Indonesia Berpotensi Resesi Ekonomi, Ini Strategi Bagi-Bagi Duit yang akan Dilakukan Pemerintah

By Ratih, Jumat, 31 Juli 2020 | 20:06 WIB
Indonesia Berpotensi Resesi Ekonomi, Ini Strategi Bagi-Bagi Duit yang Akan Dilakukan Pemerintah (iStockphoto)

NOVA.id - Beberapa negara telah terjun ke jurang resesi, seperti Singapura dan Korea Selatan.

Baru-baru ini, Hong Kong yang berada di bawah pemerintah China juga menyatakan resmi masuk ke masa resesi setelah gelombang ke-3 virus corona menghantam negaranya.

Hal ini membuat masyarakat was-was akan kemungkinan Indonesia ikut mengalami resesi.

Ekonom Senior Institute For Development of Economics and Finance (Indef), Faisal Basri, menyebut Indonesia diperkirakan sulit keluar dari jurang resesi jika melihat kondisi ekonomi saat seperti sekarang.

Baca Juga: Rawan PHK dan Kemiskinan Memburuk, Para Ekonom Peringatkan Indonesia Berpotensi Mengalami Resesi Ekonomi

Selain itu, negara-negara di dunia termasuk negara tetangga, mulai mengumumkan terjadinya resesi di negaranya setelah dua kali atau lebih pertumbuhan ekonominya minus.

Dari hitung-hitungannya, kata dia, pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi tumbuh minus di kuartal II dengan kisaran -2,8 persen hingga -3,9 persen.

"Ayo kita persiapkan kondisi terburuk ini. Yang kita bisa lakukan adalah secepat mungkin kita recovery. Kalau resesi, sudah pasti. Jadi bukan menghindari resesi tapi bagaimana kita cepat recover dan resesinya secetek mungkin. Tidak dalam," ucap dia dikutip dari Antara, Rabu (29/07).

Ekonom Universitas Indonesia (UI) ini mengatakan, krisis kali ini akan berbeda dengan krisis-krisis sebelumnya, maka formula baku tidak memadai untuk mengatasinya.

Baca Juga: Hana Hanifah Kena Grebek Polisi, Kris Hatta Akhirnya Angkat Bicara, Sebut Motif Mantan Kekasih Bukan karena Ekonomi

Ia menambahkan semua negara juga melakukan penanganan yang sama mulai dari melakukan pelebaran defisit hingga paket stimulus serta menurunkan suku bunga.

"Mengingat kondisinya sekarang berbeda, resep baku tidak cukup. Ada dimensi yang harus dikedepankan yakni kesehatan masyarakat dan penyelamatan jiwa manusia. Tidak boleh ada trade off antara ekonomi dan kesehatan," kata dia.

Faisal menuturkan di Indonesia, hampir semua lini merasakan dampak pandemi Covid-19.

Mulai dari gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK), meningkatnya ketimpangan global hingga penurunan turis mancanegara.

Baca Juga: Miris! Demi Atasi Masalah Ekonomi, Orangtua Angkat Tega Nikahkan Gadis 12 Tahun dengan Pria 45 Tahun di Banyuwangi, Begini Kisah dan Kronologinya

Khusus di sektor pariwisata, kunjungan turis mancanegara ke Indonesia bahkan turun hingga 80 persen.

Maka, kunci utama penanganan dan pemulihan ekonomi adalah penanganan meluasnya virus corona.

"Oleh karena itu, jangan terlalu paksakan. Turis ini bisa jadi ujung tombak recovery dalam waktu dekat. Kuncinya kita mampu menangani virus sehingga semakin banyak negara bersedia tandatangani travel bubble," katanya.

Faisal menambahkan penanganan penyebaran virus menjadi salah satu pertanda dunia memandang Indonesia.

Baca Juga: Denada Pasang Iklan Jual Rumah karena Kesulitan Ekonomi, Warganet Justru Usul Tawarkan ke Baim Wong

Ia mencontohkan kondisi di Malaysia di mana negara itu telah membuka fasilitas kesehatannya untuk orang asing.

Namun, fasilitas itu belum dibuka bagi orang Indonesia.

"Contoh Malaysia kasusnya tidak sampai 10 ribu, mereka sudah membuka fasilitas jasa kesehatannya untuk orang asing. Tapi untuk orang Indonesia belum boleh masuk. Ini pertanda betapa dunia melihat kita seperti apa," ujar dia.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah bakal melakukan percepatan penyerapan belanja untuk menggenjot perekonomain yang tengah tertekan karena pandemi virus corona (Covid-19).

Baca Juga: Dukung Pemulihan Ekonomi Nasional, Shopee Luncurkan Program untuk UMKM

Dengan demikian, harapannya permintaan dalam negeri bisa meningkat dan dunia usaha juga turut bergerak.

Selain itu, investasi juga diharapkan pulih pada semester II tahun ini.

Airlangga mengatakan, upaya tersebut dilakukan untuk membuat perekonomian Indonesia terhindar dari resesi.

"Beberapa hal dilakukan untuk menghindari resesi, dilakukan langkah-langkah extraordinary di kuartal III dan IV, belanja pemerintah akan dilakukan secara besar-besaran," ujar Airlangga dalam keterangannya.

Baca Juga: Berita Terpopuler: Indonesia Diprediksi Jadi Negara dengan Pemulihan Ekonomi Tercepat Kedua Setelah China hingga Nikita Mirzani yang Blak-blakan Sebut Vicky Nitinegoro Tak Jago di Ranjang

Untuk diketahui, dalam rangka pemulihan ekonomi nasional (PEN), pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 607,5 triliun.

Secara lebih rinci, anggaran tersebut dialokasikan untuk perlindungan sosial sebesar Rp 203,9 triliun, insentif duia usaha sebesar Rp 120,6 triliun, stimulus untuk UMKM sebesar Rp 123,46 triliun, dan korporasi sebesar Rp 53,57 triliun.

Ia mengatakan pemerintah juga mengalokasikan anggaran untuk sektoral serta pemerintah daerah sebesar Rp 106,11 triliun.

Airlangga yang juga Ketua Umum Golkar itu menjelaskan, implementasi anggaran PEN tersebut dilakukan dengan penempatan dana pemerintah ke perbankan, penjaminan kredit modal kerja, hingga penyertaan modal negara.

Baca Juga: Pukul Telak Malaysia, Indonesia Diprediksi Jadi Negara dengan Pemulihan Ekonomi Tercepat Kedua Setelah China

Pemerintah pun baru saja melakukan penempatan dana ke Bank Pembangunan Daerah (BPD) dengan total sebesar Rp 11,5 triliun.

Selain itu, pemerintah juga baru saja menyalurkan pinjaman kepada pemerintah daerah, yakni Jawa Barat dan DKI Jakarta dengan anggaran sebesar Rp 16,5 triliun.

"Karena penerimaan asli daerah sebagai dampak yang dialami pemerintah Provinsi DKI misalnya turun Rp 31,13 triliun, dan Provinsi Jawa Barat Rp 4,21 triliun," ujar dia.

Baca Juga: Jadi Angin Segar, Indonesia Berpotensi Alami Pemulihan Ekonomi Tercepat dan akan Kembali Berdaya Seperti Sebelum Covid-19 Menyerang

Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.

Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Kata Faisal Basri, Indonesia Diprediksi Mengalami Resesi