NOVA.id- Aktivitas warga Jakarta, Senin (02/03) pagi masih terlihat seperti biasa.
Anak-anak pergi ke sekolah, pasar ramai, dan jalan-jalan utama dipenuhi oleh pekerja yang berangkat ke kantor.
Namun, seketika kesibukan kita terhenti sementara saat Presiden RI Joko Widodo dan Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto mengumumkan kasus pertama pasien terkena virus corona Covid-19 di Indonesia.
Dari penjelasan Jokowi, pasien tersebut merupakan ibu (64) dan anak (31) yang tinggal di Depok, Jawa Barat.
Baca Juga: Tips Mencukur Bulu Ketiak agar Tak Salah Langkah, Salah Satunya Jangan Dilakukan di Waktu Pagi Hari!
Jokowi mengungkapkan bahwa keduanya tertular dari warga negara Jepang yang sedang berkunjung ke Indonesia.
Apa yang terjadi pada ibu dan anak ini?
Inisiatif Periksa
Ibu tersebut berkisah bahwa sang anak bekerja sebagai host (seseorang yang menyapa dan menemani tamu di restauran atau kafe) di Kemang, Jakarta Selatan.
Pada tanggal 14 Februari, di tempat anaknya bekerja ada acara, dan ada warga negara Jepang yang hadir di sana.
Sang ibu sendiri mulai merasa lelah kemudian muncul batuk-batuk kecil pada tanggal 23 Februari.
Baca Juga: Waspada, Inilah 7 Gejala Tumor Otak yang Bisa Serang Siapapun
Setelah panas tubuhnya mencapai 38 derajat Celcius, pada 27 Februari ia mengajak sang anak memeriksakan diri di RS Depok.
Awalnya ia didiagnosa tifus dan sang anak bronkitispneumonia.
Namun belakangan ia tahu dari rekan anaknya, bahwa WN Jepang yang ada di Kemang itu positif terkena corona di Malaysia.
Baca Juga: Tingkatkan Imunitas Tubuh, 3 Cara Sederhana Ini Bisa Menangkal Beragam Virus
Karena itu, atas inisiatif sendiri mereka minta dilakukan tes virus corona, dan ternyata mereka positif terkena virus corona Covid-19.
Mereka pun dipindahkan dan diisolasi di Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianto Saroso, Jakarta Utara.
Sampai berita ini diturunkan, penderita ini dalam kondisi baik.
Menteri Kesehatan RI, dr. Terawan juga mengungkapkan bahwa pasien sudah membaik sejak dirawat, tidak lagi demam, batuk-batuk, dan makan lancar.
Baca Juga: Berbeda dengan Kanker Payudara, Inilah Tahapan dalam Tumor Payudara yang Perlu Diwaspadai
Banyak Orang Sembuh
Seperti yang kita ketahui, jenis virus Covid-19 pertama kali ditemukan di Pasar Makanan Laut Cina Selatan, Wuhan, Hubei, China 31 Desember 2019 lalu.
Wuhan pun kemudian ditutup dan diisolasi oleh pemerintah.
Saat itu, masih banyak warga negara asing yang tinggal di Wuhan, termasuk 234 Warga Negara Indonesia.
Baca Juga: 4 Manfaat Tidur Siang Bagi Kesehatan, Salah Satunya Baik untuk Jantung
Salah satunya, Yuliannova Chaniago, mahasiswa S3 dari Universitas Central China University.
Pada bulan Januari, NOVA sempat melakukan kontak telepon dengan Yuliannova, seorang mahasiswa Indonesia yang sedang kuliah di Wuhan.
“Aku enggak pernah menyangka bahwa berita soal virus itu sebesar ini. Aku masih biasa saja menanggapi berita itu, karena masih berpikir, kalau virus itu cuman ada di situ (Pasar Ikan Hubei) saja,” curhatnya saat itu.
Baca Juga: Ternyata Sangat Tidak Disarankan Mencukur Rambut Kemaluan Sebelum Lakukan Hubungan Intim
Awalnya Yuliannova tidak panik.
Sampai WHO menetapkan corona sudah masuk keadaan darurat internasional pada 31 Januari, Yuliannova baru panik dan meminta bantuan pemerintah Indonesia untuk mengevakuasi 234 orang WNI.
Pemerintah Indonesia lalu mengevakuasi mereka pada 1 Februari.
Kemudian, mereka dikarantina di Pulau Natuna, Kepulauan Riau.
Baca Juga: 4 Manfaat Tidur Siang Bagi Kesehatan, Salah Satunya Baik untuk Jantung
Karantina pun selesai dilakukan pada 14 Februari dan 234 orang ini dinyatakan sehat. Sekarang, mereka sudah bersama keluarga di rumah masing-masing sambil menunggu kabar baik soal wabah ini.
Sejak kepulangan WNI ini, status Indonesia masih negatif virus corona. Padahal sudah ada 72 negara di dunia yang dikonfirmasi positif corona.
Penyebaran virus menjadi meluas, karena banyak orang dari negara tersebut diketahui habis mengunjungi Cina.
Baca Juga: Campurkan Bahan Alami Ini saat Menyikat Gigi, Ampuh Membuat Gigi Putih Hanya dalam 5 Hari!
Mereka tidak mengetahui bahwa dirinya menjadi pembawa virus saat berpelesir.
Namun, Professor dr. Amin Soebandrio, Kepala Lembaga Biologi Molekuler menjelaskan bahwa virus Covid-19 bisa menyebar ketika orang yang terinfeksi mengeluarkan droplet (partikel air liur).
Saat droplet jatuh ke permukaan benda, lalu tersentuh oleh anggota tubuh seperti tangan, mulut, hidung, dan mata, maka orang tersebut berpotensi membawa virus ke dalam tubuhnya.
Baca Juga: Tahi Lalat Ternyata Bisa Menjadi Prediksi Kesehatan Kita, Simak 5 Tanda Ini!
Kini, data terbaru John Hopkins University (03/03), mengatakan bahwa jumlah orang terinfeksi sudah mencapai 91.113 orang dan 3.118 orang meninggal dunia. Sedangkan, 48.134 orang dinyatakan sembuh dari infeksi.
Ya, berita ini memang memprihatinkan.
Tapi kita tidak perlu menanggapinya dengan panik.
Yang penting, hindari perilaku yang memicu kita bisa tertular dan jalani pola hidup sehat untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
Tak perlulah ikut-ikutan menyetok bahan makanan secara berlebihan.
Karena kepanikan hanya membuat kita makin stres. Dan stres tidak baik untuk kesehatan. (*)