Perdana Menteri Hassan Diab menyatakan, sebanyak 2.750 ton amonium nitrat yang merupakan pupuk pertanian disinyalir menjaid penyebab insiden.
"Tidak dapat diterima ada 2.750 amonium nitrat disimpan di gudang selama enam tahun, tanpa adanya langkah pengamanan sehingga membahayakan keselamatan warga," ujarnya.
PM Diab juga berjanji akan mencari dalang dari peristiwa yang merusak kota itu.
Baca Juga: Ridwan Kamil Optimis Vaksin Virus Corona dari Jawa Barat Bisa Diedarkan Mulai Awal 2021
"Saya tidak akan beristirahat sampai kita menemukan orang-orang yang bertanggung jawab atas apa yang terjadi, meminta pertanggungjawaban mereka, dan menjatuhkan hukuman maksimum," tegasnya.
Sedangkan Gubernur Beirut, Marwan Abboud, mengatakan ledakan besar yang terjadi di Beirut, Lebanon pada Selasa (04/08) mengingatkannya pada peristiwa bom atom Hiroshima dan Nagasaki di Jepang saat Perang Dunia II.
"Peristiwa ini mirip dengan apa yang terjadi di Jepang, di Hiroshima dan Nagasaki. Dalam hidup saya, saya belum pernah melihat kehancuran dengan skala besar seperti ini. Ini adalah bencana nasional," ujarnya dilansir Kompas.com dari CNN.
Baca Juga: Vaksin Covid-19 Masuk Indonesia: Akan Uji Klinis Tahap 3 dan Diproduksi Massal pada Awal Tahun 2021