Pernah Terjadi Sebelumnya, Ini Bedanya Resesi Ekonomi 1998 dan 2020

By Presi, Minggu, 15 November 2020 | 10:02 WIB
(ilustrasi) Pernah Terjadi Sebelumnya, Ini Bedanya Resesi Ekonomi 1998 dan 2020 (pixabay.com)

NOVA.id - Saat ini, Indonesia sudah mengalami resesi ekonomi.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), Produk Domestik Bruto (PDB) RI pada kuartal III-2020 minus 3,49 persen (year on year/yoy).

Pada kuartal sebelumnya Indonesia juga mencatatkan angka minus.

Baca Juga: Sebelum Menyesal, Ini 5 Cara Pintar Atur Uang untuk Hadapi Resesi

Karena resesi adalah ketika pertumbuhan ekonomi dilaporkan minus dua kuartal berturut-turut atau lebih,  Indonesia kini resmi mengalami resesi setelah pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2020 juga mencatat pertumbuhan -5,32 persen.

Indonesia sendiri punya pengalaman mengalami resesi ekonomi pada tahun 1998.

Dilansir dari Harian Kompas, 21 Desember 1998, krisis ekonomi 1998 dimulai sejak setahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi Indonesia minus selama 6 bulan di tahun 1997, dan berikutnya masih minus di sembilan bulan pertama tahun 1998.

Baca Juga: Pintar Atur Uang Saat Resesi, Ini 5 Instrumen Investasi yang Bisa Kita Coba

Menurut Ekonom Universitas Indonesia (UI), Fithra Faisal Hastiadi penyebab resesi saat ini berbeda dengan resesi tahun 1988.

Fithra mengatakan, resesi ekonomi pada 1998 terjadi karena kesalahan dari dalam negeri.

"Kalau dilihat dari sisi kedalaman, itu (resesi 1998) terjadi karena kesalahan kita," ujar Fithra dalam webinar Indonesia Economic Outlook 2021, Sabtu (14/11) siang.

Sementara itu, resesi kali ini terjadi karena hal yang di luar dugaan, yaitu pademi covid-19.

Baca Juga: Atur Keuangan Keluarga Selama Pandemi, Ini Cara yang Dilakukan Kunto Aji

"Di tahun 2020 ini, kita sebenarnya sudah sangat bagus. Di sisi pondasi ekonomi, bagaimana periode 1 Jokowi-JK membangun infrastruktur, itu sudah mulai kelihatan."

"Tetapi saat ini ada covid. Satu hal yang tidak kita perhitungkan," sambungnya.

Agar kejadian ini tak terulang lagi, Fithra mengatakan penting untuk melakukan perencanaan jangka panjang.

Baca Juga: Indonesia Resmi Alami Resesi, Ini 4 Cara Pintar Atur Uang yang Bisa Dilakukan

 

 

Menyadari hal itu, Fithra mengatakan, Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI) melakukan riset dengan membuat skenario planning untuk tahun 2045.

Dalam skenario itu, Fithra mengatakan, hal-hal tak terduga, seperti virus atau bencana alam akan dimasukan sebagai varibel yang akan diteliti.

"Dalam skenario planning itu, kita akan memasukan semua variable yg mungkin akan terjadi. Ada variabel virus, gempa bumi, dan segala macam. Kita masukkan semua kemungkinan itu," jelasnya.

Baca Juga: Capai 402 Miliar Dollar AS, Indonesia Masuk Daftar 10 Negara dengan Utang Luar Negeri Terbanyak

Langkah itu dilakukan demi meramalkan hal yang mungkin akan terjadi di masa depan.

"Baiknya kita perhatikan juga untuk bisa meramalkan ke depannya," pungkasnya.

Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.

Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)