“Sebagai perempuan, kita menyadari dan merasakan bahwa persoalan Covid-19 sudah menyentuh berbagai aspek kehidupan. Secara global, 70% dari jumlah tenaga perawat terdiri dari perempuan, mereka adalah ujung tombak penyelamat nyawa manusia,” ungkap Puan Maharani saat membuka acara Webinar yang diselenggarakan Kaukus Perempuan Parlemen Republik Indonesia (KPP-RI), Maju Perempuan Indonesia (MPI) dan Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI).
Puan menambahkan, di Indonesia, pemerintah sudah menyebutkan 60% Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang memproduksi hand sanitizer dan masker dimiliki dan dikelola kaum perempuan.
Data tersebut menunjukan perempuan bukan hanya kelompok terdampak besar wabah ini, tapi juga memiliki peran besar dalam melawan Covid-19.
“Perempuan dapat dan harus berperan aktif untuk meningkatkan keberhasilan dalam menghadapi pandemi ini karena sangat bergantung pada ketahanan kesehatan keluarga dan pemenuhan gizi seimbang yang dapat dimulai dari lingkungan terkecil, yaitu rumah.
Pandemi ini adalah tantangan besar yang harus kita atasi dan lawan dengan usaha besar yaitu semangat kebangsaan gotong royong sesuai jati diri asli bangsa ini,” tegas Puan.
Senada dengan Puan, Kepala BNPB, Doni Monardo menuturkan, peran perempuan dalam penanganan Covid-19 begitu luar biasa.
“Berdasarkan data jumlah perawat kesehatan di Indonesia, 71% di antaranya merupakan perempuan. Mereka adalah pahlawan kemanusiaan, prajurit tempur yang sangat strategis melawan Covid-19, namun jika membandingkan jumlah tenaga medis indonesia dengan negara lain, perbandingannya sangat kecil yaitu 1 : 1000 tenaga medis, begitu juga jumlah rumah sakit dan anggaran yang tersedia,” tambah Doni.
Doni sangat berharap, walaupun secara medis dokter dan perawat adalah ujung tombak, tapi semua pihak harus berpikir bahwa mereka adalah benteng terakhir dalam penanganan Covid-19.
“Ada potensi lain yang dapat kita lakukan untuk mencegahnya, yaitu melalui aspek psikologis. Di sinilah peran perempuan diperlukan, bagaimana menangkap pesan ini dan menyampaikan dengan bahasa sederhana yang mudah dipahami ke keluarga dan masyarakat.
Demi memastikan mereka terlindungi dan imunitas bisa terjaga dengan baik agar terhindar dari virus ini. Jika satu keluarga terlindungi, akan banyak keluarga terselamatkan,” tutup Doni. (*)