NOVA.id - Ada sebuah kisah menarik dari sepasang suami istri, begini ceritanya.
Tiga minggu yang lalu, Agus meminjam uang dari Anna yang tak lain adalah istrinya. Tanpa bertanya, Anna meminjamkannya.
Waktu pun berlalu, dan saat ini Anna hendak meminta kembali uangnya, tapi yang terjadi adalah percakapan seperti ini.
Baca Juga: Waspadai Manipulasi Gaslighting agar Tak Perlu Minta Maaf Saat Tidak Bersalah
Anna: Sayang, aku lagi perlu uang, nih. Boleh enggak tolong balikin uangku yang waktu itu kamu pinjam?
Agus: Uang yang mana? Kemarin, kan, aku udah kasih kamu uang belanja. Kamu ini perhitungan banget, deh! (nada marah)
Anna: Bukan begitu, aku lagi perlu, nih. Aku inget kok, aku kasih kamu uang cash.
Agus: Kamu kalau lagi perlu, bilang aja, nanti aku pinjemin, kok. Kamu kan emang suka boros, uangnya kamu pake sendiri, kali. Udah deh, jangan terlalu hitung-hitungan.
Anna: (bingung) Oh, gitu, ya? Maaf, deh sayang.
Baca Juga: 4 Ciri Orang yang Gemar Memanipulasi Orang Lain Secara Psikis
Situasi itu bisa saja terjadi berulang-ulang dan dalam berbagai hal, tak cuma urusan uang.
Agus mengkonfrontasi Anna dan merundungnya dengan pernyataan-pernyataan yang menghakimi.
Padahal kenyataannya Agus yang tak mau mengakui kesalahannya.
Baca Juga: 10 Tanda Pasangan Berperilaku Kasar Terhadap Fisik dan Emosi, Segera Tinggalkan!
Inilah salah satu contoh gaslighting atau perilaku manipulatif yang terlihat biasa namun ternyata bahaya.
Nah sekarang mari kita bertanya pada diri sendiri: pernah enggak, sih, kita melakukan hal tersebut atau setidaknya mengarah ke hal tersebut kepada pasangan kita?
Jika pernah, mungkin kita perlu introspeksi diri dan mulai mengambil langkahlangkah tertentu agar tidak makin buruk.
Tapi sebelumnya, mari kita kenali kenali dulu ciri-ciri pelaku gaslighting atau disebut juga gaslighter.
Baca Juga: Jarang Disadari, Mari Kenali Ciri-Ciri Toxic Relationship dan Cara Menghadapinya
Tiga Tanda Pelaku Gaslighting
Mengingat gaslighting adalah bagian dari masalah psikologis yang lebih besar, seperti antisosial dan narcissistic personality disorder, ada tiga tanda yang biasanya terlihat dari pelaku gaslighting.
Apa saja?
Baca Juga: Jarang Disadari, Mari Kenali Ciri-Ciri Toxic Relationship dan Cara Menghadapinya
Pertama, pelaku gaslighting biasanya adalah pribadi yang menarik dan charming di awal hubungan dan kelebihan ini bisa jadi senjata untuknya melakukan trik manipulatif.
Kedua, pelaku biasanya mudah marah jika mengalami penolakan.
Rasa marah pelaku justru bisa berbalik menyerang korban dan membuat korban merasa bersalah.
Baca Juga: 5 Alasan yang Membuat Perempuan Tak Meninggalkan Kekasihnya Meski Mendapat Kekerasan
Ketiga, pelaku biasanya sengaja membuat pasangan merasa bersalah.
Gaslighter adalah pembohong, penipu, bahkan perundung.
Tapi biasanya ia menuduh korbannya yang bertindak seperti itu, hal ini dilakukan agar ia punya kontrol atas orang lain atau pasangannya.
Baca Juga: Tampak Sepele Padahal 5 Sikap Ini Jadi Tanda Pasangan Melakukan Kekerasan, Lo!
Semua Orang Bisa Jadi Pelaku Gaslighting?
Menurut Pingkan Cynthia Belinda Rumondor, S.Psi, M.Psi., Psikolog Klinis, tidak semua orang berpeluang menjadi pelaku gaslighting.
Tapi ada kecenderungan tertentu untuk seseorang menjadi gaslighter bagi pasangannya.
Ini tiga kecenderungan di antaranya.
Baca Juga: Kenali 10 Tanda Kekerasan Psikologis dalam Hubungan
Pertama, orang dengan gangguan kepribadian perilaku ini biasa dilakukan oleh seseorang dengan gangguan kepribadian, misalnya seperti gangguan kepribadian antisosial.
Orang dengan gangguan ini tidak memiliki rasa penyesalan (remorse) ketika perilakunya merugikan orang lain.
“Orang dengan gangguan kepribadian seperti narcissistic personality disoder juga punya dorongan yang kuat untuk memanipulasi dan mengendalikan orang lain, supaya ia terlihat superior,” ujar Pingkan.
Baca Juga: Waspada! 6 Kesalahan saat Berhubungan Intim Ini Bisa Menghambat Kehamilan
Kedua, orang yang kurang percaya diri perilaku gaslighting juga bisa terjadi pada seseorang yang berusaha memanipulasi pasangannya, untuk mendapatkan tujuan tertentu.
Misalnya, mengatasi rendahnya kepercayaan diri, hal ini diwujudkan dengan membuat orang lain lebih inferior dan jadi tergantung padanya.
Ketiga, orang yang pernah menjadi korban gaslighting di masa kecil biasanya, pelaku gaslighting memiliki pengalaman hidup yang membuatnya “belajar” bahwa gaslighting wajar dilakukan.
Misalnya, pelaku pernah punya pengalaman menjadi korban gaslighting dari orangtuanya.
Baca Juga: Ada Bekas Gigitan Cinta dari Pasangan Setelah Lakukan Hubungan Intim? Begini Cara Menghilangkannya
Apakah Perilaku Gaslighting Bisa Dihilangkan?
“Sebenarnya perilaku gaslighting ini bisa dihilangkan jika pelaku menyadarinya dan mau mencari bantuan. Namun, hal ini juga bergantung pada tipe gaslighter. Ada dua tipe pelaku, pertama pelaku yang menyadari dirinya melakukan gaslighting dan ingin berubah (ego dystonic). Kedua pelaku yang menyadari dan tidak ingin berubah (ego syntonic),” jelas Pingkan.
Untuk pelaku yang ego dystonic, bisa dibantu dengan menyadari dari mana belajar perilaku gaslighting tersebut.
Memproses memori traumatik terkait perilaku gaslighting, serta belajar cara baru dalam mengenali emosi, mengelola emosi, serta mengungkapkan emosi.
Baca Juga: Sebelum Menikah, Ternyata Penting Membahas Masalah Seks dengan Pacar, Ini Kata Ahli
Sedangkan untuk pelaku ego syntonic, agak sulit untuk diubah, perlu menangani penyebab utama dari perilaku tersebut.
Misalnya, gaslighting karena mengalami gangguan kepribadian.
Tentu caranya dengan menjalani psikoterapi.
“Penting diingat bahwa pasangan tidak akan bisa mengubah si gaslighter. Pasangan bisa mengajak diskusi untuk memahami dari mana asalnya perilaku gaslighting dan mendukung mencarikan bantuan professional. Akan tetapi, bukanlah tanggung jawab pasangan untuk mengubah seorang gaslighter,” tukas Pingkan.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)