3. Waspadai norovirus sebagai penyebab keracunan makanan
Kendati bukan virus baru dan bisa ditemui di banyak negara, Ari menegaskan tetap perlu mewaspadai kemungkinan kasus keracunan makanan akibat kontaminasi norovirus.
"Sehingga, jika terjadi KLB, sisa makanan yang dicurigai atau muntahan dan feses pasien yang menerima keracunan makanan tersebut harus dicek apakah norovirus sebagai penyebabnya," tegasnya.
4. Gejala klinis
Secara umum gejala yang timbul ketika seseorang mengalami keracunan makanan antara lain demam, nyeri perut, diare, mual dan muntah. Gejala klinis ini juga muncul pada KLB Norovirus yang terjadi di Tiongkok, tepatnya di Provinsi Shanxi.
Gejala klinis yang muncul akibat norovirus bisa terjadi dalam 24 jam setelah mengonsumsi makanan yang tercemar.
"Hal yang memang perlu diperhatikan adalah ketika jumlah KLB yang dilaporkan terus meningkat," tuturnya.
Baca Juga: Sempat Diprotes Terlalu Mahal, Harga Obat Virus Corona Turun 50 Persen
5. Penanganan
Sampai saat ini, kata Ari, prinsip penanganan infeksi Norovirus adalah dengan memberikan obat-obatan untuk menghilangkan gejala sakit dan mencegah terjadinya dehidrasi, akibat muntah dan diare.
Pasien yang terinfeksi Norovirus, juga harus mengganti makanan dengan yang lebih lunak, seperti bubur dan menghindari makan pedas dan berlemak.
6. Upaya pencegahan
Ari menyebutkan ada cara yang bisa kita lakukan untuk mencegah terjadinya KLB akibat virus norovirus, yaitu memastikan kualitas makanan terjaga baik yang disediakan oleh restoran, kantin atau di rumah tangga.
Selain itu, masyarakat juga diingatkan untuk harus selalu rajin mencuci tangan pakai sabun.
Baca Juga: Segera Cek! Pemerintah Masih akan Memberi 5 Bantuan Ini kepada Masyakarat di Oktober 2020
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul 6 Fakta Norovirus, Ada di Indonesia hingga Menular Melalui Makanan