NOVA.id - Beberapa negara maju di dunia telah melaporkan status ekonomi negaranya terjun bebas ke jurang resesi.
Antara lain adalah Singapura, Korea Selatan, dan baru-baru ini adalah Amerika Serikat.
Lalu bagaimana dengan pertumbuhan ekonomi di Indonesia?
Baca Juga: Indonesia Berpotensi Resesi Ekonomi, Ini Strategi Bagi-Bagi Duit yang akan Dilakukan Pemerintah
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Produk Domestik Bruto ( PDB) RI pada kuartal II 2020 terkontraksi hingga 5,32 persen.
Secara kuartalan, ekonomi terkontraksi 4,19 persen dan secara kumulatif terkontraksi 1,26 persen.
Kontraksi ini lebih dalam dari konsensus pasar maupun ekspektasi pemerintah dan BBaca Juga: Pukul Telak Malaysia, Indonesia Diprediksi Jadi Negara dengan Pemulihan Ekonomi Tercepat Kedua Setelah Chinaank Indonesia di kisaran 4,3 persen hingga 4,8 persen.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, kontraksi pertumbuhan ekonomi pada 2020 ini merupakan yang terdalam sejak kuartal I tahun 1999.
"Kalau melacak kembali pada pertumbuhan ekonomi secara triwulanan, ini terdalam sejak triwulan I 1999. Pada triwulan I 1999, Indonesia mengalami kontraksi -6,13 persen," kata Suhariyanto dalam konferensi video, Rabu (05/08).
Pria yang akrab disapa Kecuk ini menyebut, pertumbuhan ekonomi kuartal II 2020 yang terkontraksi 5,32 persen tidak akan ada revisi.
Jikapun ada, revisi bakal dilakukan pada akhir tahun 2020.
Adapun untuk mencapai pertumbuhan positif di kuartal III 2020, Kecuk mengajak seluruh masyarakat untuk membangun optimisme.
Sebab beberapa indikator pada Juni 2020 mengalami perbaikan, meski masih jauh dari kondisi normal.
Baca Juga: Dukung Pemulihan Ekonomi Nasional, Shopee Luncurkan Program untuk UMKM
Indikator yang mengalami perbaikan, antara lain transportasi udara internasional tumbuh 54,70 persen dibanding Mei 2020, transportasi udara domestik meningkat 791,38 persen, angkutan kereta api penumpang 69,40 persen, angkutan laut penumpang 134,10 persen, dan Tingkat Penghunian Kamar (TPK) meningkat 5,25 poin.
"Sejak adanya relaksasi PSBB di awal Juni, ekonomi sudah ada geliat. Kita harus bergandengan tangan, optimistis. Salah satu kunci pentingnya adalah penerapan protokol kesehatan. Adapun upaya yang dilakukan pemerintah sudah sangat komprehensif," pungkas Kecuk.
Sebagai informasi, ekonomi RI terkontraksi 5,32 persen pada kuartal II 2020.
Menurut pengeluaran, seluruh komponen kompak mengalami pertumbuhan negatif.
Konsumsi rumah tangga terkontraksi 5,51 persen, investasi/PMTB tumbuh negatif 8,61 persen, ekspor terkontraksi 11,66 persen, konsumsi pemerintah negatif 6,90 persen, LNPRT -7,76 persen, dan impor -16,96 persen.
Dari kontraksi 5,32 persen, konsumsi rumah tangga mencatat kontraksi terdalam sebesar -2,96 persen, diikuti investasi -2,73 persen, konsumsi pemerintah -0,53 persen, konsumsi LNPRT -0,10 persen, dan lainnya -1 persen.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Pertumbuhan Ekonomi RI Minus 5,32 Persen, Terendah Sejak 1999