NOVA.id - Beberapa hari terakhir sejak diberlakukan PSBB transisi di sejumlah daerah. Sebagian besar masyarakat Indonesia menyongsong new normal. Sebagian besar fasilitas publik sudah kembali dibuka. Begitu juga dengan perkantoran.
Banyak karyawan sudah kembali bekerja di kantor, meskipun jam kerja lebih pendek. Kapasitas karyawan yang bekerja di dalam kantor pun dibatasi hingga maksimal 50 persen saja.
Setiap karyawan yang masuk kantor pun diharuskan menjalani protokol kesehatan dengan rajin cuci tangan, menggunakan masker, dan jaga jarak.
New normal memberi kelegaan bagi mereka yang biasa bekerja dan beraktivitas di luar rumah. Setidaknya bisa pergi ke luar rumah dan berinteraksi kembali dengan teman-teman kerja. Namun, juga membuat khawatir mengingat pandemi belum selesai.
Bagaimana menjaga diri dari risiko tertular Covid-19 selama beraktivitas di luar. Terutama bagi mereka yang mengandalkan transportasi umum untuk pergi ke kantor. Meski jumlah penumpang dibatasi, tetap saja kewaspadaan diperlukan.
Penelitian The National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID), telah mencatat setidaknya 50 persen orang yang terinfeksi virus corona tidak merasakan gejala gangguan kesehatan. Oleh sebab tidak adanya gejala, sulit untuk memastikan apakah orang-orang yang berinteraksi dengan kita terpapar virus atau tidak.
Selain itu sepanjang perjalanan dan selama di kantor risiko tertular juga tinggi karena banyaknya benda-benda yang bersifat high touch, atau sering disentuh oleh banyak orang. Misalnya saja gagang pintu, pegangan di bus atau kereta, keyboard, permukaan meja, pintu kabinet, dan masih banyak lagi.
Lantas apa saja yang harus dipersiapkan untuk meminimalisir risiko penularan Covid-19 saat menjalani aktivitas di fase new normal ?
Baca Juga: 4 Langkah Digital Marketing, Kunci Sukses Berbisnis Saat New Normal
- Gunakan masker
Sebelum menjalankan aktivitas, Anda wajib membawa dan mengenakan mengenakan masker karena penggunaan masker dipercaya dapat meminimalisasi penyebaran virus.
Hal ini sesuai dengan rekomendasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menyatakan penggunaan masker efektif mencegah penularan virus melalui droplets (tetesan air liur) dari batuk dan bersin, atau cairan tubuh lainnya.