NOVA. id - Apa yang pernah kita lakukan bersama pasangan untuk merayakan hari Kasih Sayang atau Valentine’s Day?
Dinner berdua di resto bernuansa romantis, nonton film berdua, jalan-jalan berdua, tukar kado, atau cuma nonton TV di rumah berdua?
Ya, di momen ini terdapat banyak perwujudan cinta dan kasih yang bisa dirayakan.
Baca Juga: Ditetapkan sebagai Tersangka, Lucinta Luna Mengaku Konsumsi Narkoba untuk Hilangkan Depresi
Namun, selain mengisinya dengan kemeriahan berbagi cinta, ada baiknya jika di momen Valentine ini kita dan pasangan juga bisa mengevalusi dan merefleksikan perjalanan cinta bersama.
Tentu, ada banyak aspek yang bisa direnungkan bersama, salah satu yang penting adalah soal komunikasi.
Lebih tepatnya, soal mengutarakan keinginan dan kebutuhan masing-masing dalam sebuah hubungan.
Kenapa?
Baca Juga: Hadirkan Variasi Baru, Mitsubishi Optimis Targetkan Penjualan 46.900 Unit di Tahun 2020
Sebab, dalam hubungan pasti kita pernah mengalami yang namanya miskomunikasi, bahkan sampai berkonflik atau bertengkar hebat.
Tak jarang, hal ini karena masing-masing tidak tahu cara mengutarakan keinginan dan kebutuhan kepada pasangannya dengan cara yang benar.
Bahkan, untuk menghindari konflik dan tidak ingin menyusahkan pasangan, kita mungkin terus-menerus menyimpan keinginan diri.
Parahnya, terkadang kita malah mengandalkan kepekaan satu sama lain dengan harapan pasangan bisa membaca pikiran dan langsung mengerti keinginan kita.
Ya, jika pasangan tidak terampil dalam telepati, atau mungkin juga cara kita mengungkapkan keinginan tidak tepat, maka bisa saja kita malah makan hati dibuatnya.
Kalau sudah begini, alih-alih mendapatkan apa yang kita inginkan, kita malah bisa bertengkar karenanya, maka itu di momen hari kasih sayang ini, tepat rasanya jika kita bisa mencoba belajar mengutarakan keinginan dengan benar untuk kualitas hubungan yang lebih baik.
Lantas, bagaimana caranya?
Baca Juga: Go Soo Jung Meninggal Dunia karena Sakit, Pemakaman Berlangsung Tertutup
1. Lugas dan Jelas
Dalam hal mengutarakan keinginan pada pasangan, kita wajib menuturkannya dengan memerhatikan situasi dan kondisi yang ada.
Apakah kiranya pasangan sudah siap untuk kita ajak bicara? Bagaimana mood-nya? Hal-hal itu perlu kita pertimbangkan.
Jangan sampai kita menyulut emosi dan malah dianggap egois karena tak peka pada kondisi pasangan.
Baca Juga: 6 Bulan Konsumsi Narkoba, Lucinta Luna Kini Ditetapkan sebagai Tersangka, Terancam 4 Tahun Penjara
Nah, jika pasangan sudah bisa diajak berbicara, mulailah percakapan dengan memberikan deskripsi langsung tentang situasi dan konsisi yang ingin kita atasi.
Jangan langsung membuat analisa atau menginterpretasi sendiri jawaban atau tindakan yang akan dilakukan pasangan saat kita menyampaikan keinginan kita padanya.
Maka itu, saat menyampaikan fokuskan saja pada tujuan yang ingin kita sampaikan, serta cobalah menjadikannya spesifik, impersonal, dan seobjektif mungkin, ingat, jangan sampai melebih-lebihkan.
Contoh kasusnya begini, pasangan kita dalah tipe orang yang berantakan dalam meletakkan barang di kamar.
Alih-alih berkata “Astaga, kamar udah kayak kapal pecah!” lebih baik utarakan keinginan kita dengan berkata jelas dan objektif seperti, “Ini ada banyak pakaian dan barang yang enggak di tempatnya, tolong dibenarkan.”
Atau mungkin ketika kita rindu berkumpul bersama teman, jangan katakan, “Aku selalu terjebak di rumah dan tidak pernah berkumpul bersama teman aku lagi” akan tetapi coba dengan “Aku belum pernah keluar dengan teman-teman sejak punya bayi. Apa aku boleh sesekali pergi?”
2. Hindari Sikap Menyudutkan
Ketika memberi tahu pasangan mengenai apa yang kita rasakan dan inginkan, kita harus berhati-hati untuk tidak melampiaskan atau menyerang pasangan dengan cara menuduh dan menyudutkannya.
Memang, sulit rasanya.
Pasti ada rasa saja emosi yang muncul kala perasaan dan keinginan kita tidak ditanggapi serius oleh pasangan.
Baca Juga: Koper Raffi Ahmad & Nagita Slavina Hilang di Bandara Turki, Begini Kronologi Kejadiannya
Mulai dari sedih, kesal, sampai mungkin amarah yang memuncak.
Akan tetapi, ketika seseorang dalam suatu hubungan bertindak seolah-olah pasangannya berutang sesuatu kepada mereka, maka mereka cenderung jatuh ke dalam situasi di mana mereka akan mudah mengomel atau mengeluh.
Nah, yang perlu diingat dan digarisbawahi adalah, kedua hal itu bisa saja hanya berfungsi untuk mengasingkan atau membuat jengkel pasangan.
Lantas, bagaimana seharusnya?
Tentu, kita harus mencoba untuk tetap terbuka dan jujur tanpa memojokkan dan menyerang pasangan atas ketidakpekaannya terhadap perasaan dan keinginan kita.
Lebih baik kita mengatakan, “Aku merasa stres dan kurang bahagia, deh, akhir-akhir ini, kenapa ya?” daripada “Kamu tuh kerjanya bikin aku stres terus”. Atau “Aku ingin perhatianmu” daripada “Kamu sibuk banget, sih. Sampai enggak punya waktu buat aku”.
Toh, bukankah lebih enak didengar dan tak mengancam keharmonisan hubungan?
Baca Juga: Ramalan Zodiak Asmara Rabu 12 Februari 2020: Pisces Penuh dengan Gairah dan Aquarius Jangan Egois
Meski begitu, jangan juga kita menjadi ragu atau mundur karena mulai merasa takut atau tidak nyaman saat ingin mengutarakan keinginan.
Sebab, di sisi lain, latihan mengatakan apa yang kita inginkan sebenarnya mengekspresikan sesuatu tentang siapa kita dan apa yang penting bagi kita.
Itulah mengapa lebih baik memulai dengan kata “Aku”.
Baca Juga: Tak Disangka, Bahan Rumahan Ini Ternyata Bisa Memutihkan Gigi lo!
Yap, “Aku ingin merasa diinginkan olehmu.” “Aku ingin bersenang-senang denganmu.” “Aku ingin merasa bahwa kamu mendengarkanku.”
Pola tersebut akan membantu kita untuk memiliki lebih banyak perasaan dan pengertian terhadap diri sendiri, sambil menunggu reaksi yang sama pada pasangan.
Yuk, mulai latihan menyampaikan keinginan dan perasaan kita.(*)