Gempa Dini Hari Buat Warga Panik, BMKG Jelaskan Penyebab dan Tegaskan Tidak Ada Potensi Tsunami

By Ratih, Senin, 22 Juni 2020 | 14:07 WIB
Gempa Dini Hari Buat Warga Panik, BMKG Jelaskan Penyebab dan Tegaskan Tidak Ada Potensi Tsunami (Freepik)

NOVA.id - Indonesia tengah dilanda bencana bertubi-tubi.

Senin (22/06) dini hari, Pulau Jawa bagian selatan diguncang gempa yang cukup kuat.

BMKG mencatat, gempa tersebut berkekuatan 5,1 Magnitudo yang berpusat di selatan Pacitan, Jawa Timur.

Baca Juga: Setelah Wirang Birawa, Kini Mbak You Keluarkan Ramalan Soal Bencana Alam yang akan Menimpa Indonesia: Air Banyak Kunjung ke Daratan

Kendati demikian, gempa terasa sampai wilayah Yogyakarta.

Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) gempa tektonik ini terjadi tepatnya 91 km selatan Kota Pacitan di kedalaman 93 km.

Dalam keterangan resminya, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono menyebut gempa bumi ini sebagai jenis gempa menengah yang diakibatkan adanya aktivitas subduksi.

Baca Juga: Inspirasi Hidangan Nusantara ala Bunda Didi untuk Jaga Kesehatan di Kenormalan Baru

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan turun atau normal fault," kata Rahmat.

Sementara itu, secara terpisah Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono menjelaskan lebih detail soal gempa dan aktivitas lempeng yang terjadi.

"Gempa yang terjadi merupakan jenis gempa menengah akibat adanya deformasi batuan pada slab lempeng Indo-Australia tersubduksi," kata Daryono, dilansir dari Kompas.com, Senin (22/06) pagi.

Baca Juga: Mbak You Beri Peringatan Keras Soal Bencana Alam Setelah BMKG Lontarkan Prediksinya, Apa Kira-Kira?

"Mekanisme penyesaran turun ini dipicu oleh bekerjanya gaya ekstensional berupa tarikan lempeng ke arah bawah akibat gaya gravitasi atau slab pull mechanism," ujar Daryono.

Gempa ini terdeteksi dirasakan kuat seperti ada truk melintas atau skala III MMI di berbagai wilayah di Jawa Timur, DIY, dan Jawa Tengah.

Meskipun cukup luas wilayah yang terdampak getarannya, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono menyebut hingga saat ini belum dilaporkan adanya kerusakan.

Baca Juga: Ramalkan Puncak Kemarau di Bulan Agustus, BNPB Minta Masyarakat untuk Waspada Kelangkaan Air dan Kekeringan

"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut," ujar Rahmat.

Berdasarkan pemodelan yang dilakukan BMKG, gempa yang terjadi di bawah laut dini hari tadi disebutkan tidak memiliki potensi untuk menimbulkan gelombang tsunami.

Dalam waktu 30 menit setelah terjadi guncangan, BMKG tidak mendeteksi adanya gempa susulan atau aftershock.

Baca Juga: Menjelang Dibukanya Beberapa Tempat Guna Menyambut New Normal, Mbah Mijan Beri Peringatan soal Bencana Dahsyat yang akan Menimpa Masyarakat Jika Nekat: Mbah Khawatir

Oleh karena itu, Rahmat mengimbau masyarakat agar tidak panik dan terpengaruh isu-isu yang mungkin beredar.

"Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi," ujar dia.

Selain itu, Rahmat juga mengingatkan masyarakat agar menghindar dari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa. Namun, jika tidak terjadi kerusakan, warga boleh kembali masuk ke dalam rumah.

Baca Juga: Kerjasama dengan Baznas, Ajinomoto Turut Tanggulangi Pandemi Covid-19

Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.

Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Gempa Magnitudo 5,1 di Selatan Jawa akibat Subduksi Lempeng Indo-Australia"