NOVA.id - Baru-baru ini, penyanyi dangdut Selvi Kitty, dilingkupi rasa sedih karena putranya, Abizard Kavin Suseno, didiagnosa oleh dokter mengidap penyakit demam Kawasaki di usia 11 bulan.
Awalnya Selvi mengaku tak menyadari ada gejala yang muncul pada sang buah hati, demam serta merah-merah di bagian bibir dan lidah yang dialami Abizard pun sama sekali tak dicurigai Selvi sebagai sesuatu yang berdampak serius di kemudian hari.
“Awalnya panas di atas 38 sampai 39 derajat Celcius. Udah coba dua dokter, yang terakhir ini anak aku udah step, udah 40 derajat Celcius sama dokter tapi dibilang rawat aja. Aku tanya kenapa, kata dokternya ini penyakit Kawasaki,” ujar Selvi di kawasan Tendean, Jakarta Selatan, Jumat, 31 Januari 2020.
Baca Juga: Ini Klarifikasi Selvi Kitty Terkait Sang Anak yang Mengidap Penyakit Kawasaki
Alhasil, jagoan kecilnya itu pun harus mendapatkan penanganan yang serius, syukurlah, penyakit ini sudah terdeteksi di tahap awal dan tertangani dengan baik.
Mendengar cerita yang dialami Selvi dan sang buah hati membuat sebagian kita mungkin bertanya-tanya.
Apa itu penyakit demam Kawasaki? Apa bahayanya? Bisa sembuh?
Baca Juga: Sang Anak Idap Penyakit Kawasaki, Selvi Kitty Jera Suntik Whitening: Jadi Pelajaran Banget!
Nah, memang belum banyak orang yang akrab dengan nama penyakit satu ini.
Penyakit Kawasaki, juga dikenal sebagai sindrom Kawasaki adalah penyakit demam akut yang menyebabkan peradangan dan tidak diketahui penyebabnya.
Penyakit ini umumnya menyerang anak-anak.
Baca Juga: Mirip Merek Motor, Kenali Sejak Dini Penyakit Langka Kawasaki yang Sering Serang Anak Kecil
Penyakit ini pertama kali dideskripsikan di Jepang oleh Tomisaku Kawasaki pada tahun 1967, dan kasus pertama di luar Jepang dilaporkan di Hawaii pada tahun 1976.
Lantas, apakah ini penyakit langka?
“Kalau dikatakan umum tidak, tapi dibilang langka juga tidak. Saya sendiri sudah menangani lebih dari 1.500 pasien Kawasaki, ya. Nah, umumnya pasien Kawasaki itu balita,” ujar Dr. dr. Najib Advani SpA(K). MMed (Paed)., Spesialis Anak Konsultan saat dihubungi NOVA.
Lalu, bagaimana mengenali dan mengantisipasi penyakit ini?
Baca Juga: Mengenal Penyakit Kawasaki (PK)
Sampai saat ini belum ada penelitian yang menjelaskan secara pasti dan mutlak penyebab penyakit Kawasaki.
Menurut dr. Najib, ada kemungkinan infeksi saluran napas karena virus yang terjadi dalam tubuh orang yang terserang Kawasaki dan kumannya menyebar.
Akan tetapi, saat dicari kumannya tidak ditemukan.
Berbeda dengan corona yang diketahui jelas virusnya bernama corona.
Meski begitu, penyakit ini tidak serta-merta menyerang paru-paru, melainkan lebih fokus pada serangan di organ jantung.
“Paling kita takutkan itu adalah di jantung. Karena di jantung itu Kawasaki membuat aterosklerosis atau pembuluh darah yang mendalami dan mendarahi jantung jadi rusak. Awalnya biasanya ada pelebaran, lama-lama jadi penyempitan. Alhasil, darah di jantung kurang dapatnya, jadi mencekik,” ungkap dr. Najib.
Lantas, Kawasaki termasuk dalam penyakit berbahaya?
“Sangat berbahaya. Bisa meninggal kalau terlambat. Kan kelainan jantung. Jantung kan mesin utamanya. Kalau jantungnya rusak, ya, bisa tewas. Tapi jarang yang meninggal, hanya cacat seumur hidup. Jantungnya cacat, operasi jantung dan minum obat seumur hidup kalau rusak. Jadi penyakit serius Kawasaki itu, bukan penyakit sepele. Makanya hati-hati, jangan terlambat,” jelas dr. Najib.
Nah, sebelum hal itu terjadi, kitabisa mengantisipasidari gejala yang ditimbulkan dari penyakit Kawasaki ini.
Umumnya, tanda pertama yang mendasar adalah adanya demam tinggi di ataa 38 derajat Celcius.
Bahkan, ada yang mencapai 40 derajat Celcius.
Demam ini juga disertai dengan ruam atau merah-merah di bagian mata, bibir, tangan, dan kaki.
Baca Juga: Bisa Cegah Kesehatan Mental, Kuliah Whatsapp Kini Jadi Primadona
Selain itu, terjadi juga pembengkakan di area leher penderita.
“Biasanya bengkak hanya satu bagian (sebelah) leher, dan dia letaknya agak di belakang. Jadi, bukan gondok, kalau gondok kan di bagian depan,” jelas dr. Najib.
Nah, jika si kecil mengalami tanda dan gejala yang mengarah pada penyakit Kawasaki, maka kita sebagai orangtua harus waspada.
Paling tidak, jika demam dan ruam tidak hilang di satu minggu pertama, maka di hari ketujuh kita wajib memeriksakan si kecil pada dokter yang kompeten dalam menangai penyakit Kawasaki.
Dr. Najib menyarankan selambat-lambatnya di hari kesepuluh wajib kita periksakan.(*)