Ahli Sains Ungkap Kemampuan Indonesia Menangani Virus Corona

By Tentry Yudvi Dian Utami, Selasa, 3 Maret 2020 | 22:00 WIB
Ahli Sains Ungkap Kemampuan Indonesia Menangani Virus Corona (iStockphoto)

NOVA.id - Wabah virus Covid-19 menjadi sorotan publik di Indonesia saat ini, apalagi setelah 2 orang asal Depok positif terkena corona.

Sementara itu, jumlah kematian dari virus Covid-19 terus bertambah setiap harinya.

Berdasarkan data terbaru Map of Coronavirus Covid-19 Global Cases by Johns Hopkins CSS, pada tanggal 24 Februari 2020, sudah ada 2.620 kasus kematian akibat virus Covid-19, dan total yang terinfeksi sudah mencapai 79.434 di seluruh dunia.

Baca Juga: 5 Minuman Herbal yang Bisa Jaga Imun Tubuh dan Tangkal Virus Berbahaya

Kasus kematian terbanyak akibat virus ini terjadi di Cina, sebagian besar dari Provinsi Hubei, yaitu sebanyak 2.495 korban jiwa.

Gejala dari Covid-19 ini berupa demam, batuk, pilek dan nyeri dada.

Jumlah korban yang tinggi dan gejala yang sulit dibedakan dengan gejala flu membuat masyarakat menjadi resah.

Baca Juga: Panduan Persiapan Rumah dan Keluarga Menghadapi Wabah Corona

Keresahan ini ditambah oleh banyaknya berita-berita yang tersebar di media sosial yang kebenarannya sulit dipastikan.

Memperhatikan hal tersebut, Indonesia International Institute for Life Sciences (i3l), menyelenggarakan acara seminar Power Talk untuk mengupas virus COVID-19 dalam perspektif sains.

Dalam seminar ini, Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Profesor dr. Amin Soebandrio, PhD, SpMK (K), menjelaskan bahwa penularan virus Covid-19 bisa menyebar ketika orang yang terinfeksi mengeluarkan droplet (partikel air liur).

Baca Juga: Ternyata Sangat Tidak Disarankan Mencukur Rambut Kemaluan Sebelum Lakukan Hubungan Intim

Akan tetapi, apabila droplet jatuh ke permukaan, kemudian tersentuh oleh tangan, dan tangan itu menyentuh anggota tubuh seperti mulut, hidung, dan mata.

Bisa berpotensi membuat virusnya masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan penularan.

Maka dari itu, penggunaan masker saja tidak cukup, akan tetapi perlu menggunakan kacamata juga.

Ia merekomendasikan setelah menyentuh barang di tempat umum, sebaiknya segera mencuci tangan.

Baca Juga: Berhenti Asal Menyentuh 8 Bagian Ini dengan Tangan, Akibatnya Bisa Bahaya untuk Kesehatan!

Selain itu, Prof. dr Amin juga menegaskan bahwa belum ada bukti pendukung bahwa virus Covid-19 tidak dapat berkembang di daerah yang beriklim tropis.

“Memang Virus yang sebelumnya sensitif terhadap suhu tinggi, akan tetapi untuk Virus Covid-19 yang sekarang, belum ada data khusus terkait dengan suhu, kelembaban dan sebagainya, jadi belum ada bukti.” Jelasnya.

Menganggapi keraguan mengenai uji tes Covid-19 di Indonesia, Prof. dr Amin menjelaskan, sesungguhnya laboratorium di Indonesia memumpuni untuk mendeteksi virus Covid-19.

Baca Juga: Perempuan Disebut akan Lebih Cepat Beruban Dibanding Lelaki, Ini Penjelasannya!

Dua alat yang dimiliki Indonesia yaitu Polymerase Chain Reaction atau PCR dan sequencing dipastikan mampu untuk mendeteksi virus Covid-19 yang mungkin masuk ke Indonesia.

Sementara itu, Amadeus Pribowo Ph.D selaku wakil Rektor I Academic Affair i3l, mengungkapkan bahwa acara Power talk yang diselenggarakan ini, bertujuan untuk meredakan kepanikan dan kebingungan yang terjadi di masyarakat mengenai isu virus Covid-19.

Jadi, i3l ingin menyediakan platform untuk memberikan informasi berbasis sains sehingga masyarakat mendapatkan pengetahuan yang lengkap dan jelas mengenai virus ini.

Baca Juga: Tubuh Rentan Sakit Karena Hujan dan Banjir, Jaga Kesehatan dengan Minum Vitamin C Sesuai Kebutuhan

Mereka juga bisa memilih informasi mana yang benar dan hoax.

“Saya berharap dengan diadakannya seminar ini, dapat membuat masyarakat menjadi lebih kritis dalam menyaring informasi yang diterima, dan berusaha mencari konfirmasi berdasarkan fakta dan data sains yang tersedia,” ujar Amadeus.

Amadeus juga menambahkan bahwa masyarakat harus meningkatkan kesadaran untuk bisa menjaga kesehatan diri agar tidak tertular, dikarenakan penyebaran virus ini yang cukup cepat.

Masyarakat perlu tahu bagaimana proses penyebarannya dan seperti apa bahayanya.(*)