NOVA.id - Penyair sekaligus penulis buku, Sapardi Djoko Damono ungkapkan rasa irinya kepada kaum muda.Ditemui dalam acara launching buku puisi kolaborasi Masih Ingatkah Kau Jalan Pulang dengan Rintik Sedu di Gramedia Central Park, Jakarta Barat, Sapardi mengungkapkan bahwa generasi muda zaman sekarang bisa bebas mengekspresikan rasa.Awalnya, dalam acara tersebut, para penikmat buku yang hadir diberikan kesempatan untuk bertanya kepada penulis novel Hujan di Bulan Juni tersebut.
Baca Juga: Gelar Resepsi Pernikahan di Bali, Begini Gaya Anggun Vanessa Angel Hingga Terlihat Lincah Menari Bersama SuamiSang penanya menanyakan bagaimana cara agar terlihat percaya diri dengan karya yang dihasilkan.Mendapat pertanyaan tersebut, Sapardi justru menyebutkan jika dirinya merasa iri dengan generasi muda zaman sekarang.Ia mengatakan jika generasi kini lebih mudah mengungkap rasa dengan berbagai platform yang ada.
Baca Juga: 8 Manfaat Jahe untuk Kesehatan, Mulai dari Obat Menstruasi hingga Pereda Stres
"Saya ini iri lo sama anak muda zaman sekarang. Inspirasinya bisa datang darimana saja. Kalau dulu tuh susah," jawab Sapardi.Sehingga, menurutnya tak ada yang perlu dicemaskan dan dikhawatirkan. Sementara untuk kepercayaan diri, Sapardi mengungkit bahwa kita harus maju terlebih dahulu."Nulis aja dulu, mikir yang lain belakangan," ujar Sapardi.
Baca Juga: Selalu Terlihat Harmonis, Pasangan Miliarder Dunia Ini Ternyata Cuma Lakukan Ini Jika Terjadi PerselisihanSapardi Djoko Damono keluarkan buku kolaborasinya bersama Nadhifa Allya Tsana yang dikenal dengan nama pena Rintik Sedu.Buku puisi kolaborasi lintas generasi ini diberi judul Masih Ingatkah Kau Jalan Pulang."Buku puisi ini adalah hasil kolaborasi dua penulis, Rintik Sedu dan saya dalam pengertian yang sesungguhnya, sesuai dengan yang saya pahami selama ini," tulis Sapardi pada bagian awal buku Masih Ingatkah Kau Jalan Pulang.
Baca Juga: Zaskia Gotik Tersandung Masalahan Lahan Sengketa, Kriss Hatta Pasang Badan, Ada Hubungan Spesial?
Selain itu, Sapardi juga menceritakan proses penulisan buku tersebut."Sepanjang proses penulisannya, saya mendengar dialog dalam kepala saya siang malam antara dua orang, perempuan dan laki-laki, yang sepenuhnya diucapkan oleh Rintik Sedu dan tugas saya adalah menuliskan semua yang saya dengar dan dengarkan dari dialog itu. Sepenuhnya,"Dialog yang belum pernah saya kenal sebelumnya, yang menyebabkan saya berpikir bahwa ternyata ada Semesta lain yang jauh lebih luas dari yang ada di sekitar kita, Semesta yang menguasai kita.
Baca Juga: Anaknya Meninggal Dunia karena Jatuh dari Balkon Lantai 6 Apartemen, Karen Pooroe Justru Baru Tahu 12 Jam Kemudian"Dialog yang akan Anda baca ini dengan demikian bukanlah sepenuhnya karya saya tetapi hasil kolaborasi Rintik Sedu dan saya. Tidak akan pernah bisa saya bayangkan menulis buku semacam ini sendirian saja," tambah Sapardi.Ditanya lebih jauh mengapa memilih Rintik Sedu untuk berkolaborasi bersama, lagi-lagi Sapardi merasa kagum dengan generasi zaman sekarang."Dia membaca buku saya. Dia tulis di kertas-kertas (doodle) yang likenya banyak. Bagi saya kok aneh. Kalau kayak Dewi Lestari kan biasa. Ya sudah, saya DM eh nggak dibalas. Sibuk kayaknya. Sampai akhirnya terjadi (kolaborasi)," ujar Sapardi.
Sementara itu, Nadhifa atau Rintik Sedu mengaku kaget ketika diajak berkolaborasi. Bagaimana tidak? Dirinya akan berkolaborasi dengan penyair kenamaan Indonesia."Kaget aku. Selalu bertanya ini Bapak Sapardi benar mau kolaborasi sama aku? Kenapa aku? Ini beban banget asli. Takut tidak memenuhi ekspektasi.
Baca Juga: Raffi Ahmad Tanyakan Alasan Nagita Slavina Sebut Goyangan Ayu Ting Ting Kampungan, Begini Respon sang Biduan!"Pernah juga dapat komentar yang kurang mengenakkan. Tapi, ya jalanin aja," tutur Nadhifa si Rintik Sedu.Buku puisi kolaborasi Sapardi Djoko Damono dan Rintik Sedu ini sudah dapat ditemui di toko buku Gramedia. (*)