NOVA.id - Untuk mencegah agar virus corona atau covid-19 tidak semakin menyebar, pemerintah memiliki berbagai kebijakan.
Salah satunya adalah larangan mudik.
Meski sudah diberikan larangan, namun masih saja ada yang nekat tetap melakukan mudik.
Baca Juga: Sebut Bosan Karantina di Rumah, Erie Suzan Lakukan Hal Ini Hingga Buat Fansnya Tertawa
Desa Sepat, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah memiliki cara sendiri menghadapi orang-orang yang mudik ke daerahnya.
Kepala Desa Sepat, Mulyono mengatakan bahwa sudah tersedia rumah hantu untuk para pemudik yang tidak tertib menjalani karantina mandiri di rumahnya.
Hal itu terjadi pada tiga pemudik yang baru saja datang dari Jakarta, Lampung, dan Kalimantan.
Mulyono menjelaskan, ketiga pemudik tersebut dianggap tidak tertib saat menjalani karantina mandiri di rumahnya masing-masing.
Oleh karena itu, ketiganya dijemput tim Satgas covid-19 Desa Sepat untuk menjalani karantina di rumah hantu.
Namun, baru beberapa hari menjalani karantina di rumah hantu, ketiga pemudik tersebut minta dipulangkan ke rumah masing-masing.
Baca Juga: Isolasi Diri di Rumah Bersama Pasangan Bisa Sebabkan Konflik, Hindari dengan Lakukan Cara Ini!
Mereka menangis saat menjalani karantina di rumah hantu.
Bahkan mereka menyerah karena mengaku didatangi sosok hantu.
"Dua hari mereka nangis-nangis terus. Tiap malam malam katanya didatangi dan dibayang-bayangi hantu di gudang kosong tersebut," ucap Mulyono, dikutip dari KompasTV (25/04).
Bahkan orangtua para pemudik tersebut tiga kali menemui Mulyono dan memohon agar anaknya bisa menjalankan karantina diri di rumah selama 14 hari.
Meski sudah memohon, Mulyono tak mengabulkannya begitu saja.
Mulyono memberikan syarat agar para orangtua tersebut harus berkomitmen untuk mengawasi anak-anaknya karantina mandiri di rumah.
Baca Juga: Cerita Ganindra Bimo yang Sempat Dikucilkan Usai Kabar Andrea Dian Positif Covid-19 Tersebar: Beli Makanan, Bill-nya Dilempar ke Meja Sama Pelayan
"Orang tuanya setuju untuk membantu dan mengawasi anaknya karantina mandiri di rumah akhirnya kita lepaskan dari rumah hantu," ujar Mulyono.
Mulyono mengatakan, rumah hantu yang disediakan untuk karantina bagi pemudik bandel tersebut memanfaatkan bangunan bekas gudang tas.
Diketahui, gudang tas ini sudah sekitar 10 tahun dibiarkan kosong.
"Niat kita membuat rumah hantu ini adalah untuk karantina bagi pemudik yang bandel menjalani karantina mandiri di rumah," ujar Mulyono.
Ia berharap dengan adanya kejadian ini, tidak ada lagi pemudik yang bandel.
Pemudik yang baru pulang mudik dari perantauan diharapkan bisa menjalani karantina mandiri di rumah masing-masing selama 14 hari dengan tertib. (*)
Sahabat NOVA punya usaha dan ingin tambah ilmu agar lebih sukses? Atau mungkin sedang butuh penghasilan tambahan dan mau mulai berwirausaha?
Salah satu cara terbaik adalah dengan ikut berbagai pelatihan online di bidang kewirausahaan, seperti program We Learn dari organisasi internasioanl, UN Women.
Program ini gratis, alias tidak dipungut biaya. Tinggal daftar di sini dan siap-siap makin sukses berwirausaha!
Sahabat NOVA, jangan sampai ketinggalan berita dan informasi terbaru dan menarik soal selebriti dan dunia perempuan di Tabloid NOVA, ya.
Dapatkan edisi terbarunya dengan berlangganan, tinggal klik di sini.