NOVA.id - Sejak diberlakukannya kebijakan work from home (WFH) atau bekerja di rumah, membuat kita menemukan beragam fakta baru.
Salah satunya, isu kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) selama WFH berlangsung.
Kekerasan ini bisa saja terjadi karena dipicu oleh tingkat stres seseorang selama pandemi ini.
Baca Juga: Perkuat Imunitas, Madurasa dan Air Mancur Berkolaborasi Lawan Covid-19
Tapi, tentu itu bukan sebuah alasan untuk pembenaran tindak kekerasan.
Nah, menanggapi isu ini AXA Financial Indonesia mengatakan bahwa kunci agak kita, terutama perempuan, tidak terjebak dalam situasi KDRT adalah dengan terus melakukan women empowerment di segala cara.
Paling tidak hal ini telah dilakukan AXA, seperti apa caranya?
Baca Juga: Kerjasama dengan Baznas, Ajinomoto Turut Tanggulangi Pandemi Covid-19
“Perbedaan kesetaraan itu membawa masalah, salah satunya kekerasan. Maka itu, harus ada keseimbangan. Sampai saat ini ada sistem yang cukup dari perusahaan kami untuk mengedukasi masalah kesetaraan agar kekerasan tidak terjadi,” ujar Niharika Yadav, AXA Global Sponsor of D&I Indonesia.
Yap, di AXA sendiri, Niharika menuturkan ada program Diversity and Inclusion (D&I) yang telah menjadi budaya dan nilai dasar dari perusahaan ini.
Di dalamnya terdapat salah satu program dengan nama Women@AXA.
Baca Juga: Ajak Masyarakat Beradaptasi dengan Kondisi Normal Baru, BFI Finance Gelar Diskusi Online
Sesuai namanya, program ini didesain khusus bagi pegawai perempuan.
Program ini bertujuan untuk perempuan bisa belajar memberdayakan diri dan membentengi diri dari kemungkinan terjadinya kekerasan.
Kegiatannya dengan pelatihan kepemimpinan dengan ahlinya, pelatihan kepercayaan diri secara personal dan profesional, edukasi soal bentuk kekerasan, self grooming, dan training programs.
Baca Juga: Perangi Covid-19, Germany Brilliant Sanitaryware Gelar Bakti Sosial
Kenapa khusus?
Ya, asal tahu saja biasanya masalah KDRT terjadi karena adanya ketimpangan kuasa, baik karena gender hingga finansial.
Maka itu, penting melakukan women empowerment ini, paling tidak AXA memulainya dari lingkungan kerja yang mendukung keamanan pegawainya.
“Pegawai kami 54 persen perempuan dan 80 persen jajaran tinggi adalah perempuan. Lewat Women@AXA kita bisa mengajarkan bagaimana meningkatkan kepercayaan diri, berkembang secara pribadi dan mempertahankan diri dari ancaman, cara menjadi pekerja profesional, hingga menjadi perempuan pemimpin,” ujar Niharika.
Nantinya, mengenai isu KDRT sendiri akan didesain sebuah program khusus oleh AXA.
Jadi, mari kita tunggu saja sembari terus memberdayakan diri dan juga mendukung orang lain untuk terus berdaya.
Alhasil, kekerasan dalam bentuk apapun bisa dihindari dan tak terjadi lagi selama menjalankan rutinitas WFH.(*)