Kecepatan dan ketepatan dokter spesialis jantung dalam mendiagnosis diseksi aorta, menentukan keselamatan pasien.
Faktor penyebab diseksi aorta antara lain, riwayat keluarga, hipertensi, naiknya tekanan darah secara mendadak, riwayat aneurisme aorta, artherosklerosis ataupun kelainan genetic (sindroma Marfan)
Berdasar kondisinya, ada dua jenis aorta yang robek: tipe A dan tipe B. Yang paling berbahaya dan mematikan adalah tipe A.
Sebab, bagian aorta yang robek ada pada pangkalnya yang menempel ke serambi jantung atau yang disebut dengan aorta asendens.
Penanganannya juga harus melaluioperasi.
Beda dengan tipe B, yang umumnya bisa diatasi dengan obat atau dengan intervensiendovaskular.
Pada tipe yang lebih complicated mgkn memerlukan kombinasi berupa bedah dan endovascular yang dapat dilakukan di OK/Cathlab Hybrid yang tersedia di Heartology Cardiology Vascular.
Baca Juga: Mengenal Sosok Sri Rezeki Hadinegoro, Pejuang Vaksin di Tengah Pandemi Covid-19