Hal ini dibuktikan dari penelitian yang dimuat di Jurnal Keperawatan Komunitas Universitas Diponegoro pada 2015. Dukungan emosional dari keluarga bisa menurunkan perilaku negatif pada anak, terutama pada remaja. Sebaliknya, bila dukungan keluarga rendah, semakin tinggi pula potensi anak untuk melakukan penyimpangan.
Melalui WFH dan quality time bersama ibu, anak akan memiliki pedoman untuk berpikir matang sebelum melakukan tindakan. Tidak ada salahnya juga bagi ibu untuk tetap menjaga komunikasi dengan anak, mulai dari usia kanak-kanak hingga ia beranjak dewasa.
3. Menjadi lebih produktif
Bekerja di rumah juga bisa meningkatkan produktivitas. Selain berkurangnya distraksi, WFH akan menghemat uang makan serta menghilangkan waktu perjalanan.
Waktu perjalanan ini memang berdampak pada produktivitas. Perjalanan ke kantor bisa membuang waktu dan tenaga.
Menurut survei Elev8, perjalanan dari rumah ke kantor menggunakan transportasi umum biasanya memakan waktu 2 jam pulang pergi. Dengan WFH, waktu 2 jam bisa digunakan lebih produktif untuk mengurus anak dan menyelesaikan pekerjaan.
Tidak cuma itu saja, menurut Forbes, orangtua yang bekerja menggunakan metode WFH tetap dapat bekerja dan mengurus anak bersamaan.
Meski demikian, dikutip dari riset Kompas.id, bekerja dari rumah juga perlu komitmen tinggi untuk menyelesaikan tugas tepat waktu. Sebab, WFH bisa dikatakan tidak ada batasan jam kerja.
Namun, jangan khawatir. Asalkan ibu dapat mengatur waktu ideal saat WFH, kendala ini dapat teratasi.
Melihat tiga manfaat tadi, WFH tentu bisa menjadi salah satu alternatif kerja yang baik bagi ibu untuk menjaga keharmonisan dengan anak. Sebab, keberadaan dan kasih sayang orang tua akan turut membantu pertumbuhan anak.
Selama WFH, jangan lupa untuk tetap menjaga kesehatan keluarga agar terhindar dari beragam sumber penyakit.