Banyak Informasi Simpang Siur Beredar, Para Ahli Kumpulkan Berbagai Fakta Soal Virus Corona dari Bentuk Hingga Penyebarannya

By Ratih, Minggu, 22 Maret 2020 | 21:00 WIB
Ilustrasi tenaga medis tangani Corona (Focus Taiwan)

NOVA.id - Virus Corona menjadi pusat pembicaraan masyarakat dunia selama beberapa waktu terakhir.

Arus informasi yang sangat mudah diakses menjadikan kita cepat mengetahui perkembangan wabah virus ini.

Meski begitu, tak sedikit misinformasi yang dibagikan di internet.

Baca Juga: Virus Corona Tengah Mewabah, Dokter Spesialis Paru Anjurkan Hal Ini untuk Melawan Covid-19, Ternyata Gampang!

Oleh karena itu, kumpulan informasi dari para ahli ini mungkin dapat menjernihkan banyak misinformasi yang ada.

Melansir dari Kompas.com, karena virus Covid-19 ini masih sangat baru, maka belum banyak yang dapat dipelajari.

Kendati demikian, salah satu informasi paling penting adalah bahwa virus ini bukan virus flu biasa.

Baca Juga: Virus Corona Memburuk, Bunga Jelitha dan Syamsir Alam Siapkan Masker dan Hand Sanitizer Hingga Ruang Isolasi di Acara Pernikahan!

Angela Rasmussen dari Colombia University menjelaskan bahwa struktur virus Corona berbentuk bola runcing seperti paku.

Paku ini berfungsi untuk mengenali protein ACE2 yang ada di permukaan sel manusia.

"Kontur yang lebih tepat memungkinkan SARS-CoV-2 untuk menempel jauh lebih kuat pada ACE2 dibanding yang dilakukan SARS-klasik," ucap Angela seperti dikutip Kompas.com dari The Atlantic.

Baca Juga: Lakukan Pencegahan Corona, Bioskop di Jakarta akan Tutup Selama 2 Minggu

Hal ini menyebabkan penularan yang lebih cepat antar manusia.

Kemudian, Andersen dari Scripps Research International menjelaskan bahwa virus Corona ini menginfeksi saluran udara bagian atas dan bawah.

Apabila infeksi terjadi di saluran pernapasan bagian atas maka akan lebih mudah menyebar namun sifat infeksi lebih ringan.

Baca Juga: Ngaku Bisa Masukkan Virus Corona ke Dalam Tubuhnya, Ningsih Tinampi Kena Semprot Robby Purba: Jangan Dijadikan Ajang!

Sedangkan apabila menginfeksi saluran pernapasan bagian bawah maka akan lebih sulit menyebar namun infeksi umumnya lebih berat.

Ketika infeksi oleh virus ini berlanjut, paru-paru akan tersumbat oleh sel mati dan cairan sehingga membuat pernapasan lebih sulit.

Pada saat inilah sistem kekebalan (imun) akan menyerang virus yang ditandai dengan demam dan peradangan.

Baca Juga: 3 Orang Terdekat Tjahjo Kumolo Positif Virus Corona, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi: Mohon Doanya

Namun, dalam kasus ekstrem, imun justru bisa 'mengamuk' dan merusak tubuh lebih dari virus itu sendiri.

Reaksi imun yang berlebihan ini dikenal sebagai badai sitokin yang juga dapat mempengaruhi organ lain, terutama jika sudah memiliki penyakit kronis.

"Saya tidak memiliki kepercayaan diri yang besar bahwa cuaca akan memiliki efek seperti yang orang harapkan. Kecuali orang dapat memperlambat penyebaran virus tersebut dengan tetap melakukan social distancing. Mengandalkan musim panas saja tidak akan bisa menyelamatkan kita," ujar Lisa Gralinski seorang ilmuwan dari University of North Carolina seperti dikutip Kompas.com.

Baca Juga: Pesinetron Cinta Fitri Sekaligus Menantu Menteri PAN-RB Ini Positif Corona, Merasa Tak Ada Gejala Apa pun dan Kini Isolasi Mandiri di Kamar

Penyebaran virus ini melalui droplets atau cairan ketika kontak langsung dengan penderita.

Meski begitu, udara juga dapat membawa virus yang berbentuk partikel kecil (airborne).

Untuk langkah pencegahan, cuci tangan dengan sabun selama 20 detik.

Baca Juga: Berita Terpopuler: Virus Corona Menyebar Lewat Udara Hingga Paula Verhoeven Menangis karena Ulah Baim Wong

Hal ini terbukti efektif membunuh virus yang menempel.(*)