NOVA.id - Belum selesai ketakutan wabah saat ini, publik diperingatkan soal gelombang kedua virus corona di Indonesia.
Tak main-main informasi ini disampaikan oleh Epidemiolog Indonesia, Dicky Budiman.
Masyarakat perlu semakin waspada karena gelombang-gelombang virus ini akan menyerang lebih banyak korban.
Melansir Kompas.com, Dicky mengatakan gelombang kedua virus corona adalah bila suatu wilayah telah mencapai puncak terkena virus corona, kemudian terjadi penurunan, setelah fase penurunan jumlah kasus tersebut terjadi lonjakan kasus lagi.
Data ini berdasarkan gelombang yang telah terjadi di Wuhan.
Namun, bahaya yang dibawa gelombang berikutnya ini lebih berbahaya.
"Gelombang kedua biasanya menyerang hingga 90 persen penduduk yang belum terpapar tadi," ucap Dicky seperti dikutip Kompas.com.
Namun, gelombang kedua ini punya jarak waktu yang cukup jauh dari gelombang pertama.
Waktu yang dibutuhkan sekitar sebulan atau bisa jadi lebih.
Banyak pihak memprediksi puncak kurva di Indonesia akan terjadi di bulan Mei.
Oleh karena itu, Dicky menyarankan agar pemerintah fokus pada maksimalisasi tes, pelacakan kontak, dan perawatan serta isolasi.
Ia juga memberikan contoh yang dapat menggambarkan gelombang kedua.
Misalnya adalah Jakarta yang memberlakukan PSBB sehingga berhasil menekan angka kasus corona.
Hasil itu membuat pemerintah mencabut PSBB.
Alhasil orang bisa bebas keluar dan kemungkinan besar terinfeksi corona lagi.
Kasus-kasus baru itulah yang disebut gelombang kedua.(*)
Sahabat NOVA, jangan sampai ketinggalan berita dan informasi terbaru dan menarik soal selebriti dan dunia perempuan di Tabloid NOVA, ya.
Dapatkan edisi terbarunya dengan berlangganan, tinggal klik di sini.