NOVA.id - Indonesia kini dalam tahap wapada virus corona.
Berbagai cara dilakukan pemerintah agar virus corona tidak makin menyebar.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan juga sudah memutuskan untuk menutup sekolah selama dua minggu.
Baca Juga: Suami Intan RJ, Indra Utama Meninggal Dunia Setelah Berjuang Lawan Infeksi Paru-Paru
Hal ini diungkapkan Anies dalam konferensi pers, Sabtu (14/03).
Konferensi pers diselenggarakan setelah Pemprov DKI menggelar pertemuan dengan berbagai unsur.
"Hasil diskusi pembahasan, kita sampai pada kesimpulan Pemprov DKI Jakarta memutuskan menutup semua sekolah di lingkungan DKI Jakartadan akan melakukan belajar mengajar melalui metode daring," ujar Anies Baswedan dilansir Facebook Pemprov DKI.
Penutupan akan dilakukan dua minggu mulai Senin (16/03).
"Dan akan mengevaluasi di akhir pekan kedua," ungkapnya.
Anies menyebut peserta didik di Jakarta berjumlah 1,5 juta anak.
"Sedangkan untuk kelas 3 SMA dan SMK yang akan melangsungkan ujian terdapat 124 ribu," ujarnya.
Anies mengungkapkan keputusan meliburkan sekolah diambil merujuk dari pengalaman berbagai tempat.
Anies menyebut anak-anak memang tidak banyak terjangkit covid-19.
Namun, mereka bisa menjadi penjembatan untuk menularkan covid-19 dari orang dewasa satu ke orang dewasa lain.
"Data menunjukkan anak-anak tidak banyak terjangkit covid-19, namun mereka adala carrier penular dari orang dewasa ke orang dewasa lain," ungkapnya.
Baca Juga: Berstatus Istri Faisal Harris, Jennifer Dunn Ternyata Belum Resmi Bercerai dari Suami Pertama!
Anies menyebut kegiatan belajar mengajar memerlukan peran orang dewasa.
"Mulai dari pengajar, antar jempur, dan lain sebagainya," ungkap Anies.
Sementara itu dengan keputusan ini jajaran Dinas Pendidikan DKI Jakarta menyiapkan materi belajar jarak jauh.
"Bahan-bahan untuk orangtua, guru, siswa, kepala sekolah, akan siap sebelum hari Senin," ungkap Anies.
Anies menegaskan, langkah yang dilakukan adalah mengurangi interaksi antarwarga.
"Artinya mobilitas penduduk ditekan, kegiatan yang tidak perlu ditiadakan," ujarnya.
Anies mengimbau untuk mengurangi kegiatan di luar rumah.
"Kita tidak menutup Kota Jakarta, tapi kami meminta masyarakat untuk bertanggung jawab dengan diri sendiri," ujarnya.
Diketahui pertemuan tersebut dihadiri selain Pemprov Jakarta, hadir pula unsur ikatan dokter, hingga pimpinan WHO Indonesia melalui teleconference.
Sebelumnya, Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, juga sudah menetapkan Kota Solo dengan status Kejadian Luar Biasa (KLB) Virus Corona, Jumat (13/03) malam.
Dengan adanya status KLB Virus Corona ini, Pemerintah Kota Solo menerapkan sejumlah kebijakan.
Satu di antaranya, kegiatan belajar mengajar para siswa di sekolah yang dialihkan ke rumah hingga batas waktu yang belum ditentukan.
Informasinya, siswa dilarang masuk sekolah dalam masa 14 hari.
Meski demikian, Rudy menolak istilah bila sekolah diliburkan.
Ia mengingatkan selama di rumah, siswa harus 'belajar sendiri-sendiri'.
"Semua siswa SD-SMA dan madrasah belajar di rumah, bukan diliburkan," kata Rudy kepada awak media.
Kegiatan belajar mengajar di rumah akan diberlakukan mulai Senin (16/03). (*)