"Keunggulannya memiliki beberapa senyawa aktif, yang mana bekerja secara sistemik. Ada yang berfungsi sebagai antivirals, yang berpotensi diduga, berdasarkan studi informatik dan metadata yang kita lakukan, senyawa yang terutama tersusun dari polysaccharide biasanya menstimulasi imunomodulator atau peningkat daya tahan tubuh," ujarnya saat diskusi online bersama PT Kalbe Farma Tbk, di Youtube Klik Dokter, Rabu 13 Mei 2020.
Senyawa aktif lainnya yang dimiliki jamur cordyceps adalah kordisepin.
Menurut Widodo, kordisepin ini memiliki struktur yang unik, di mana ada kesamaan dengan senyawa-senyawa antivirus yang sekarang ada di pasaran atau yang disebut nukleosit analog, yang berpotensi menghambat replikasi virus secara langsung.
Baca Juga: Di Masa Pandemi, Ayo Belajar Digital Marketing Agar Sukses Berwirausaha
"Senyawa ini juga memiliki fungsi sebagai antioksidan dan anti-inflamasi. Dia bisa bekerja secara sistemik karena multifungsi Jadi, targetnya ada di banyak tempat, yang mana saya kira akan memberikan benefit tersendiri.
Karena salah satu hal yang esensial pada penyakit corona ini adalah munculnya badai sitokin. Dan badai sitokin ini cara menghambatnya adalah dengan menggunakan senyawa-senyawa atau herbal anti-inflamasi," ujarnya.
Menurut Widodo, kordisepin sudah pernah diberikan pada manusia dan terbukti dapat menurunkan sitokin pro-inflamasi. Dengan demikian, harapannya badai sitokin ini bisa dihambat.