6. Mencari “instrumental support”
Orangtua bisa mencari dukungan, misalnya mencari bantuan nasihat, bantuan atau informasi, baik dari para ahli maupun narasumber yang dapat dipercaya yang dapat membantu dalam menyelesaikan tekanan emosi yang dialami.
Upayakan untuk tidak meminta bantuan kepada orang yang tidak dapat dipercaya karena kerap kali akan menimbulkan masalah baru.
Baca Juga: Curhat Korban Dedy Susanto, Diminta Ngamar Bareng hingga Diancam
7. Menerima sumber stres
Mengakui bahwa peristiwa pandemik atau apa pun yang terjadi adalah takdir yang tidak dapat dihindari oleh setiap manusia. Bersikap menerima (acceptance) juga membentuk rasa kepasrahan, yang akan menimbulkan rasa “kecil” kita sebagai manusia ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
“Kedekatan kita kepada Allah Yang Maha Esa akan menjadi sumber kekuatan utama di saat perasaan tak berdaya sebagai manusia muncul. Latihlah diri kita untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Mintalah pertolongan-Nya untuk memberikan rasa pasrah dan ikhlas atas cobaan ini,” tandasnya.
Dr Dwi menambahkan, langkah di atas adalah ikhtiar dan upaya yang dapat dilakukan setiap individu di saat menghadapi tekanan emosi dan stressor apa pun yang dihadapi dalam kehidupan ini.
Terlepas dari semua itu, maka upaya untuk mengatasi masalah stres akan kembali pada diri kita masing-masing. Kedekatan kepada Tuhan adalah langkah paripurna dalam upaya mengendalikan stressor apa pun yang dihadapi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Tips Mengatasi Stres karena Wabah Corona, Orangtua Silakan Baca...