Ini Cara Pasien Penyakit Kronis Berobat dan Konsultasi di Kala Pandemi

By Dionysia Mayang Rintani, Selasa, 5 Mei 2020 | 17:24 WIB
Ini Cara Pasien Penyakit Kronis Tetap Berobat dan Konsultasi di Kala Pandemi (istock)

NOVA.id – Untuk memutus rantai penyebaran corona virus, penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) diberlakukan di beberapa daerah, salah satunya di DKI Jakarta.

PSBB di Jakarta sendiri telah resmi diperpanjang hingga 22 Mei 2020, karena kasus positif covid-19 yang masih terus meningkat.

Di masa seperti sekarang ini, aktivitas kita menjadi terganggu, termasuk kebiasaan dan rutinitas biasanya yang turut berubah.

Baca Juga: Sering Dihujat Gara-Gara 9 Tahun Menikah Tak Kunjung Punya Momongan, Zaskia Sungkar Hanya Bisa Menangis dan Terus Berdoa: Munafiklah Kalau Nggak Kepikiran

Salah satunya bila kita sedang sakit, kini kita tak bisa serta merta memeriksakan diri ke dokter di klinik maupun di rumah sakit.

Bila sakit tak terlalu parah, mungkin bisa diobati dengan obat-obatan yang dijual bebas.

Namun, bagi yang menderita penyakit kronis, tentu membutuhkan penanganan dan pengobatan khusus.

Baca Juga: Didi Kempot Meninggal Dunia di Usia 53 Tahun karena Serangan Jantung, Tradisi Brobosan Iringi Pemakaman Sang Lengendaris

Hal yang sama disampaikan oleh Kevlin, karyawan swasta berdomisili di Jakarta yang memiliki orangtua dengan penyakit stroke.

“Ibu saya telah mengalami stroke selama beberapa tahun, dokter memberikan beberapa obat yang harus dikonsumsinya setiap hari. Ini membuat saya harus berkomunikasi setiap saat dengan dokter untuk memastikan obat ibu saya dapat dibeli kapanpun. Apalagi saat PSBB sekarang ini, gerak saya menjadi terbatas,” ujarnya.

Pelayanan medis jarak jauh bisa menjadi pilihan lain di tengah wabah Covid-19 yang melanda dunia saat ini.

Baca Juga: Resep Es Loli Kacang Merah yang Bergizi, Cocok untuk Buka Puasa!

Presiden Joko Widodo menilai, telemedis mampu menyediakan sarana telekomunikasi jarak jauh yang disebut sebagai rumah sakit tanpa dinding.

Hal ini turut serta membantu upaya penanggulangan wabah Covid-19.

Dengan tersedianya layanan telemedis, orang tidak harus pergi ke dokter, rumah sakit, apotek, atau puskesmas.

Baca Juga: Cerita BTP yang Kini Selalu Bersama Istri dan Anak di Masa Pandemi Virus Corona: Kalau Ibunya Masak, Saya yang Ngasuh Yosafat

Menurut dr. Irfani Ryan Ardiansyah konsultan kesehatan Medikku dan Lifepack, “Saat ini sebuah aplikasi kesehatan yang dapat membantu masyarakat sangat dibutuhkan. Banyaknya perusahaan telemedis di Indonesia dirasa sangat tepat untuk mulai bergerak dan semuanya ditujukan untuk kepentingan kesehatan masyarakat. Dengan layanan telemedis, kegiatan harian dokter seperti pemeriksaan medis lebih aman dan dapat mengurangi biaya APD.”

Sebagai layanan telemedis pilihan pemerintah yang merupakan gugus tugas penanganan Covid-19, Lifepack membantu masyarakat agar lebih mudah mendapatkan obat tanpa perlu keluar rumah.

Baca Juga: Sambil Menangis-nangis Pengasuh Rafathar Ungkap Sakit Hatinya kepada Seorang Ibu-Ibu, Lala: Enggak akan Saya Lupain Omongan Itu

Hal ini dapat mengurangi risiko paparan Covid-19 yang dengan mudah menular melalui kontak dengan orang lain.

Adanya peran serta dokter pada fitur konsultasi secara online akan mempermudah pasiennya untuk berkonsultasi tanpa perlu memikirkan jarak di kondisi saat ini. 

Melengkapi informasi di atas, CEO Lifepack, Natali Ardianto memberikan penjelasan keuntungan menggunakan aplikasi kesehatan.

Baca Juga: Nadiem Makarim Bagikan 7 Tips Pembelajaran Jarak Jauh untuk Para Guru Selama Wabah Covid-19

“Lifepack mengimplementasi good pharmacy practice dalam memberikan pelayanan kefarmasian. Menggunakan kemasan khusus agar pasien penyakit kronis dapat mengkonsumsi obat sesuai dengan jadwal lebih praktis. Tidak perlu repot mengatur obat mana dan apa saja yang harus diminum. Lifepack membantu pasien dengan mengatur obat sesuai resep dan iter otomatis,” ujarnya.

Yang perlu diketahui saat bertransaksi dengan layanan telemedis adalah saat melakukan transaksi pembelian obat.

Sistem tebus obat pada Lifepack hanya bisa dilakukan dengan mengunggah foto resep resmi dari dokter, sehingga obat yang diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien.

Baca Juga: Mengenang Kembali Perjalanan Karier Didi Kempot, Berawal dari Mengamen hingga Bisa Berkeliling Eropa

Hal ini dapat memberi rasa aman terhadap pengguna layanan Lifepack, karena layanan ini juga terhubung dengan fasilitas rumah sakit rujukan sesuai dengan protokol resmi pemerintah.

Layanan Lifepack tidak berbayar, hanya perlu membayar obat saja. 

Pasien tidak perlu khawatir karena dokter yang terdaftar di Lifepack adalah dokter yang memiliki Surat Izin Praktik (SIP) dan tergabung di Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

Selain itu, keaslian obat juga terjamin karena obat berasal dari rekanan resmi.(*)

Sahabat NOVA punya usaha dan ingin tambah ilmu agar lebih sukses? Atau mungkin sedang butuh penghasilan tambahan dan mau mulai berwirausaha?

Salah satu cara terbaik adalah dengan ikut berbagai pelatihan online di bidang kewirausahaan, seperti program We Learn dari organisasi internasional, UN Women.

Program ini gratis, alias tidak dipungut biaya. Tinggal daftar di sini dan siap-siap makin sukses berwirausaha!

Sahabat NOVA, jangan sampai ketinggalan berita dan informasi terbaru dan menarik soal selebriti dan dunia perempuan di Tabloid NOVA, ya.

Dapatkan edisi terbarunya dengan berlangganan, tinggal klik di sini.