tergolek di Rumah Sakit, Perlakuan Asli Dul pada Safeea Terekam

3. Terlalu menahan diri

Jika kita tidak sering memeluk anak-anak kita dan tidak memberi tahu mereka bahwa kita mencintai mereka, anak-anak kita mungkin menjadi terisolasi secara emosional dari keluarga.

Ketika kita tidak mendengarkan perasaan dan pendapat mereka atau ketika kita acuh tak acuh, sangat mungkin bahwa anak-anak kita akan bertindak dengan cara yang sama dengan orang lain.

Anak kita mungkin akan sulit untuk akrab dengan seseorang, memercayai orang lain, berteman, atau memulai sebuah keluarga.

Baca Juga: Tips Nyaman Traveling Bersama Buah Hati ala Tika Eks T2, Bisa Dicontoh!

4. Memanjakan anak dan overprotection

Seringkali kita sebagai orangtua berpikir bahwa putra dan putri kita sangatlah unik dan istimewa, sehingga kita berusaha melakukan yang terbaik yang kita bisa.

Tetapi ingatlah, mereka hanyalah anak-anak. Jika mereka selalu dimanjakan, mereka mungkin tumbuh menjadi orang yang egois yang sulit untuk diajak berkomunikasi.

Pada saat yang sama, menjadi terlalu protektif dapat membuat anak-anak mudah takut, sehingga mereka akan takut mengambil tanggung jawab atau pergi keluar dari zona nyaman mereka, seperti bertemu dengan seseorang yang baru atau memulai bisnis.

Baca Juga: Tips Sukses Diet ala Gracia Indri yang Berhasil Turunkan Berat Badan Sampai 23 Kilogram, Patut Dicontoh!

5. Penghancuran kepercayaan

Aturan mengenai perilaku memang diperlukan, namun anak-anak harus tetap bisa percaya kepada anggota keluarga lainnya.

Kepercayaan anak-anak (terutama remaja) sangat mudah hilang, apalagi jika orangtua kehilangan kendali emosi dan membuat mereka takut.

Itu akan membuat anak kehilangan hubungan emosional dengan anggota keluarga lainnya dan anak akan merasa tidak aman. Anak-anak akan dapat berkembang lebih baik dan menjadi orang dewasa yang sehat ketika memiliki keluarga yang aman.

Baca Juga: Tips Mudah Bagi Para Pelari Pemula ala Dedeh Erawati Pemegang Rekor Nasional

 

 

6. Perilaku agresif

Anak-anak belajar bagaimana menghadapi masalah dengan meniru cara orangtua menangani masalah.

Terkadang, bahkan anak-anaklah yang menyebabkan masalah muncul.

Bersikap kasar kepada anak atau mengekspresikan emosi negatif kepada anak di usia dini dapat menyebabkan masalah dalam manajemen kemarahan pada anak.

Baca Juga: Tips Memberi Makan Anak Bayi dari Dokter Gizi: Jangan Paksa untuk Makan!

7. Tidak peduli dengan masalah anak

Jika kita bertengkar dengan sang anak, kita tidak boleh cuek. Sebaliknya kita harus memperbaiki situasi untuk mengembalikan kepercayaan sang anak.

Untuk melakukan ini, kita harus tenang dan berbicara sederajat, menunjukkan rasa hormat kepada anak kita.

Mula-mula kita harus menunjukan ketertarikan kita terhadap perasaan sang anak dan kita harus melihat masalah dari sudut pandang anak kita.

Kemudian, bicarakan perasaan kita, jelaskan alasan mengapa kita marah, dan minta maaf.(*)