"Beda dibandingkan tsunami di selatan Jawa yang hanya dalam hitungan menit sudah sampai, "papar Rahmat.
Gempa megathrust dan ancaman tsunami 20 meter ini, lanjut Rahmat, juga baru prediksi menggunakan data-data yang akurat, dan catatan sejarah masa lampau.
Memang, kata Rahmat, gempa dan gelombang tsunami tidak bisa diprediksi kapan datangnya.
"Justru yang di Palu kita belum pernah prediksi malah terjadi," cetusnya.
Baca Juga: Gempa Dini Hari Buat Warga Panik, BMKG Jelaskan Penyebab dan Tegaskan Tidak Ada Potensi Tsunami
Rahmat juga mengapresiasi hasil prediksi dan penelitian dari para ilmuwan ITB tersebut.
Ia berharap nantinya hasil penelitian tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan sistem early warning dalam hal kebencanaan.
BMKG sudah menyiapkan sistem peringatan dini atau early warning system terkait adanya prediksi ancaman gempa bumi megathrust dan tsunami setinggi 20 meter di selatan Jawa.
"Sudah kita siapkan sistem."